218. Melepasmu

1146 Kata

Napas yang terengah-engah, peluh yang bercucuran, rambut yang agak berantakan. “Ah, udah dulu, Rud. Aku nggak kuat lagi.” Meisya menarik jaket yang digunakan suaminya. Pria yang kini rahangnya bersih dari bulu itu pun menghentikan langkahnya. Mereka menghindari polisi dan beruntungnya, Rudi telah pergi sebelum para petugas itu berhasil sampai di ruangan utama. “Cari minum?” tawar Rudi pada Meisya. “Ah, nanti aja di rumah. Kamu tadi ke sini pakai apa?” tanya Meisya pada suaminya. Rudi melirik ke kiri dan kanan. Ia meninggalkan mobilnya di depan beserta seorang anggota Naga Angin yang menjadi sopir. Namun tadi keluar dari rumah tersebut melalui pintu belakang yang beruntungnya ada sebuah jalan yang bisa menyambung ke arah parkiran sebuah mall. Mereka berdua pun berhasil keluar dari ru

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN