"Mayra aku gak nyangka ternyata kamu ini gercep banget, Kamu kenapa secepat ini tau targetmu? ternyata kamu lebih agresif dari Nayra" Ucap Sella sambil menggeleng kepalanya.
"Gak kok kak, Tadi itu aku memang ketakutan makanya refleks peluk si manusia es, Semalam aku uda lihat fotonya di diary kak Nayra" Jawab mayra sambil menggaruk kepalanya yg tidak gatal.
"Oh pantes saja, Masalahnya gimana bisa kamu masuk lift yang dikhususkan untuk CEO dan tamu penting" Tanya Sella.
"Oh itu sebenarnya aku uda dua kali naik lift khusus itu, Aku tadi itu takut telat kak makanya masuk aja ke lift itu, Ternyata ada si Vano di dalam udalah pake acara lift rusak lagi" Jawab Mayra
"Yasudah lain kali kamu jangan pake lift itu, Kalo tidak kamu bisa dipecat kalo tidak mengikuti peraturan yang ada, Ingat May ini bukan kantor papamu" Ucap Sella sambil tertawa.
"Iya kak sorry sorry, Mana berkas yang mau aku tanda tangani?"
"Sebentar kamu duduk dulu, Biar aku ambilkan"
Di kantor Vano yang sedang sibuk membolak balikkan berkas yang akan ditandatanganinya.
Tiba tiba.
" Van, lo tau gak si Nayra? " Tanya Anton.
"Kenapa lagi itu manusia? "Jawab Vano datar.
" Tadi aku ketemu sama ibuu Mega manager keuangan, Katanya Nayra sudah resaign"
"Ahh! Tapi bagus lah jadi aku bisa bebas dari pengusik, Akhirnya sadar juga dia"
"Ayo la Men jangan gitu, Kalo gue jadi loe uda gue embat si Nayra, Uda cantik, Pinter, Kaya kurang apa sih dia di mata loe uda enam tahun dia ngejar loe perhatian sama loe dia sampe rela jadi staff loe padahal bokap nya kan pemilik Wijaya group, Keren banget si Nayra"
"Menurut gue dia malah bodoh, Terlalu ambisius malah jatuhnya maniak, Udalah gak usah bahas dia" Jawab Vano.
"Tapi gue heran selama enam tahun dia gak pernah nyerah kenapa tiba tiba dia resaign, Jangan bilang loe ngelakuin sesuatu atau loe ancam dia"
" Loe gilak, Gue gak sebodoh itu, Gue cuma ngelakuin yang seharusnya Gue lakuin, Tapi bagus la dia uda sadar dan jauhin hidup gue"
Mereka pun kembali bekerja, Anton pun terdiam dan tidak melanjutkan pembicaraannya memang percuma membahas Nayra kepada Vano, Padahal kalau Vano tahu apa yang terjadi kepada Nayra, apa dia akan tetap berpikir seperti itu.
Di ruangan Sella.
"Makasi ya kak, Berkat bantuan kakak aku bisa masuk kantor ini, Kami sekeluarga berhutang budi sama kakak" Ucap mayra sambil memegang tangan Sella.
"Gak kok May, Yauda nanti aku akan mengantar kamu keruangan bu Mega dia yang akan menjelaskan jobdesk mu disini dan dimana ruangan kamu, Setelah itu kamu boleh pulang"
"Baik kak, Aku juga mau kerumah sakit melihat perkembangan kak Nay"
"Iya nanti kabarin aku ya gimana keadaan Nayra bilang kalau dia sudah bisa di besuk"
Mayra pun segera membereskan masalah nya dikantor, Sudah pukul dua siang setelah itu dia bergegas kerumah sakit, Sesampainya diruma sakit dia melihat mama nya yang begitu kelelahan berbaring sambil duduk di samping nayra, sedangkan Nayra tubuhnya dipenuhi alat medis seperti ventilator serta suara dari monitor ICU yang terus berbunyi.
Dia tidak menyangka melihat pemandangan seperti ini, Hati nya sesak air matanya sudah berada di pelupuk matanya tapi dia hapus dan berusaha tegar dengan cobaan ini.
"Ma" Panggil Mayra sambil memegang pundak sang mama.
"Sayang kamu uda datang, Kok pakaian kamu seperti ini? " Tanya Ibu Sekar.
"Gapapa Ma, Nanti Mayra jelasin ya, Tadi Papa telpon dan bilang kalo kak Nayra uda melewati masa kritisnya, Papa nyuruh Mayra untuk bujuk mama supaya pulang, Mama pasti lelah kan"
"Gak sayang, Mama mau disini menemani kakakmu"
"Ma please dengerin Mayra kali ini aja, Setidaknya malam ini mama tidur di tempat nyaman biar Mayra yang jaga kak Nay, Besok pagi mama baru kembali. Tadi aku juga uda suruh Bi Farida bawakan pakaianku untuk nginap malam ini"
"Yauda Mama pulang ya, Jaga kakakmu"
Mayra pun mengantar sang mama keparkiran sekalian mengambil pakaian yg sudah dititip kepada pak Toyo, Setelah itu dia langsung bergegas mandi di toilet yang ada dikamar Nayra, Dia menggunakan dress berlengan pendek diatas lutut berwarna cream, Dia sisir rambut nya hingga tergerai dan di poleskannya moisturizer diwajahnya yang sudah lelah dengan make up sepanjang hari.
Setelah itu dia duduk disamping Nayra sambil memegang tangan nya.
"Kak andai saja Mayra ada disini untuk mendengarkan curhatan kakak setiap hari pasti Mayra bisa menghibur kakak dan hal ini pasti tidak akan terjadi " Mayra mengusap usap tangan Nayra hingga dia pun tertidur.
Tak terasa sudah pukul delapan malam Mayra yang ketiduran terbangun melihat seorang suster yang sedang menyuntikkan sesuatu ke selang infus Nayra.
"Sus, Sudah jam berapa ya?" Tanya Mayra.
" Jam delapan mbak"
Mayra pun yang mulai merasa lapar ingin keluar mencari makanan.
Tiba tiba suara handphone nya berdering.
"Halo kak Sella? "
"Iya may, Kamu dimana? Minum yuk aku bosen dikost"
"Iya kak aku baru aja mau keluar, Aku lagi diruma sakit jaga kak Nayra besok kakak uda bisa besuk dia, Kak Nay uda melewati masa kritis"
" Oh iya syukur la May, Lega banget aku dengernya"
"Mau minum dimana kak?"
" Exo club ya"
"Ok kak, Aku otw ya"
Mayra pun mencoba untuk melupakan beban yang ada dipikirannya, Mungkin dengan minum setres dan sedihnya akan terlupakan walaupun sebentar.
Mayra pun memesan taksi tak lupa dia memoleskan sedikit lipstik di bibirnya.
***
Vano yang sedang bersama papa nya di meja makan.
Vano, Kamu itu kapan kenalin pacar sama Papa?" Tanya hartono.
" Gak ada Pa"
"Ayo la Van kamu itu sudah dua puluh lima tahun sebentar lagi dua puluh enam tahun, Usia itu Papa sudah memiliki kamu di gendongan Papa, Papa butuh teman di rumah ini berikan papa cucu"
" Gak ada Pa, Vano gak berniat untuk menikah"
"Kamu ini jangan sembarangan bicara"
"Sudah la Pa, Percuma menikah kalo akhirnya menderita, Apalagi kalau Vano harus menderita dengan anak Vano"
"Vano, Jangan begitu tidak semua kehidupan sama, Cukup papa saja yang merasakan itu kamu pasti bahagia nak"
Vano pun beranjak dari tempat duduk dan meninggalkan papanya. Vano yg sedang berjalan menaiki tangga mendapat telpon dari Anton.
"Men, Keluar yok minum gue uda otw nih ke exo"
"Gue mau tidur!"
" Come on Men, Ini masih pagi loe uda mau tidur aja"
"Ok ok gue otw! "
Vano pun mengganti pakaiannya, Dia hanya memakai hoodie berwarna hitam dan jeans berwarna biru dengan sepatu kets merk converse, Meskipun penampilan nya seperti itu dirinya tidak kalah tampan seperti biasanya.
Vano mengendarai mobil BMW miliknya menuju exo club.
Sella yg sudah sampai duluan di club melambaikan tangannya pada Mayra yang sedang mencari cari, Mayra pun menemukan keberadaan Sella.
"Hai kak, Uda lama nunggu aku?"
" Gak kok May, Aku juga baru nyampe kok"
Mereka pun memesan beberapa makanan dan juga minuman, Mayra dan Sella menikmati musik sambil bercerita beberapa hal tentang keduanya.
Anton yg sudah sampai duluan di club melihat ada Sella, Dia pun mendekati dan menyapa nya.
"Hei sel, Sel telur " Anton tertawa sambil duduk di meja mereka.
Sella yang kaget langsung memukul Anton.
"Dasar lu antono bikin kaget gue aja loe"
"Nayra mana?" Tanya anton.
Sella yang gugup langsung menjawab dengan cepat.
" Nayra lagi diluar negeri,Liburan katanya"
"Oh begitu rupanya, Pantes dia resaign enak banget emang jadi orang kaya, Gue kira dia lagi depresi karna ditolak Vano terus"
"Uusstt loe itu kalo ngomong jangan ngasal"
Mayra yang mendengar ucapan Anton hanya meremas dress nya saja, Dia berusaha tenang.
"Eh adik manis, Kamu disini juga"
Anton baru menyadari ada Mayra juga disitu.
"Kalian kenal ya?" Tanya Anton.
.
"Iya ini Mayra adik sepupu gue" Jawab Sella.
"Oh sekarang gue ngerti pantes aja Mayra ini bisa masuk kantor rupanya elu toh si ratu nepotisme" Anton tertawa.
"Uda deh bising banget loe bagus gue dengerin musik"
Tiba tiba Anton melambai lambaikan tangannya ternyata Vano juga sudah sampai.
Vano menuju meja mereka.
Mayra pun kaget dan tidak menyangka melihat penampilan Vano, Sangat trendy dan benar benar tampan terlihat lebih muda dan juga cute, Beberapa kali bertemu dia selalu melihat Vano berpenampilan casual, Tapi segera dia membuang wajahnya agar tidak terlihat oleh Vano.
"Ada loe juga Sel"
"Iya pak Vano" Sella menjawab dengan formal.
"Ayolah kita tidak dikantor, Lagipula kita ini teman kuliah santai aja"
Sebenarnya Vano, Anton, Sella dan Nayra adalah teman satu kampus, Hanya saja mereka beda fakultas.
Vano, Anton dan Nayra berada di Fakultas bisnis manajemen sedangkan Sella berada di Fakultas Psikologi itu sebabnya Sella menjadi HRD.
Vano yang tidak sengaja melihat Mayra kaget dan terpukau, Melihat Mayra dengan rambut yg terurai dengan pakaian yg feminim membuatnya terpukau dalam sekejap.
Meskipun begitu Vano juga tetap berusaha tenang dia pun duduk dengan santai nya.