Shelo mencoba menahan sesak didadanya. Ia merasa sangat lelah dengan apa yang terjadi hidupnya. Ia duduk termenung di taman. Beberapa orang yang melewatinya mengambil foto Shelo yang tampak meyedihkan. Shelo menghela napasnya saat menyadari jika fotonya diambil oleh beberpa orang. Ia tersenyum saat seorang perempuan remaja meminta untuk berfoto dengannya.
"Saya boleh foto sama mbak?" tanya remaja perempuan itu penuh harap.
"Boleh" ucap Shelo terseyum manis. Remaja itu menyerahkan ponselnya kepada temannya dan mengambil foto Shelo dan dirinya. Setelah remaja itu pergi, shelo merasakan perutnya lapar. Ia meremas perutnya karena merasakan perih.
Hidupku kenapa seperti ini, jika saja tidak ada Mbak Anita dan Kak Revan mungkin aku sudah mati. Ingin rasanya bergandengan dengan seseorang yang menyayangiku, lalu memiliki anak-anak yang lucu.
Aku telah jauh dari Tuhan, mungkin karena aku telah jauh darinya aku harus ikhlas menerima cobaan ini. Selama ini aku menjadi orang yang tidak memiliki iman hingga terjerumus ke lubang sesat yang menyakitkan.
Shelo memutuskan untuk segera pulang ke Apartemennya. Matanya sembab dengan hidung yang memerah karena menangis membuatnya memutuskan memakai kaca mata hitam yang berada didalam tasnya.
Shelo menghentikan sebuah taksi dan ia segera masuk kedalam taksi. Dalam perjalanan ia memikirkan semua kisah hidupnya.
Flasback.
Seorang gadis cantik duduk tersenyum bersama seorang perempuan manis. Mereka berdua bukanlah saudara kandung. Perempuan itu memiliki kulit yang putih dengan wajah yang imut dan hidung mancungnya membuat siapapun pasti menganggapnya cantik. Ia bernama Shelomita Cantika Ningrum. Sedangkan wanita manis dan sexy itu bernama Intan Rukmana Dewi. Saat ini Shelo sangat bahagia karena kepulangan kakak tirinya untuk tinggal bersama ia dan papinya.
"Shelo Mbak punya teman, teman Mbak ini cakep banget. Dia suka sama kamu saat Mbak menujukkan foto kita berdua waktu kita ke Singapura dan dia ingin berkenalan denganmu" ucap Intan dengan senyum manisnya. “Mau ya!’.
“Iya Mbak” ucap Shelo tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Beberapa menit kemudian tampaklah seorang laki-laki tampan duduk dihadapan mereka. Laki-laki ini merupakan pacar Intan. Shelo akan dijebak Intan melalui Jefri. Intan sengaja memperkenalkan Jefri sebagai temannya alih-alih mengenalkan Jefri sebagai kekasihnya.
"Hai Shelo nama kakak Jefri, kamu lebih cantik aslinya dibandingkan difoto" ucap Jefri memberikan senyum manisnya.
Berbagai cara Jefri lakukan agar Shelo jatuh cinta padanya. Hingga mereka akhirnya berpacaran. Recana Intan berhasil karena jefri berhasil membuat Shelo yang polos mencoba Narkoba hingga menjadi kecanduan. Saat itu Shelo yang baru saja menamatkan SMAnya pergi ke Apartemen Jefri karena ingin merayakan keberhasilanya diterima salah satu universitas negeri.
Shelo yang hapal dengan kode Apartemen Jefri, ia langsung saja masuk dan menunggu kepulangan Jefri. Namun saat ia ingin ke toilet ia mendengar suara menjijikan dari kamar Jefri. Ia terkejut melihat adegan live yang membuat hatinya hancur. Shelo pergi meninggalkan Apartemen itu dengan menangis disepanjang jalan menuju rumahnya. Shelo membenci dengan Intan yang tega menghianatinya. Ia tidak menyangka jika Intan yang selalu ia banggakan dan ia sayangi tega menipunya.
Flashback off.
Shelo merasakan kepalanya sangat pusing. Ia segera membayar ongkos taksi dan segera menuju lift. Ia terkejut melihat sosok makhluk berbulu telah ada disampingnya namun tidak ada pembicaraan diantara mereka. Laki-laki itu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya sambil memperhatikan wanita cantik yang ada disebelahnya. Kening laki-laki itu berkerut saat melihat bibir pucat Shelo.
Pandangan Shelo mulai kabur namun ia berusaha untuk tetap menyadarkan dirinya dengan menepuk kedua pipinya. Namun entah mengapa ia merasakan kepalanya terasa dihantam batu dan kegelapan berhasil membawanya meluruh ke lantai. Kalau di n****+ lainnya biasanya seorang pria akan menangkap tubuh wanita cantik yang akan pingsan namun yang terjadi Laki-laki berbulu itu membiarkan Shelo terjatuh dengan posisi tergeletak di lantai lift.
"Ada apa dengan wanita bodoh ini" ucap laki-laki itu. Ia menendang Shelo dengan kakinya agar Shelo segera angun dan berhenti berpura-pura pingsan.
"Hey...bangun...wanita gila!" Laki-laki itu kembali menendang kaki Shelo. Ia kemudian berjongkok dan terkejut saat lift terbuka hingga posisinya saat ini berada diatas tubuh Shelo.
Kedua laki-laki yang baru saja ingin masuk kedalam lift melihat kejadian itu dan keduanya menelan ludahnya karena laki-laki yang sedang melakukan hal tidak senonoh didalam lift ternyata adalah atasannya "Pak lebih enak mainya di dalam pak" ucap salah satu dari mereka tanpa sadar. Ia memukul mulutnya karena merasa bodoh hingga membuat atasannya itu kesal.
Laki-laki itu menatap mereka tajam, ia mengangkat Shelo dan menggendongnya. "Jika kalian tetap ingin bekerja, tutup mulut kalian dan bantu saya membuka pintu Apartemen saya!"
"Iiiiya Pak" jawab mereka ketakutan.
Laki-laki itu membawa Shelo ke dalam Apartemenya. Ia membaringkan Shelo di kamarnya. "Dasar tetangga menyebalkan!" ucapnya dan segera menelpon dokter untuk mengobati Shelo yang tidak sadarkan diri.
Dokter memeriksa keadaan Shelo dan memberikan resep obat. Laki-laki itu meminta satpam Apartemen untuk membelikan resep obat di Apotik terdekat. Beberapa menit kemudian satpam menyerahkan obat kepada laki-laki itu. Laki-laki itu merawat Shelo dengan cekatan. Ia memberikan obat kepada Shelo dengan membuka mulut Shelo. Karena Shelo yang masih terlelap susah untuk membuka mulutnya, laki-laki itu menghancurkan obat itu menjadi menjadi puyer lalu mencekram pipi Sheli dengan sedikit memaksa agar mulut Shelo terbuka dan ia biasa memasukan obat itu kedalam mulut Shelo. Karena kelelahan Ia pun tertidur diatas ranjang yang sama bersama Shelo.
Menjelang pagi, Shelo membuka matanya dan ia sangat terkejut melihat keseliling kamar. kamar ini ternyata bukanlah kamar di Apartemennya. Ia merasakan ada bulu-bulu kasar yang ia pegang dengan tangannya. Shelo menatap kearah samping dan terkejut melihat wajah berbulu itu masih terlelap disampingnya.
"Arghhhhhhhh bulu..." teriak Shelo membuat laki-laki itu terkejut dan Shelo mendorong laki-laki itu hingga terjatuh, kemudian ia mengambil pemukul base ball yang ada disudut kamar itu lalu ia memukul tangan laki-laki itu.
"Aduh...kamu mau bunuh saya...? Teriak laki-laki itu. "Aduh..ini patah! Dasar tidak tahu berterima kasih, saya sudah menyelamatkan kamu tapi ini balasan kamu!" Kesalnya.
Shelo berusaha mengingat apa yang terjadi kemarin. Ia juga melihat tubuhnya dan sepertinya laki-laki ini tidak menyetuhnya. "Aduh...sakit" teriaknya.
Shelo menelan ludahnya karena merasa bersalah. Ia dengan mata menyipit mencoba mendekati laki-laki itu. ia menyetuh tangan yang ia pukul dan menatap laki-laki itu dengan tatapan menyesal. "Ini sakit sekali dan kau harus bertanggung jawab!" Ucapnya.
Shelo menganggukkan kepalanya. "Aku akan bertanggung jawab tuan berbulu tapi, aku tidak punya uang" ucap Shelo. Jujur saat ini ia adalah artis miskin dan tidak memiliki uang ganti rugi karena telah menyakiti laki-laki itu.
"Dasar bodoh, bawa saya kerumah sakit sekarang juga!" Kesalnya.
Shelo segera merangkul laki-laki berbulu itu sambil memejamkan matanya. "Kalau kamu memejamkan mata bagaimana kamu bisa membawa saya ke rumah sakit, lagian saya tidak perlu dipapah! Saya masih bisa berjalan!" Kesalnya.
"Hmmmm...kita naik taksi?" Tanya Shelo tanpa melihat kearah laki-laki itu.
"Kamu ini kenapa?" Kesal laki-laki itu karena menyadari Shelo yang tidak mau melihat dirinya.
Laki-laki itu bingung biasanya banyak wanita yang menyukainya karena tubuh dan wajahnya, tapi perempuan disampingnya ini tidak tergoda sama sekali. Laki-laki itu mengingat wajah wanita yang ia cintai dan ia belum bisa melupakan sosok imut yang juga tidak akan pernah tertarik padanya. Sepertinya perempuan ini memiliki kesamaan dengan wanita yang ia cintai, yaitu sama-sama tidak menyukainya.
Shelo mencoba menghubungi taksi langganannya namun suara laki-laki itu menghentikam gerakannya. "Pakek mobil saya ini kuncinya!" Ia menyerahkan kunci mobilnya kepada Shelo.
Shelo segera mengambilnya dan terkejut melihat mobil sport yang begitu mewah dan menakjubkan. "Tidak usah memandangnya seperti itu, ayo cepat ini sakit sekali" teriak laki-laki berbulu itu membuat Shelo panik dan segera masuk kedalam mobil.
Shelo mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, karena melihat keringat dingin mulai mengalir didahi laki-laki itu. "Maafkan aku tuan berbulu" sesal Shelo.
"Saya tidak butuh maaf dari kamu, karena sepertinya tangan saya ini akan lama sembuhnya. Lagipula tenaga apa yang kau miliki wanita krempeng sepertimu hingga membuat tangan saya sakit seperti ini?" kesal laki-laki itu.
Anjrit krempeng, hey aku ini model...tidakkah dia tahu wajahku ini?
Aku terkenal karena cantik dan prestasiku.
"Maafkan aku tuan berbulu" ucap Shelo lagi. Ia tidak ingin membatah ucapan laki-laki ini karena sebenarnya ia merasa jika memang ia yang bersalah saat ini.
"Cukup, saya tidak suka kamu memanggil saya tuan berbulu, kamu panggil saya tuan. Mengerti!"
"Oke" Shelo tersenyum sinis melihat temprament laki-laki yang duduk disampingnya ini.
Karena ini salah gue oke, gue mengalah tuan berbulu.
Shelo menyibakkan rambut panjangnya karena merasa jika ia memiliki pesona yang bisa menarik minat laki-laki ini pada kecantikannya dan seharusnya laki-laki disampingnya ini menyukainya.
"Berhenti tebar pesona denganku, kau pikir rambutmu cukup indah? Dan sekalipun kau telanjang dihadapan saya, saya sama sekali tidak tertarik padamu!" Ucap laki-laki itu menebak isi pikiran Shelo.
Gue nggak terima terhina seperti ini.
"Hah? Asal kamu tahu ya, rambutku ini aset yang harus dilestarikan. Sepertinya kau tidak menyukai perempuan dan di Negara maju saat ini memang banyak sekali kaum sepertimu" ucap Shelo tersenyum miring.
"Diam kau!" Teriak Laki-laki itu kesal dengan ucapan Shelo.
Hahaha....tubuh boleh kekar, perut kotak-kotak tapi kena pukul wanita lemah lembut kayak aku, tangannya bisa patah.
Shelo tidak menyadari jika pemukul yang ia gunakan adalah pemukul yang cukup berat karena terbuat dari besi. Pemukul itu sengaja dia bawa laki-laki itu kemanapun ia pergi karena pemukul itu pemberiaan seseorang yang sangat ia sayangi. Mereka sampai di rumah sakit. Shelo mengikuti langkah kaki laki-laki itu. Ia mengatakan kepada suster kronologis kejadian itu. Shelo sengaja menutupi wajahnya dengan kaca mata dan topi, ia kemudian memakai masker untuk menutupi wajahnya agar mereka tidak mengenal dirinya.
Kalau mereka tahu siapa gue pasti laki-laki ini akan masuk berita dan gue bisa dituduh menganiyaya dia.
Seorang suster menghampiri Shelo "Permisi Mbak, Mbak harus mengisi data suami Mbak" suster itu menyerahkan sebuah map kepada Shelo.
Suami? Hahaha ini masih perawan tingting mbak, tingting aja kalah ma gue. Gue belum punya anak dan masih rapet.
"Iya Mbak" ucap Shelo sopan, ia segera mengambil map itu kemudian mendekati laki-laki yang sedang diperiksa di UGD.
"Pinjam dompet!" ucap Shelo.
"Untuk apa?" Ucapnya pelan.
"Isi data kamu! Mau aku tulis Bejo, tampang bule nama Bejo" goda Shelo.
"Ambil disaku celanaku dan bayar biyayanya pakek kartu kredit" ucapnya menujuk pantatnya. Dompetnya berada disaku belakang.
"Hey tuan berbulu dompetnya nggak bisa diambil sendiri?" Bisik Shelo.
"Tangan kiri saya di infus, tangan kanan saya kamu pukul sampai patah. Saya ingatkan kamu, jika kamu lupa!" kesal laki-laki itu.
Shelo memasukkan tangannya ke dalam saku celana laki-laki itu. Ia kemudian segera meninggalkan laki-laki itu dan duduk diruang tunggu. Shelo membuka dompetnya dan bedecak kagum melihat dompet laki-laki itu karena merupakan dompet kulit yang sangat mahal.
Dompetnya mahal kayaknya dan namanya juga familiar...
Shelo membaca identitas laki-laki itu.
Hmmmm...laki-laki ini termasuk orang kaya incaranku, walaupun bentuknya gembel, tapi sayang dia berbulu...ihww...
Kalau berbulu ke laut aja!
Mbak akan melakukan operasi sebaiknya Mbak segera menandatanganinya?".
Shelo menganggukkan kepalanya dan segera menandatangani berkas itu. Ia menuliskan namanya beserta nama belakang laki-laki itu.
Kalau istrinya tahu ada istri palsu ini hahahaha....bisa dicerai itu laki-laki berbulu. Tapi di KTPnya dia bule single alias belum kawin. Tapi gue yakin pacar laki-laki berbulu ini pasti banyak.
Laki-laki itu dibawa keruang perawatan, Shelo membuka pintu namun ia melihat sosok laki-laki yang ia kenal memakai jas dokter sedang berbicara dengan laki-laki itu.
Sepertinya mereka saling mengenal, siapa sebenarnya laki-laki itu kenapa Kak Kenzo kakaknya Mbak Anita mengenalnya.