“Kaila!” Nathaniel atau yang biasa ia panggil natha. Berlari mengejar dirinya yang sedang berjalan di samping lapangan bola untuk menuju gedung perpustakaan. Ada sebuah buku yang harus ia pinjam untuk kepentingan tugasnya. Kaila berbalik dan menunggu natha mendekat padanya. Sambil menutupi mata dengan telapak tangan dari sorotan sinar matahari. “Lo mau kemana?” Tanya natha sambil terengah – engah karena berlari. “Perpus. Kenapa?” “Gue baru liat lo lagi. Belakangan ini lo ga keliatan. Chat gue juga ngga pernah lo read.” Kaila berdecak. “Ya udah buruan ada apa, panas nih.” Ia kira pria itu akan berbicara mengenai hal penting itu sebabnya ia kesal saat natha hanya berbasa – basi padanya. “Wey, slow dong.” Pria itu mengangkat kedua tangannya. “gue mau ngajak lo nongkrong nih. Udah lama,