Chapter... 10 : Zhou Jim dan Dua Kapak Kembar

1022 Kata
"Jim, kau tahu kenapa aku memanggilmu?" Setelah mengutus kedua putranya serta memberi amanat pada menantunya, Zhou Fan memanggil Zhou Jim yang sebelumnya berada dalam pengasingan. "Tidak tuan." Zhou Fan menghela nafas, matanya menatap sosok tua yang berdiri di depannya. "Saat ini telah terjadi kekacauan di seluruh benua. Aku membutuhkan bantuanmu." Zhou Jim langsung menarik lututnya untuk berlutut. "Tuan, engkau tidak perlu sungkan jika membutuhkan bantuan. Terlepas apa itu masalahnya, semua tidak penting. Bisa kembali bertarung denganmu sudah merupakan sebuah penghormatan." Siapa yang mengira pria tua yang menghadap Zhou Fan adalah seekor beast. Tepatnya beast serigala yang telah melewati hukuman petir dan menjadi dewa beast. Sekarang dia memiliki kekuatan petarung dewa langit bintang sembilan. Hanya ada satu garis tipis yang menahannya naik ke tingkat petarung dewa surga. "Jika begitu, besok kita berangkat menuju Benua Tian Wu." Tanpa ada keinginan untuk menolak bahkan sekedar untuk bertanya, Zhou Jim mengangguk dengan patuh. Baginya perintah Zhou Fan adalah tujuan hidupnya. Setelah menetapkan A maka tidak boleh B. "Kau boleh pergi. Tapi ingat untuk kembali besok pagi." Sekali lagi Zhou Jim mengangguk, kemudian hilang dari hadapan Zhou Fan. Zhou Fan memangut dagu sembari menatap sebuah kaligrafi bertuliskan namanya serta sang guru. Dia mengingat tentang Dua Kapak Kembar. Zhi Long dan Ciu San. Sudah sangat lama sejak pertemuan terakhir kali dengan mereka. Bersama dengan itu di dalam ruangan yang sunyi muncul riak ruang yang perlahan membesar. Dua pria bertubuh gempal keluar dan langsung memberi salam sembari menekuk tubuh sebagai penghormatan. "Tuan?" "Tuan, apa yang bisa kami lakukan?" Ciu San langsung bertanya. Dia tidak mengerti mengapa tuannya ini tiba-tiba memanggil setelah beberapa tahun. Zhou Fan menceritakan garis besar cerita, dia ingin Dua Kapak Kembar berada di kediaman Klan Zhou dan membantu Benua Tian Lei saat terjadi pertarungan dengan rasa iblis. "Ras iblis?" Ciu San menatap Zhi Long--sang adik. "Kau tahu sesuatu?" Zhi Long menggelengkan kepala tanpa merasa bersalah. "Tidak. Ini kali pertama aku mendengar tentang mereka. Bahkan tidak ada buku dalam perpustakaan yang mencatat sejarah tentang mereka." Ciu San berdecak pelan. Cukup kesal dengan Zhi Long. Akan tetapi sebelum baku hantam terjadi, Zhou Fan memecah keheningan. "Kalian masing-masing berada di tingkat petarung dewa langit bintang delapan. Benua Tian Lei akan berada di bawah pengawasan kalian." Dua Kapak Kembar mengangguk, "Kami tidak akan mengecewakanmu, tuan." Keesokan harinya. "Kakak, apa suami sudah pergi?" tanya Qing Yuwei pada Wei Guanlin. "Yah, dia sudah pergi." Huft... Mendengar ini Qing Yuwei menarik nafas dalam, lalu pandangannya tertuju pada Leng Shui yang baru keluar dari ruangannya. "Kenapa melihatku seperti itu?" tanya Leng Shui sembari menyembunyikan wajahnya. Tatapan kakak keduanya ini seperti melempar ribuan pertanyaan interogasi kepadanya. "Tidak apa, hanya saja tidak berpikir suami masih sangat prima diusianya yang sudah kepala lima." "Adik, perhatikan kalimatmu. Bagaimana bisa kau mengatakan hal semacam itu dengan begitu jelas?" Meski Qing Yuwei memandang Leng Shui saat berkata, karena telah menghabiskan malam bersama Wei Guanlin juga merasa tersindir dengan kalimat tersebut. Qing Yuwei berdecak pelan, "Kediaman sangat sepi jika hanya ada kita. Aku merindukan cucuku." Wei Guanlin bangkit dari tempat duduknya. "Kau sengaja pamer jika telah memiliki cucu, sementara kami bahkan tidak tahu apa mereka telah memiliki wanita atau belum." "Kakak, aku ikut prihatin denganmu. Tapi Xu'er telah memiliki wanitanya. Dia terus bercerita tentangnya. Hanya menunggu kesempatan sampai ia membawanya datang untuk bertemu." Leng Shui seperti lepas dari tanggung jawab, sekarang Wei Guanlin tidak memiliki teman untuk dijadikan satu bagian. "Uh, kalian ... Aku akan mencarikan wanita untuk Ya'er." Di tempat lain. "Tuan, apa engkau merasakannya?" Zhou Jim tidak menurunkan kecepatannya, tapi ia mendongak seolah ingin berbicara tatap muka. Zhou Fan yang berada di atas menyentuh leher Zhou Jim, membuat serigala berbulu emas itu berhenti. "Kau benar, aku merasakannya." Zhou Fan turun dari atas Zhou Jim, seketika serigala setinggi delapan kaki itu kembali ke wujud pria tua. "Tuan, dari arah sana." Sebagai dewa beast serigala, Zhou Jim memiliki penciuman yang tajam. Dia dapat mencium aroma yang ada pada jarak satu sampai lima mill. "Tuan, sepertinya jumlah mereka tidak kurang dari lima ratus. Dan ada beberapa yang memiliki aura yang sangat pekat." Zhou Fan mengangguk sekilas, dia mengeluarkan pedang darah malam dan melesat membelah jalan yang sangat sepi. Entah di mana penghuni kota, sama sekali tidak tampak satu pun nyawa yang muncul dalam pandangannya. "Mungkin mereka telah mengungsi," batin Zhou Fan. Zhou Jim memimpin jalan, dengan kecepatan sedang mereka bergerak mengikuti aura yang terasa. Tidak begitu lama, Zhou Jim berhenti. Tapi sangat aneh karena tidak ada apapun di sekitar. "Auranya berakhir sampai di sini," Zhou Fan melirik ke beberapa titik. Manik matanya terus berpendar mencoba memastikan keadaan. Hem... Zhou Fan berjalan beberapa langkah ke depan, kemudian ke samping kanan dan kiri. Pada waktu ini dia belum mendapat petunjuk, sampai dia menyentuh sebuah batu sembari menyalurkan indra persepsinya. Mata Zhou Fan terbelalak, ia melihat suatu yang mengejutkan. "Tuan, ...." Zhou Jim tidak melanjutkan pertanyaannya. Menyaksikan apa yang akan dilakukan sang tuan dengan menancapkan pedang darah malam ke tanah. "Menyingkir," ucapnya memperingatkan Zhou Jim. Zhou Jim langsung melompat menjauh, detik berikutnya seperti ada mulut yang tiba-tiba terbuka di permukaan tanah. Menampakkan sebuah lubang laksana sumur yang dalam. Hem... Zhou Fan menatap Zhou Jim sekilas, tanpa di beritahu lebih jelas beast serigala dalam wujud pria tua itu sudah mengerti. Dia turun mengikuti sang tuan yang terjun ke dasar lubang. Tak tak... Suara tapak kaki mereka saat mendarat. Zhou Fan menepuk beberapa kali pakaiannya yang sedikit kotor, perlahan berjalan menelusuri lorong di depannya. Akan tetapi langkah kakinya menjadi berat saat menghirup aroma busuk yang menyengat. Sebenarnya itu bukan masalah, tapi tidak bagi Zhou Jim. Indra penciuman nya yang tajam membuatnya dapat merasakan dua bahkan tiga kali lipat lebih buruk dari sang tuan. "Tu-tuan, dari atas." Zhou Jim membekap mulutnya. Ia bahkan tidak berani menjauhkan tangan dari wajahnya. Sekalipun ingin membuka mata ia akan mengintip dari sela jemarinya. Zhou Fan mengernyitkan kening, perlahan mulai mendongakkan kepala ke atas. Ekspresi wajahnya seketika membeku melihat puluhan bahkan ratusan mayat tergantung dengan sebuah tali seperti usus mengikat tubuh sampai kepala. "I-ini ...." "Mereka manusia," Zhou Fan dapat yakin karena aura mereka masih murni. Tidak bercampur dengan aura iblis. Namun, bagaimana bisa mereka berakhir di sini. "Apa mungkin mereka penduduk kota?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN