Yara segera keluar dan membuka pintu apartemennya. Mulutnya menganga melihat bila lelaki itu memang sudah ada di depan apartemennya. “Masuk,” titahnya kemudian. Yara menoleh ke kanan dan ke kiri sekitarnya lalu menutup pintu itu menghampiri Reiner yang tengah berdiri di ruang tengah. “Kok gelap?” tanya Reiner kemudian. “Belum dinyalakan. Aku baru bangun dan langsung lari keluar waktu kamu bilang ada di depan,” ucapnya lalu segera mencari saklar lampu. Prang! “Aww!” Yara menyenggol gelas di atas meja dan pecahan itu mengenai kakinya. Reiner lantas mencari saklar lampu di sana dan menyalakannya. “Astaga, Yara.” Ia segera menggendong tubuh perempuan itu membawanya ke atas sofa. “Sorry, yaa. Malah jadi luka gini.” “Nggak apa-apa. Cuma luka sedikit.” “Robek, Yara. Ada P3K?” Yara menga