“Aw!” Rudi berteriak ketika merasakan dahinya berdenyut dan kemudian memerah. “Sakit tau!” Dia meringis sambil mengusap bagian tersebut. Sementara itu Meisya dengan tatapan tak berdosa malah meniup-niup ujung telunjuknya. “Apa? Sakit? Mau lagi?” tanya wanita itu pada pria bertubuh kekar di depannya. “Nggak, Nyonya. Nggak! Nggak!” “Sembarangan ngomong! Kamu pikir hamil tanpa bapak itu enak apa?” Meisya melipat tangan sambil melempar tatapan sinis pada suaminya. Wanita itu kesal pasca Rudi menawarkan sebuah perpisahan padanya. “Nggak, Sayang. Aku bakalan tetap jadi bapaknya.” Sementara Meisya masih mengerucutkan bibirnya dan merasa kesal. Dia memang merasa takut jika hidup dalam bahaya karena musuh yang mengincar Rudi. Tapi lebih menakutkan lagi jika Rudi pergi dari hidupnya lalu mera
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari