"Dengan berat hati Papi menghukum kamu. Tunjukkan martabat luhur keluarga Sanusi. Kau harus tanggung jawab atas kesalahanmu. Jadi kawinilah pemuda cantik nan gemulai ini. Hik ... Hik ... Papi berat Nak, melepas permata Papi yang berharga ini. Tapi demi martabat keluarga kita yang sudah dijaga selama tujuh turunan ini, kau kawinilah dia. Meski kurang perkasa, tidak seperti Papi, tapi Papi lihat dia mampu memberimu anak. Ya sudahlah. Semoga anak kalian meniru keperkasaan Papi dan kamu Libby! Jangan gemulai seperti ayahnya. Hik hik ...." Pretty ternganga lebar menyadari perkembangan terakhir yang diluar dugaannya ini. Apalagi melihat aksi lebay bapak dan anak yang berpelukan sambil menangis bombay! Apa begini cara mengekspresikan hati ala manusia perkasa! sindir Pretty dalam hati. Se