Chapter... 4 : Sebuah Kabar

1208 Kata
"Ayah, ibu?" Zhou Xia berada di halaman depan kediaman dengan putranya--Sun Yilang. Kemunculan Zhou Fan dan Qing Yuwei membuatnya seketika bangkit dari duduknya lalu mendekat. "Lang'er, kakek membawakanmu hadiah. Apa kau ingin melihatnya?" Zhou Fan menekuk satu lututnya dan menyetarakan tinggi dengan Sun Yilang. Sedangkan Sun Yilang begitu mendengar kalimat Zhou Fan, langsung berjalan pada sang kakek. "Kakek, Lang'er ingin melihatnya. Apa itu kitab teknik bertarung?" Meski usianya baru tiga tahun lebih, tapi dia sangat tertarik dengan kitab bertarung. Zhou Fan bangga terhadap cucunya ini. Sun Yilang benar-benar mewarisi sifatnya. "Tentu saja, kakek tahu apa yang kau inginkan." Zhou Fan mengayunkan tangan, detik berikutnya muncul sebuah kitab yang dipenuhi dengan warna-warni tinta. Dari merah, hitam, biru dan hijau. Itu adalah kitab khusus yang dibuatnya untuk sang cucu. "Hem... Ambillah," ucap Zhou Fan. Sun Yilang mengukir senyum di wajahnya, perlahan tangan bergerak hendak mengambil hadiahnya. Namun sebelum tangan kecil itu meraihnya, Zhou Xia mengambil kitab itu dan menyimpannya. "Ibu?" Sun Yilang merengek. Tapi Zhou Xia sama sekali tidak menghiraukannya. "Ayah, Leng'er masih terlalu muda untuk semua itu. Beri dia dua sampai tiga tahun. Aku tidak ingin dia melewati masa kecilnya dengan ambisi yang terlalu tinggi akan kekuatan." Zhou Xia berusaha menukar hadiah itu dengan yang lain. Tapi Sun Yilang tidak ingin semua itu dan dia mulai menampilkan wajah sedih. "Kau benar-benar keterlaluan. Aku tidak akan membiarkanmu merusak kehidupan masa kecil cucuku." Qing Yuwei menggendong Sun Yilang dan berusaha membujuknya. "Lang'er, lihat ini. Nenek juga membawakan hadiah." Qing Yuwei mencoba mengalihkan perhatian cucunya dengan mengeluarkan permen lolipop. Sun Yilang awalnya masih tidak mau, tapi melihat kilauan yang sangat menggoda ia perlahan meraih permen lolipop itu dan langsung melahapnya. "Bagaimana rasanya?" tanya Qing Yuwei dengan lembut. "Sangat enak, nenek. Ini manis." Sun Yilang seolah lupa dengan kitab pemberian Zhou Fan. Ekspresi wajahnya kembali cerah seperti sebelumnya. "Jika habis mintalah pada nenek. Ada banyak permen lolipop untuk Lang'er." Qing Yuwei tersenyum, mengelus puncak kepala Sun Yilang. Di sisi lain, Zhou Fan hanya menghela nafas kasar. "Ini bukan dunia yang bisa berjalan sesuka hati. Seorang pria harus kuat karena memiliki kewajiban melindungi keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Dia harus mengetahui prinsip itu sejak kecil." Zhou Fan sendiri memiliki masa lalu yang kurang menyenangkan. Di saat semua anak seusianya dapat berkultivasi ia sama sekali tidak bisa karena suatu kondisi pada tubuhnya. Hanya dengan kerja keras dan sedikit keberuntungan ia baru bisa memulai jalan petarungnya. Ia hanya tidak ingin ada anak lain merasakan hal serupa. Terlebih Sun Yilang cucunya. "Xia'er, di mana suamimu? Aku ingin bertemu dengannya." Zhou Xia menyentuh dagunya tampak berpikir. "Xiang gege di ruangannya. Jika ayah ingin bertemu dapat menemuinya secara langsung ke sana." Heem... Zhou Fan mengangguk sekilas, lalu pergi masuk kediaman utama. Di ruangannya, Chu Xiang tengah bersama Xiao Li dan juga bayi kembar mereka yang baru berusia satu bulan. Sun Zhao dan Sun Yao. "Xiang gege, ada apa?" Xiao Li melihat ekspresi wajah Chu Xiang yang perlahan berubah. Tapi saat di tanya Chu Xiang menggelengkan kepala. "Bukan apa-apa, mungkin kita akan kedatangan tamu." Tamu? Belum sempat Xiao Li bertanya, seorang pria paruh baya masuk ke ruangan yang memang dalam keadaan pintu terbuka. Melihat siapa yang datang Xiao Li dengan segera bangkit dan memberi salam. "Ayah mertua?" "Tidak perlu seperti itu. Fokus saja pada kedua putramu. Aku hanya ingin bicara dengannya." "Si kembar sudah tidur, jadi sedikit lebih bebas." Meski sudah mendengar kalimat Zhou Fan, Xiao Li tidak bisa hanya diam. Dia menyiapkan teh untuk Zhou Fan. Chu Xiang dan Zhou Fan duduk di kursi yang ada dalam ruangan. "Ayah mertua, tumben sekali engkau datang berkunjung? Apa ada sesuatu?" tanya Chu Xiang dengan seulas senyum di wajahnya. "Jangan terlalu percaya diri. Kedatanganku bukan untuk mengunjungimu. Aku hanya mengantar ibu mertuamu. Dia sangat merindukan Xia'er dan Lang'er." Chu Xiang hanya tersenyum menanggapi kalimat Zhou Fan. "Ayah mertua, silakan diminum tehnya." Zhou Fan mengambil cangkir itu dan perlahan menyeruputnya. Matanya terbelalak merasakan sensasi yang dapat membuat tubuh seolah terbang melayang. "Hem ... Apa ini teh varian baru? Sepertinya baru pertama kali aku merasakannya." "Engkau benar ayah mertua, itu adalah teh hasil pengembangan yang dilakukan oleh petani teh. Teh ini bahkan belum dipasarkan secara umum. Dapat merasakannya bisa dikatakan beruntung." Ck! Zhou Fan berdecak. Bukankah itu hanya teh. Chu Xiang mengatakan suatu yang berlebihan. Waktu berlalu dan hari menjelang malam. Sampai saat ini Zhou Fan masih berada di ruangan Chu Xiang. Tidak terhitung topik pembicaraan yang mereka bahas. Tapi kebanyakan menyangkut sembilan benua dan juga teknik formasi. "Adik, apa ayah ada di sini?" Zhou Xia masuk tidak menyadari keberadaan Chu Xiang dan Zhou Fan yang duduk di sisi lain ruangan. Xiao Li mengangkat wajahnya Kemudian mengarahkannya ke tempat dua pria yang sejak tadi duduk berbincang. "Xia'er, kenapa mencari ayah?" tanya Zhou Fan. "Ayah, ibu mencarimu. Dia ingin bertanya apa engkau juga mendapat pesan suara dari ibu pertama?" "Pesan suara? Tidak, ayah tidak mendapat pesan suara. Memangnya kenapa?" Zhou Fan mengeluarkan token informasi miliknya. Token informasi sendiri sanggup menghubungkan dua orang bahkan jika terpisah dalam jarak yang sangat jauh. Harganya tidak murah. Kurang lebih setara dengan senjata tingkat lima dan hanya dapat digunakan beberapa kali. Oleh sebab itu tidak banyak yang memiliki token informasi. "Tunggu sebentar, ...." Token informasi di tangannya menerima respon. Zhou Fan memejamkan mata dan gelombang suara masuk ke dalam kepalanya. "Ayah, apa itu dari ibu pertama?" tanya Zhou Xia dengan segera. Akan tetapi Zhou Fan menggelengkan kepala. "Bukan, ini berasal dari Benua Tian Fei." Benua Tian Fei? Mereka seperti akan bertanya, tapi Zhou Fan kembali memejamkan mata mendengar informasi yang tersisa. Beberapa saat kemudian Zhou Fan kembali membuka mata, tapi wajahnya sangat serius. Tentu saja hal ini membuat Chu Xiang, Zhou Xia dan Xiao Li terheran. "Ayah, apa yang terjadi?" Bukan menjawab pertanyaan Zhou Xia, Zhou Fan pergi menuju ke ruangannya. Ia ingin bertemu dengan Qing Yuwei, istrinya. Setelah kepergian Zhou Fan, Zhou Xia masih penasaran karena belum mendapatkan jawaban. Dia pun memandang Chu Xiang. "Xiang gege, menurutmu apa masalah yang dihadapi oleh ayah?" Chu Xiang mengangkat kedua bahunya, "Jika ingin tahu sebaiknya kita mengikuti ayah mertua." Zhou Xia tidak lagi menunggu, langsung melanggang keluar mengikuti Zhou Fan. "Li'er, kau tetaplah di sini." Tidak banyak berkata Xiao Li mengangguk. Meski rasa penasaran tak pelak mengganggunya, ia juga tidak berniat meninggalkan dua putra kembarnya di ruangan tanpa penjagaan. "Xiang gege, kau harus memberitahuku masalah itu setelah kembali." "Baiklah," Chu Xiang meninggalkan ruangan. Ia seperti dapat melihat keseriusan kabar tersebut dengan menyaksikan perubahan ekspresi ayah mertuanya. Terlebih tidak banyak hal yang dapat membuat ayah mertuanya mengukir ekspresi demikian. Jika bukan tentang keluarga maka keselamatan umat manusia. Itu adalah dua hal yang menjadi prioritas utamanya. Sementara di ruangan lain, Zhou Fan masuk tanpa permisi. Raut wajahnya sangat panik hingga mendorong pintu terlampau keras. Brak! Qing Yuwei yang berdiri sembari menatap ke luar jendela langsung membalikkan badan. "Suami, telah terjadi sesuatu di Benua Tian Lei. Kakak baru saja mengabariku." Raut wajah Zhou Fan semakin cemas, dia memasang sang istri dengan lekat. "Ada apa? Apa kakakmu mengatakannya?" Qing Yuwei menggelengkan kepala, "Tidak, tapi dari terdengar nada suaranya itu seperti bukan masalah yang sepele." Brak! Pintu ruangan yang setengah terbuka langsung terbuka sempurna dengan dorongan tangan Zhou Xia. "Ayah, sesuatu terjadi di luar." Hah?! Zhou Fan menatap putrinya dengan serius, "Di sini juga?! Aku harus melihatnya."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN