Kejebak di lift

1184 Kata
Mayra yang sedang makan sendiri termenung di meja makan yang begitu besar, Dia tidak menyangka kepulangannya harus menghadapi masalah sebesar ini, Kakak nya yang koma, Perusahaan papa nya yang bermasalah, Dan sekarang dia sendirian hanya ditemani suara dentingan sendok makannya sendiri. Tiba tiba terdengar suara handphone nya berdering. "Halo kak Sella? "Jawab mayra "Iya May, Aku mau kasih tahu kalo kamu besok harus datang ke kantor untuk mengisi semua surat perjanjian magang kerja, Kita harus cepat kalau tidak pasti akan ada yg segera masuk menggantikan Nayra, Aku juga sudah mengurus semua surat resaign Nayra" "Ok ok kak, Aku pasti besok datang, Makasi banyak kak kami sekeluarga tidak akan melupakan kebaikan kak Sella" "Iya May, Nayra sudah seperti saudara untukku dia sudah banyak membantuku sejak kami kuliah, Ini bukan apa apa, Hanya saja kamu harus ingat pesanku jangan terlalu bermain main dengan Vano, Aku tahu keluarga kalian bukan keluarga sembarangan, Tetapi Vano juga bukan orang biasa kuasa nya cukup besar" "Baik kak, Terima kasih nasihat kakak. " Ucap Mayra. "Baiklah, Besok pakai pakaian yang formal ya jangan bar-bar " Suara tawa sSella membuat mayra menjauhkan telinganya dari handphone. "Hmm iya iya kak, Bye" Mereka mengakhiri pembicaraan nya, Mayra pun sudah menyelesaikan makannya, Dia segera naik ke atas untuk tidur, Sebelumnya dia sudah mengirim pesan kepada mamanya agar tetap istirahat walaupun diruma sakit menjaga Nayra. Sinar mentari menelisik ke wajah cantik Mayra, Dia pun yang terganggu langsung bangun dan melihat kearah jam, Dia yang baru teringat harus kekantor jam sembilan segera beranjak ke kamar mandi, Dia langsung mencari pakaian formal, Syukurnya dia dan Nayra memiliki banyak koleksi pakaian, Maklum anak orang kaya. Mayra memperhatikan penampilannya dikaca dan berdadan sekuat tenaga agar tampil cantik karena targetnya adalah seorang CEO, Dia memakai kemeja sifon warna sage green dan rok span hitam ketat dibawa lutut, Dia mengikat seluruh rambut nya keatas namun tetap terurai dengan make up yang sangat elegan. Mayra sangat cantik sekali. "Aku sudah seperti Sekretaris Kim kan? " Sambil senyum senyum sendiri didepan kaca, Dia bahkan lupa jam sudah menunjunkan pukul setengah sembilan, Sedangkan perjalanan membutuhkan tiga puluh menit, adia langsung lekas turun dan menjerit jerit memanggil pak Toyo. "Pak Toyo pak Toyo" Jerit Mayra. "Iya non Mayra, Loh non Mayra mau kemana kok pake baju begitu, Non Mayra bukannya mau ke rumah sakit " Ucap pak Toyo. "Gak pak, .ayra mau kerja antar Mayra ke kantor" jawab Mayra. "Kantor bapak yg di Jalan sugeng atau yang di cabang non? " Tanya pak Toyo. "Bukan pak, Kita kekantor kak Nayra, Saya akan menggantikan kak Nayra di kantornya" jawab Mayra. "Apa non? Bapak gak salah dengar? " "Sudah pak jangan banyak tanya, Ayok buru uda telat nih agak balap ya" "Baik non" Diperjalanan pak toyo berusaha untuk fokus karena harus membawa mobil dalam kecepatan tinggi. "Aku pasti telat nih, Baru pertama kerja uda kesan buruk dimata kak Sella" Batin Mayra. Tepat pukul delapan lewat lima puluh akhirnya Mayra sampai dikantor, Tanpa basa basi dia langsung keluar dari mobil dan berlari ke arah lift, Sayang nya semua lift sedang beroperasi hanya lift khusus dengan seorang pria didalam nya yang tidak lain adalah CEO perusahaan tersebut, Arvano Salim. Mayra masuk saja tanpa berpikir panjang. "Kamu! Ucap Vano yang kaget. Mayra yang kaget tidak menyangka secepat ini bertemu targetnya. Tangannya yang tremor mengingat perbuatan Vano pada kakaknya dia hanya meremas roknya berusaha menyembunyikan emosinya. "Aku harus tenang" Batin mayra. "Maaf Pak saya terburu buru mohon ijinkan saya naik lift ini" Lift yang langsung tertutup dan mulai berjalan. "Kamu ini sopan sedikit dong, Sudah jelas ada tulisan ini lift khusus atasan, Main serobot saja, Kalo takut telat harusnya kamu itu bangun lebih pagi, Jangan kelamaan berdandan menor seperti itu" Jawab vano dengan jutek dan wajah datar sedikit melirik penampilan mayra yang sangat berbeda saat pertama kali mereka bertemu. Belum sempat menjawab tiba tiba lift berhenti yang menyebabkan guncangan yang cukup keras tetapi Vano dengan sigap memegang pundak Mayra yang hampir jatuh. "Kamu tidak apa apa kan? " Ucap Vano yang panik. "Iya, Tidak apa apa pak" Ucap Mayra, Dia berusaha untuk bersikap formal. "Sepertinya lift mengalami gangguan" Vano langsung menekan tombol darurat pada lift dan berbicara pada petugas keamanan agar segera memperbaiki lift karena dia terjebak dengan seorang wanita, Petugas pun segera memperbaiki, Namun sudah hampir lima belas menit lift belum juga kembali normal, Hawa panas mulai menyelimuti mereka berdua, Vano yang kepanasan membuka jas nya lalu membuka dua kancing kemeja putihnya dan menggulung lengan kemeja nya hingga siku, Mayra yang canggung melihatnya berusaha tenang. "Ternyata dia benar benar tampan" Batin mayra. Namun meskipun canggung Mayra dan Vano berdiri bersebrangan tanpa berbicara apapun. Tiba tiba lampu lift mati dan membuat mayra pun menjerit ketakutan dan berlari menuju Vano lalu memeluknya sekuat tenaga, Vano yang kaget merasakan d**a sintal milik mayra bahkan dia merasakan kulit mulus wajah mayra yang bersembunyi di curuk leher milik Vano. Namun entah kenapa dia tidak mendorong mayra, Tidak seperti biasanya ketika dia mendapatkan sentuhan wanita lain, Dia seperti merasakan sengatan karena rasa trauma nya dimasa lalu yg membuatnya membenci untuk dekat dekat dengan seorang wanita, Entah kenapa Vano tidak merasakan apapun, Rasa benci ketika dekat dengan Mayra dia hanya merasakan rasa untuk melindungi, Walaupun begitu dia tetap merasakan ada yang aneh dengan jantungnya. "Aku takut,Aku takut, Tolong jangan gelap seperti ini" Ucap Mayra. Ternyata mayra sangat phobia dengan kegelapan. "Tenang, Mungkin lift dalam perbaikan jadi mereka mematikan listriknya" Jawab Vano yang masi terbata bata karena gugup nya. Sedangkan Mayra dia bahkan tidak sadar berada dalam pelukan Vano dia hanya menutup matanya dan mengeratkan pelukannya pada Vano. Namun tiba tiba listrik menyala dan pintu lift langsung terbuka, Ternyata disana sudah ramai sekali orang yang menunggu karena mereka mendapatkan kabar bahwa CEO mereka Arvano Salim terjebak dalam lift, Namun ketika pintu lift terbuka mereka menyaksikan sesuatu yang tidak pernah mereka lihat, Mulut mereka semua menganga melihat Vano berpelukan dengan seorang wanita. Terutama Anton dan Sella yang berdiri paling depan bukan main kagetnya mereka melihat peristiwa itu. Sedangkan Vano yang gugup berusaha melepaskan pelukan nya dari Mayra. "Hei lepaskan! Buka matamu! Pintu lift sudah terbuka" Bentak Vano yang sudah sangat malu pada semua orang. Mayra pun membuka matanya dan kaget melihat semua orang yang menonton mereka seperti sedang menonton pertunjukan sirkus. Mata melotot dan mulut menganga. "Mayra! " Ucap Sella. "Kak Sella" Jawab Mayra. Mayra yang tidak kalah malunya dengan Vano pun berlari menuju Sella, Sedangkan Vano berpura pura kembali tenang dan mengambil jas nya yang berada di lantai lalu kembali menekan tombol lift untuk naik ke lantai lima puluh dimana ruangannya berada, Sedang kan Anton yg refleks langsung masuk mengikuti Vano kedalam lift. "Kembali bekerja! " Bentaknya. Hanya itu kalimat yang keluar dari mulut Vano sebelum lift tertutup. Didalam lift. Vano masi merasakan jantungnya berdegup kencang namun berusaha tenang, "Jadi nama wanita itu Mayra, Kenapa namanya sangat mirip dengan nama Nayra" Batinnya. "Ternyata Tuhan punya maksud lain ya Van kenapa hari ini gue gak bareng loe ke atas tadi" Ucap Anton dengan nada mengejek. "Maksud loe apa! Sudah la jangan berfikir aneh aneh gue tadi cuma nolongin dia" Jawab Vano. Sedangkan Anton hanya diam dan tertawa sambil menutup mulutnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN