Bab 25. Sara Koma

1050 Kata

Terpaksa Edwin mendorong pelukan Hana yang semakin erat, tubuh yang terasa lemas itu berusaha bangkit dari duduknya dengan tatapan nanar pada perawat tersebut. “Mas!” seru Hana yang tidak terima pelukannya dilepas begitu saja, dan sepertinya tidak memiliki rasa empati usai mendengar kabar buruk yang menimpa madunya. “Aku berharap Sara tiada, aku tidak peduli,” batin Hana ternyata menginginkan, dibalik sikapnya yang lemah lembut. Edwin tidak peduli dengan panggilan istrinya. Kini, yang dituju adalah kertas yang ditunjukkan oleh perawat ruang operasi. “Mohon segera ditanda tangani, Pak,” pinta perawat tersebut, nampak terburu-buru. Tangan Edwin gemetaran ketika menerima pulpen, hingga waktu dia membubuhkan tanda tangan surat persetujuan saja gemetaran juga belum pergi. “Tolong selam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN