Kaila menelan ludahnya saat pria itu mendekat dan menundukan kepalanya, ia menahan hidungnya untuk tidak mencium aroma harum Jagad yang berasal dari sabunnya ke dalam rongga dadanya, atau mungkin pria itu memang memabukkan. Kaila tidak tahu lagi.
Pria itu melepaskan ikatan rambut yang sedari tadi menahan rambut indah Kaila, Jagad terkejut betapa seksinya wanita itu saat ia melepaskan ikatannya dari wajah polos Kaila. Pria itu menyusupkan jarinya ke dalam rambut Kaila, lalu menempelkan bibirnya pada Kaila.
Ia pernah berciuman berkali - kali dengan mantan pacarnya yang tidak terhitung itu, tapi tidak pernah merasakan ciuman seperti ini. Ciuman yang Kaila alami dulu, jelas sangat berbeda dengan apa yang ia dapatkan dari pria ini. Apa mungkin karena pria ini adalah lelaki dewasa yang lebih memahami bagaimana cara mencium dengan benar? Yang jelas, ciuman pria ini mampu membuat Kaila lupa akan alasan mengapa mereka melakukan itu.
Awalnya Jagad mencium wanita itu ringan namun lama kelamaan ciuman itu menjadi memabukkan. Hingga Kaila tidak menyadari bahwa Jagad sudah menggiringnya ke samping tempat tidur selagi mereka berciuman.
Ciuman Jagad turun ke leher jenjang wanita itu, satu tangannya mencoba membuka kancing baju tidur itu satu persatu hingga membuat Kaila gemetar karena akhirnya ini akan terjadi pada dirinya.
Jagad melingkarkan tangannya di bawah pinggang Kaila agar wanita itu tidak terjatuh dengan keras saat ia mencoba membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Jagad meletakkan Kaila di tengah tempat tidur, sebelum Jagad memposisikan badannya di atas Kaila, ia melepaskan handuk yang sedari tadi melilit bagian bawah tubuhnya. Satu – satunya kain yang menutupi tubuhnya. Hingga Kaila membelalak saat Jagad melakukan itu. Kaila dapat melihat ereksi pria itu yang sudah membengkak.
Pria itu melepaskan semua pakaian yang masih tersisa di tubuh Kaila, sehingga mereka berdua telanjang. Kaila merasa malu dan tidak nyaman sehingga merapatkan pahanya dan menutupi dadanya dengan tangan. Namun Jagad tidak membiarkan wanita itu melakukannya, ia memisahkan paha Kaila dengan tangannya dengan satu pahanya.
Jagad menahan tubuhnya dengan siku di samping tubuh Kaila, sementara badannya menutupi tubuh wanita itu dengan sempurna. Jagad kembali mencium wanita itu dengan ciuman yang lebih panas dan basah. Akhirnya ia bergerak menjauh dari bibirnya untuk mencoba kedua lembah indah di antara payudaranya.
Jari tangan Jagad menggoda puncak p******a wanita itu, menggosok dan mengelusnya hingga akhirnya Jagad tidak tahan untuk mengulum puncak kemerahan itu dengan mulutnya, menghisap benda nikmat itu hingga membuat Kaila mengerang.
Kaila memejamkan mata dan membiarkan pria itu melakukan apapun yang di inginkan Jagad pada tubuhnya. Tangan pria itu meraba perut rata Kaila, berlama – lama di sana sebelum akhirnya turun terus ke bawah untuk merasakan miliknya yang sudah lembab. Bibir Jagad mengikuti jejak tangannya ke bawah, melingkupi bagian tubuh Kaila yang paling sensitive.
“Ah.. Mas Jagad..Hentikan.” Pinta wanita itu berusaha mendorong Jagad dari tubuh bawahnya. Namun pria itu sudah menutupi kewanitaan Kaila dengan mulutnya. Lidahnya ikut bermain dan membuat Kaila gemetar saat pria itu melakukannya.
Jagad perlahan menyelipkan bagian tubuhnya ke dalam tubuh Kaila, ia mencoba menerobos sekali lagi karena kesulitan untuk meluncur dengan satu kali hentakan. Keningnya mengerut dan ia menghentikan usahanya lalu menatap Kaila. “Kaila, apa kau masih..”
Gawat, batin Kaila, apakah pria ini akan membatalkan kontrak jika tahu ia masih perawan dan belum berpengalaman? Tidak, Kaila tidak boleh membiarkan itu terjadi. Pria itu tidak boleh membatalkan kontrak dengannya. Ia membutuhkan uang itu.
Kaila menaikkan sedikit pinggulnya dan mendorong b****g Jagad untuk menempel pada tubuhnya dengan sekali dorongan. Mata Kaila terbelalak lebar saat merasakan sensasi panas membakar di tubuhnya akibat gerakan Jagad yang menghantam tubuhnya.
“s**t, Kaila!” Seru Jagad yang juga kaget dengan apa yang wanita itu lakukan. “Kenapa kamu ga bilang kalo kamu masih perawan?”
Kaila memejamkan mata untuk meresapi sakit ditubuhnya sebentar, lalu ia menatap Jagad. “Kamu ga boleh membatalkan kontrak itu, Mas, aku membutuhkan uangnya.” Pinta Kaila, memohon pada pria itu yang masih terdiam.
Tubuh Kaila terasa canggung, karena Jagad masih berada di dalam dirinya, membuat Kaila bergerak-gerak dengan gelisah.
Jagad mengerang karena merasakan gerakan Kaila yang membuatnya lebih b*******h. Hingga akhirnya ia meneruskan gerakannya, “Aku akan mempermudahnya, beritahu aku kalo kamu kesakitan.” Jagad mulai menggerakan pinggul dengan lambat – lambat. Gairah membara di dalam dirinya saat merasakan ereksinya terkunci sempurna dan dilingkupi dengan erat oleh bagian inti Kaila. Ia tidak pernah berhubungan dengan seorang perawan sebelumnya, ini merupakan pengalaman pertama baginya.
Jagad menggeram karena kenikmatan yang diberikan Kaila padanya, ia memagut bibir wanita itu lagi, kali ini sedikit kasar dan penuh nafsu. “Ya tuhan, Kai, kamu sangat rapat dan nikmat.” Ujarnya di tengah – tengah ciuman panas mereka.
Membuat Kaila tersenyum karena setidaknya pria itu tidak kecewa terhadap dirinya yang masih belum berpengalaman. Tanpa sadar Kaila menaikkan tangan yang sedari tadi berada di antara tubuhnya dengan d**a Jagad, naik ke belakang leher Jagad yang sekarang sedang menciumi lehernya.
Kaila merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya, Kaila merasakan sentakan yang keras pada bagian bawah tubuhnya hingga gelombang gairah melanda dirinya. Membuatnya lemas dan napasnya menderu cepat. “Biarkan, lepaskan saja.” Bisik Jagad di telinganya.
Selang beberapa detik setelah itu, bagian tubuh Jagad dicengkram lebih erat oleh otot – otot tubuh Kaila, sehingga membuatnya melepaskan klimaksnya.
Jagad ambruk dan mencium lekukan leher Kaila sementara ia mengembalikan degup jantungnya.
Kaila terlihat kebingungan atas apa yang telah ia alami, Jagad melihat itu saat ia mengangkat tubuhnya dari dalam tubuh Kaila. Jagad mencium wanita itu, “Kamu menakjubkan.” Puji pria itu. Lalu Jagad berguling di samping Kaila, memejamkan matanya, meresapi kenikmatan yang baru saja ia dapatkan dari tubuh wanita asing yang baru saja ia kenal beberapa hari lalu.
Suara dering ponsel memecahkan kesunyian yang terjadi di antara mereka yang sedang merenungi apa yang baru saja terjadi. Jelas saja itu dering ponsel milik Jagad, karena ponsel Kaila berada di luar.
Lengan panjang Jagad terulur untuk mengambil ponsel itu di samping nakas tempat tidur sebelah Kaila. Membuat wanita itu menghirup banyak – banyak aroma memabukkan setelah bercinta yang keluar dari tubuh pria itu.
“Ya, sayang?”
Tubuh Kaila tiba – tiba menjadi kaku saat mendengar pria itu menyapa si penelepon dengan mesra. Atau mungkinkah itu adalah adik pria itu?
“Udah, aku udah sampe rumah. Kamu lagi apa?”
Kaila masih diam – diam mendengarkan percakapan di antara Jagad dan si penelepon.
“Oh, ga apa – apa. Ya udah sana, nanti suami kamu bangun.” Ada jeda sebentar sebelum pria itu melanjutkan percakapannya sebelum memutus sambungan telepon. “Oke, bye, love you sayang.”
Kaila mungkin salah dengar, ia mengerjapkan matanya saat pria itu memutuskan telepon dengan wajah berseri.
Kaila memberanikan dirinya untuk bertanya, “Adik kamu mas?”
Pria itu menjawab tanpa menoleh pada Kaila. “Pacarku.” Jawaban itu sukses membuat Kaila terbelalak.
Siapa sebenarnya lelaki ini?
Tidak, lebih tepatnya, mengapa lelaki ini membayar wanita untuk memuaskan nafsunya di saat ia memiliki kekasih. Dan jika Kaila tidak salah menerka, lelaki ini tidak sedang terpaksa menjalani hubungan perjodohan, karena ia bisa tahu bahwa Jagad mencintai seseorang yang baru saja ia sebut ‘pacarnya’. Lantas apa fungsi dirinya di antara hubungan mereka berdua?