Belum sempat aku bicara apa-apa makhluk serupa ular itu menghilang. Loh, kok? Aku masih perlu menyampaikan pembelaan diri bahwa aku tidak bersembunyi! Pelan-pelan aku berjalan ke arah pintu. Suasana di luar ruangan masih remang, tapi sudah tidak mencekam. Sedang tegang-tegangnya aku kembali terkejut oleh kemunculan sosok tinggi besar di ambang pintu. Sepasang mata tajam itu menatap menembus jiwaku dengan berbagai emosi—yang tentu saja juga kurasakan. "Sudah kubilang jangan keluar," omel Alex sambil memeriksa keadaanku dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Aku nggak keluar kok, cuma ngintip," kilahku. Aduh, emosinya membuatku terhimpit. Lelaki itu memelukku erat. Aku semakin dibanjiri oleh berbagai emosi dan pikiran. Salah satu yang terkuat adalah perasaan tidak ingin kehilangan. Uh, me