Sebuah Pengakuan

1052 Kata

Farel, Irfan dan Abi tampak menikmati Lasagna spesial buatan Raymond. Makanan Jepang yang dibeli Bianca nyaris tidak tersentuh, padahal harganya cukup mahal dibeli Bianca. Namun Bianca tidak memaksa mereka menghabiskannya. "Maaf, Tante. Jadi nggak makan yang dibeli Tante," ucap Abi mulutnya penuh dengan makanan. "Nggak papa. Yang penting kan makan-makan," balas Bianca dengan senyum hangatnya. Dia lirik Raymond yang sedang asyik menikmati sushi. Raymond mengerdipkan mata genitnya ke arah Bianca. Bianca cepat-cepat mengalihkan pandangannya. "Jadi bulan depan berangkat ke Melbourne?" tanya Bianca ingin memastikan. "Iya, Tante. Doakan lancar ya?" jawab Farel mewakili. "Iya. Pasti Tante doakan. Sudah pada tes?" tanya Bianca lagi. "Sudah, Tante. Kita semua lulus," jawab Irfan tegas. "Duh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN