Hari ini adalah yang paling mengesankan sekaligus membahagiakan bagi Raymond. Dia mendapat 'pacar' dan keinginannya untuk bekerja sama dengan kelompok Haikal dikabulkan Pak Thomas, guru Biologi kelas mereka. Haikal pun mau tidak mau menerima Raymond, karena kelompoknya kebetulan kekurangan satu personil.
"You changed a lot these days," tegur Dwayne yang mengomentari perubahan dalam diri Raymond akhir-akhir ini. Dwayne adalah sahabat Raymond yang sebelumnya satu kelas dengan Raymond, kini dia duduk di kelas yang berbeda dengan Raymond.
Raymond terkekeh.
"I went out with Beth," aku Raymond yang sudah jadian dengan Bethany.
"Congrats. But I don't trust you," decak Dwayne cuek tak percaya. Dia sangat tahu Raymond yang tidak pernah tertarik membahas gadis-gadis. Beth? Kok bisa?
"Go to Hell," balas Raymond santai. Bayang-bayang Bianca menari-nari di benaknya.
Meski hari itu hari bahagia Raymond yang kini 'berpacaran' dengan Beth, ada saja yang tidak mempercayainya, yaitu teman-teman yang mengenalnya. Tapi Raymond tidak ambil pusing. Dia sangat menikmati apa yang sedang dia rasakan sekarang.
Hubungan ini pun langsung tercium Nori dan Jessica karena mereka melihat Beth dan Raymond duduk berduaan di sudut perpustakaan. Padahal Raymond tidak pernah mau duduk berdampingan dengan gadis manapun walaupun ditemani sahabat-sahabatnya. Nori yang penasaran langsung menanyakannya ke Beth, dan Beth pun mengakuinya.
Jessica yang pada akhirnya mengetahui hubungan Beth dan Raymond pun terkejut-kejut. Tapi dia senang karena akhirnya Raymond bisa jatuh cinta juga setelah sekian lama bersikap dingin terhadap perempuan. Beth bukan saingannya. Jessica malah berpikir bisa kembali mendekati Raymond, siapa tahu Raymond berubah pikiran dan bisa membandingkan dirinya dengan Beth. Biar pikiran Raymond lebih terbuka.
Melihat Raymond yang mulai akrab dengan Haikal cs, Jessica ikut pula mendekati Haikal. Haikal jadi terbawa perasaan hingga berpikir bahwa Jessica menyukai dirinya.
***
Haikal mengamati catatan yang tertempel di pintu loker besi miliknya.
Kal. Lu bawa buku catatan gue gak? Kalo lu bawa lu kasih langsung ke Nori. Males gue liat komuk tuh orang
Gue,
Papa tiri lu, Irfan
Haikal mendengus tersenyum setelah membaca catatan tersebut. Dia robek catatan itu, meremasnya dan membuangnya di sebuah tong sampah yang tidak jauh dari posisi lokernya.
Haikal cukup terkenal di sekolah, meskipun dia bukan murid yang terlalu cakap dan pintar. Dia dikenal memiliki Mama yang sangat cantik dan seksi, janda pula. Sahabat-sahabat kentalnya dari SMP; Abi, Irfan dan Farel sudah terbiasa memanggilnya dengan sebutan anak tiri dan malah menganggap diri mereka sebagai Papa tiri Haikal, karena saking sukanya mereka dengan Mama Haikal tersebut.
Haikal tidak serius menanggapi lelucon mereka, karena sudah mengenal mereka yang selama ini bersahabat baik dengannya. Dia tahu tiga sahabatnya hanya bercanda dan tidak pernah menganggap serius. Apalagi dia juga tahu mamanya sangat dekat dan menyayangi mereka bak anak sendiri.
Tiba-tiba ada perempuan berambut panjang berkacamata berjalan melewati Haikal.
“Nori!” seru Haikal kuat karena hampir saja Nori menjauh karena langkahnya yang lumayan cepat.
Langkah perempuan yang bernama Nori terhenti. Dia menoleh ke belakang. Haikal lalu memburunya sambil membuka ranselnya dan merogoh sebuah buku catatan.
“Dari Irfan,” ucap Haikal sambil menyodorkan buku ke hadapan Nori. Dia amati wajah serius Nori.
“Oh. Makasih. Dia di mana?” tanya Nori dengan senyum manisnya sehingga behel giginya terlihat.
“Tauk. Udah di kelas kali. Atau masih nongkrong di halaman depan,” jawab Haikal dengan bahu bergidik.
Nori senyum-senyum memandang bukunya.
“Nggak usah terlalu diharepin, Nori. Irfan mah suka becanda,” ujar Haikal kemudian. Ternyata Nori memiliki perasaan khusus terhadap Irfan, salah satu sahabat Haikal.
Nori Tada juga merupakan salah satu sahabat Haikal. Gadis manis berambut panjang ini pintar dan baik. Meski penampakannya pendiam, sebenarnya dia tahu segalanya. Apa yang terjadi di sekolah, pasti dia dulu yang lebih tahu dibanding teman-temannya. Nori juga murid kesayangan guru-guru di sekolah karena rajin. Di samping itu dia juga tahu rahasia kehidupan guru-guru di sekolah. Tapi Nori sangat pandai menjaga rahasia dan dia tahu siapa-siapa saja yang pantas dia bagikan rahasianya.
“Nggak papa. Seneng kok dia mau pinjam buku gue,” balas Nori sambil memperbaiki kacamatanya.
Haikal pun mengajak Nori berjalan bersama menuju kelas mereka yang berada di ujung koridor.
“Lu sendiri gimana dengan Jessica? Ada perkembangan?” tanya Nori setelah memasukkan buku catatan ke dalam ransel pinknya. Dia pasti tahu kabar Jessica yang katanya mendekati Haikal.
Haikal menghela napas panjang.
“Saingan gue Raymond, Ri. Keder gue,” jawab Haikal malas.
Nori tergelak mendengar gerutu Haikal. Akhir-akhir ini memang ada isu Jessica mulai kembali mendekati Raymond. Kali ini isunya semakin kencang; Jessica dan Raymond sudah jadian. Yang membingungkan Haikal adalah sikap Jessica kepadanya yang akhir-akhir ini seolah ingin berdekatan dengannya. Tapi, Jessica juga kecentilan di depan Raymond. Ah, Haikal bingung.
“Emangnya Raymond suka Jessica?” delik Nori dengan mimik sinis. “Raymond tuh udah jadian sama Beth,” ucapnya kemudian. Nori lagi-lagi memperbaiki letak gagang kacamatanya.
Haikal yang kaget mendelik. “Bethany maksudnya?” tanyanya tak percaya. Bethany adalah murid perempuan pindahan dari Semarang tiga bulan lalu. Dia cantik, pendiam dan lemah lembut. Tapi tidak secantik Jessica. Kok bisa Raymond berpacaran dengan Bethany. Padahal dulu Raymond dikenal tidak ingin memiliki pacar atau sahabat perempuan yang dekat. Trus kenapa Jessica mendekati dirinya? Haikal sungguh tak mengerti. Dia ingat betul kemarin ketika Raymond berdekatan dengannya, Jessica dengan mata genitnya melirik-lirik Raymond.
Haikal menggaruk-garuk kepalanya.
Nori mengangguk yakin.
“Gue tau Jess suka ma Raymond. Tapi Raymond kan cuek gitu dan kesannya nggak mau pacaran. Asal lu tau, Jessica tuh asas manfaat aja deketin lu. Karena lu udah mau dideketin Raymond. Lu apa nggak ngerasa aneh tiba-tiba Raymond deket-deket lu sampe mau satu kelompok dengan lu di tugas Biologi,”
Haikal terdiam mendengar penjelasan Nori. Benar juga, gumamnya dalam hati. Kenapa tiba-tiba Raymond mau mendekatinya akhir-akhir ini. Padahal sejak kelas sepuluh, Raymond sangat cuek dan terkesan tidak mau kenal dengan Haikal dan sahabat-sahabatnya. Seperti biasa, Raymond selalu bersama teman-teman highclassnya.
“Trus Jessica tau mereka jadian?” tanya Haikal ingin tahu.
Nori mengangguk.
“Lalu untuk apa dia deket-deket gue?” tanya Haikal yang benar-benar bingung.
“Mau bersaing dengan Beth. Dia pikir dengan jadiannya Raymond sama Beth, dia bisa jadi pengganggu hubungan mereka. Yah … akhirnya Raymond mau juga pacaran, bla bla bla. Jadi ada kesempatan menggoda gitu.”
Haikal menggeleng dengan wajah sinis. Sungguh dia tidak mengerti jalan pikiran perempuan.
“Trus kapan jadiannya mereka?” tanyanya ingin tahu.
“Minggu kemarin. Liat aja ntar. Heboh sebentar lagi.”
Mereka sekarang tiba di depan pintu kelas.
“Jangan nyerah dong. Nggak salah kalo lu pepetin Jessica. Lama-lama juga luluh hatinya.”
Haikal mengangkat bahunya. Sepertinya dia sudah merasa ilfil untuk kembali mendekati Jessica karena cerita Nori.
Bersambung