TJG - 10

1284 Kata
Kaila memperhatikan reaksi Jagad atas pertanyaan wanita itu. Tapi sepertinya Jagad tidak merasa terganggu dengan hal tersebut, nyatanya Jagad masih dengan santai berdiri di sana dengan sebuah lengan menggandeng pinggang Kaila. Seolah – olah itu adalah hal yang biasa Jagad lakukan padanya. “Sofia, aku udah bilang, mami mau aku bawa seseorang untuk diperkenalkan sebagai pacar. Apa lagi yang bisa aku lakukan untuk mewujudukan keinginan Mami?” Pria itu merendahkan suaranya saat menjawab pertanyaan wanita yang ia panggil Sofia. Matanya awas mengitari keadaan sekitar, untuk melihat apa ada yang mendengar percakapan mereka atau tidak. “Tapi kamu ngga bilang sama aku kalo kamu ketemu sama cewek lain.” Sofia terlihat ingin menerkam Kaila saat mengatakan itu sambil menoleh padanya. “Di mana pula kamu bisa nemuin cewek sewaan kayak dia? Pinggir jalan?” Kaila sudah ingin menjambak rambut hitam yang ikal dan indah itu dengan tangannya namun ia menahan keinginannya karena tahu akan menyebabkan masalah. Apalagi saat ini ia sedang berada di kediaman keluarga wanita itu. Sarang musuh. “Nanti aku jelasin, jangan marah dulu. Setelah acara ini selesai aku akan langsung hubungi kamu. Wanita ini bukan seseorang yang perlu kamu khawatirkan.” Ia berdiri di sana seperti orang bodoh. Karena, ia tahu dirinya sedang di hina oleh orang lain tetapi tidak ada yang bisa ia perbuat selain mendengarkan hinaan itu. Kini ia tahu siapa Sofia. Jika di lihat dari gelagat mereka yang berbicara dan bertengkar seperti sepasang kekasih, besar kemungkinan wanita itu memang kekasih Jagad yang pernah di ceritakan tempo hari. Sofia melirik ke arah Kevin yang sedang berjalan menuju tempat mereka berdiri, sehingga wanita itu menghentikan obrolan dan memasang wajah manisnya kembali saat menatap suaminya dan mengulurkan tangan untuk mengambil gelas yang sudah di bawakan pria itu untuknya. Kaila ingin pergi dan berhenti terlibat dengan Jagad. Dengan semuanya. Tapi ia masih terlibat kontrak dan masih membutuhkan uang terkutuk itu. Sialan. Apa yang telah ia lakukan pada hidupnya sehingga membuat dirinya terjebak dalam drama telenovela yang menjijikan ini? = Setelah acara itu selesai, mereka berdua berpamitan untuk pulang. Di dalam mobil, Kaila tidak mengatakan sepatah kata pun pada pria itu. Ia masih kesal tapi tidak dapat mengungkapkannya pada Jagad karena ini bukan urusannya. Lebih tepatnya, ia tidak memiliki hak untuk merasa kesal pada pria itu. Dirinya hanya seorang wanita bayaran. Benar kata Sofia tadi. Jadi apa yang seorang wanita bayaran dapat lakukan mengenai masalah ini? Tidak ada. Kaila tahu Jagad diam – diam mencuri pandang padanya karena ia menolak membuka suara. Biar saja, biar dia tahu diri. Atau mungkin Kaila yang seharusnya tahu diri dalam posisi sekarang? Kaila berhasil menutup mulutnya rapat – rapat hingga mobil pria itu memasuki halaman parkir apartemen. Saat Kaila turun dari mobil itu, tidak ia sangka Jagad mematikan mesin dan ikut keluar dari sana. Kaila menoleh padanya. “Mau ngapain?” Tanya wanita itu saat mereka sudah di luar mobil. Tangan Jagad sudah menekan kunci mobil itu sehingga terdengar suara bunyi bip yang nyaring menandakan bahwa mobil tersebut sudah aman terkunci dan alarm sudah terpasang. “Nganter kamu ke atas.” Pria itu menjawab sambil melangkah menuju lobby apartemen. Meninggalkan Kaila di belakangnya. “Ngga usah mas, aku bisa sendiri.” Langkah kaki Kaila berusaha mensejajarkan dengan milik Jagad. Tapi pria itu bahkan tidak menoleh apalagi menjawab sanggahannya. Saat lift terbuka, Jagad masuk ke dalam kotak besi itu. Menahan tombol lift untuk Kaila yang masih berdiri di luar pintu besi itu. “Ayo buruan, udah malem.” Perintah Jagad dengan tegas, mengabaikan protes Kaila. Mau tidak mau Kaila terpaksa ikut masuk bersama pria itu menuju kamar apartemennya. Kaila kira Jagad memang akan mengantarkannya hingga depan pintu. Maka dari itu ia terkejut saat mendapati Jagad berjalan di belakangnya setelah Kaila membuka pintu apartemen. Dengan santai Jagad berjalan mendahuluinya menuju ruang tamu lalu melepaskan dua kancing teratas kemeja yang sedang ia kenakan. Bersandar di sana dengan mata terpejam seolah ia baru saja menghadapi masalah yang rumit. Kaila membiarkan pria itu di sana sementara ia melepaskan sepatu lalu masuk ke dalam kamar untuk mencuci wajahnya yang menggunakan riasan. Walaupun hanya riasan tipis yang ia kenakan, tetap saja membuat wajahnya tidak nyaman. Setelah menggosok gigi dan wajahnya terbasuh sabun serta air hangat, ia merasa segar kembali dan siap untuk mengistirahatkan badan dan pikirannya dari semua yang terjadi hari ini. Ia melepaskan dressnya lalu mengambil satu stell baju tidur bermotif koala berwarna biru yang sedang tertidur dengan nyaman di atas pohon untuk ia kenakan malam ini. Semoga saja ia bisa tertidur seperti koala yang ada dalam motif bajunya itu. Tidur dengan damai tanpa memikirkan masalah apapun yang akan ia hadapi nantinya. Matanya perlahan-lahan menutup dan mulai memasuki alam bawah sadar, siap untuk tertidur saat sayup-sayup ia mendengarkan suara. Namun tarikan matanya lebih kuat untuk tetap menjaga ia terpejam, jadi ia mengabaikan asal suara itu. Hingga semakin lama ia merasakan sesuatu bergerak di tubuhnya. Membuat matanya konstan terbuka dan melihat apa yang ada di hadapannya. Jagad sedang duduk di pinggir tempat tidur yang besar itu sambil tangannya bergerilya di dalam baju tidur yang Ia kenakan. Mengusap perut ratanya dengan lembut dan perlahan. “Mas..” Ujar wanita itu sambil menahan lengan yang kian lama semakin naik ke atas, menuju dadanya. “Mas lagi ngapain?” “Kamu ngantuk ya?” Kaila terbelalak saat mendengar pertanyaan tidak masuk akal pria itu. Ia sedang berada dalam keadaan tidur, apa namanya kalau bukan mengantuk? Tapi akhirnya ia mengangguk untuk menjawab pertanyaan pria itu. “Sekali aja, setelah itu kamu boleh tidur.” Jika Jagad mengatakan itu, Kaila tahu apa artinya. Pria itu ingin ia melayani dirinya malam ini, sebelum ia tidur. “Mas, tapi kan janjinya Cuma seminggu sekali. Ini masih hari rabu.” Dan mereka baru melakukan itu hari minggu lalu. Masih tiga hari setelah terkahir mereka berhubungan. Pria itu berdecak kesal. “Aku akan membayar ekstra untuk hari ini, dan juga jasa kamu menemaniku ke acara keluarga tadi.” Kaila merapatkan rahangnya menahan kekesalan saat mendengar laki – laki itu bilang dia akan membayarnya ekstra untuk hari ini. Seolah – olah mengingatkan bahwa Kaila memang wanita bayaran. Sebenarnya itu memang hanya alasan Kaila untuk menolak dan mengusir pria itu secara halus. Bukan untuk mendapatkan uang tambahan atas jasanya atau apa. Tapi, tangan Jagad masih belum berhenti. Ia bahkan merasakan lelaki itu sedang meremas payudaranya di balik kain tipis yang sedang ia kenakan. Satu tangan Jagad yang bebas membelai pipi halus Kaila. Jari tangannya menyusuri bibir wanita itu dan perlahan menundukan kepalanya untuk mencicipinya. Tidak mau kalah dengan jarinya yang sudah melakukan itu lebih dulu. Hingga akhirnya Kaila menyerah dan tidak memiliki alasan lagi untuk menolak pria itu. = Setelah keduanya berhasil mengatur napas mereka, Kaila mulai memejamkan matanya. Tapi ia kemudian merasakan ranjangnya bergerak dan tiba – tiba sisinya kosong. Jagad pergi keluar balkon kamar itu, membuat angin masuk meniup kulit telanjang Kaila yang berada di balik selimut tipis. Kaila membuka matanya untuk mengikuti pergerakan Jagad. Pria itu berdiri di luar dengan ponsel di tangannya. Ponsel itu diangkat mendekati telinganya lalu pria itu berbicara sesuatu yang tidak dapat ditangkap Kaila dengan jelas. Ia hanya dapat mendengar kata ‘sayang’ terucap dari bibir pria itu. Hanya satu kata yang terdengar namun membuat Kaila tahu siapa yang sedang pria itu hubungi. Jagad pasti sedang menghubungi wanita di acara keluarga tadi yang mereka temui. Sofia, jika memang benar itu namanya. Kekasih gelap pria itu yang juga adalah istri dari sepupu Jagad yang bernama Kevin. Semakin dipikirkan, semakin kaila tidak mengerti mengapa jagad mau menjalin hubungan terlarang dengan istri sepupunya yang sedang mengandung. Bukankah itu terlalu kelewat batas? Wanita itu sedang hamil, demi tuhan. Atau apakah anak yang sedang dikandung wanita itu adalah anak Jagad? Tiba-tiba saja kepalanya pusing memikirkan Jagad dan kekasih gelapnya itu. Lagipula, mengapa ia mau repot – repot memikirkan hubungan kedua manusia itu? Jika ini adalah telenovela posisinya saat ini hanyalah sebagai pemeran cadangan. Atau mungkin seorang figuran yang keberadaannya akan mudah dilupakan. Bukan berarti ia ingin menjadi seseorang yang berarti untuk hidup Jagad. Tapi tetap saja, sedikitnya ia terlibat dalam hubungan mereka berdua. Kaila menghela napas dan membalikkan tubuhnya agar dirinya tidak dapat melihat Jagad yang sedang berbicara dengan raut wajah lembut dan penuh kasih sayang pada Sofia. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN