Penasaran.

1445 Kata
Rumah pohon ini begitu hangat. Tetapi Sakira masih penasaran bagaimana lubang dari rumah pohon ini dibuat. Apakah Saka yang melakukannya sendiri atau memang berlubang secara alami. Rumah pohon ini bahkan mengingatkan Sakura dengan animasi rumah nanas Spong* b*b ketika berada di dunia modern atau rumah teman tupai spon* b*b. Hanya saja ruangan di rumah pohon ini tidak bertingkat. Dan meski tidak terlalu besar, Sakira bisa tidur dengan nyaman di tumpukan jerami yang disiapkan Saka. Kebaikan Saka membuat Sakira tidak enak hati. Terutama ketika beast itu memberinya kristal berharga miliknya. Beast itu juga memberi Sakira kain yang nyaman untuk dipakai selimut ketika tidur. "Sudah malam, tidurlah, " perintah Saka. "I-iya, " jawab Sakira. Lagi pula dia cukup lelah. Lebih tepatnya jiwanya lelah karena sudah dikelilingi pria telanjang tadi. Dia berharap jika kejadian tadi tidak muncul di dalam mimpi. Akan sangat menyedihkan jika Sakira tidak bisa tenang karena kejantanan para pria itu juga muncul di mimpinya. "Hoam, selamat malam Saka. " Sakira menutup mata dan tertidur begitu cepat. Sasuke juga ikut tidur melingkar dengan tubuh ularnya. Tapi berapa kali pun ia mencoba tidur, matanya tidak bisa terpejam. Dalam kegelapan malam, Saka tidak bisa menutup mata karena di sampingnya terdapat gadis cantik yang terlelap. Perlahan ia mendekatkan tubuhnya yang sudah menjadi manusia seluruhnya ke arah Sakira. Saka terusik dengan rasa senang karena baru pertama kali ada betina yang menginap di rumah pohonnya. Dia pun ingin melihat sepuas mungkin gadis yang tertidur pulas itu. "Ngh... " Sakira yang kepanasan karena suhu udara yang panas di malam hari menendang selimut. Kain yang terbuat dari kulit Saka tersebut terlempar ke samping sehingga tanpa sengaja gadis itu memberi akses pada Saka yang sedang penasaran. Saka semakin intens meneliti tubuh Sakira. Matanya semakin menajam tak kala Sakira perlahan mengalami perubahan. "Dia mulai berubah... " Rambut Sakira yang yang tadinya gelap perlahan-lahan berubah agak merah, tetapi bukan merah yang sama yang biasanya Saka lihat. Merah di rambut Sakira lebih mengarah ke pohon bunga yang berada di samping pohon rumahnya. Saka tidak tau jika warna yang ia maksud adalah pink. Begitu pula dengan alis dan bulu matanya. 'Perubahan terjadi pada wujud Sakira pasti karena kristalku yang dia telan, ' batin Saka. Hatinya merasa gembira karena menyadari jika tubuh Sakira tidak menolak khasiat kristalnya. Reaksi itu juga sebagai tanda jika Sakira terikat dengan dirinya secara tak kasat mata. 'Dengan begini kita bisa membuat bayi yang banyak, sangat banyak, ' batin Saka. Dia membayangkan Sakira yang melahirkan empat, sepuluh, dua puluh telur bayi sekaligus. Rumahnya akan penuh dengan bayi-bayi yang imut seperti Sakira. Proses perubahan Sakira tak berlangsung lama. Gadis itu sekarang sudah sepenuhnya berubah. Kulitnya semakin putih dan bercahaya diterpa sinar bulan. Bibirnya juga semakin merah. Saka memang pernah mendengar dari ibunya jika khasiat kristal ini sangat luar biasa. Dan sekarang sudah terbukti. Kini Saka melirik ke arah pakaian yang dipakai Sakira. Mereka nampak begitu banyak, berat dan menghalangi dirinya melihat betinanya. Dia cemberut dan menatap gaun Sakira dengan permusuhan. 'Pakaian ini menghalangiku. ' Kuku Saka yang setajam pisau keluar dari jarinya. Saka memutuskan untuk memotong gaun yang Sakira kenakan karena terlalu tebal. Errr, sebenarnya karena menghalanginya melihat Sakira seutuhnya. Ia pun perlahan memotong pakaian berlapis yang Sakira pakai. Cres. Cres. Beast ular itu memotongnya dengan hati-hati. Ketika berkonsentrasi memotong pakaian Sakira, Saka mencium aroma tiga beast yang tadi mengerumuni rumah pohonnya. Dia mendongak, dan benar saja. Mereka bertiga mengintip dari celah rumah pohonnya dan bertengger di ranting. Mata mereka menatap Sakira dengan wajah yang rakus. "Hiss, Apa yang kalian lakukan? " desis Saka. "Eh, hehehe kami hanya lewat... iya lewat. " Neil membuat alasan yang konyol. Sebenarnya dia sudah berdebar menunggu pakaian Sakira terpotong. Ternyata ia ketahuan Saka. "I-itu benar. " Gard yang juga ketahuan membenarkan ucapan Neil. Hanya Kimi yang diam karena merasa malu. Dia tidak berkata apa pun dan hanya melemparkan wajahnya ke samping. Lalu, dalam hitungan detik ekor Saka memanjang dan mengirim mereka bertiga terbang dari ranting rumah pohonnya. "Dasar pengganggu, " gerutu Saka. Duagh. Duagh. Duagh. Bruk. Bruk. Bruk. "Aduh--" "Mengapa Saka begitu pelit. Kita kan hanya penasaran dengan kulit Sakira. " "Benar, ini tidak adil karena dia memonopoli Sakira padahal gadis itu belum menjadi mate - nya. " "Ini melanggar kesepakatan bersama para beast. Besok kita harus ke ketua beast untuk protes. " "Benar, disana tidak hanya kita. Sakira juga bisa memilih pasangan soulmate-nya. Aku yakin kali ini Saka tidak akan memiliki harapan. " "Yah, ayo besok pagi kita datangi ketua. " Mereka bertiga kemudian berunding agar Saka tidak memonopoli Sakira sendirian. Padahal di dunia ini para beast betina boleh memiliki lebih dari satu jantan karena jumlah betina yang menyusut tajam. Tapi mengapa Saka over protective pada Sakira. Andai Sakira mendengar percakapan mereka bertiga, dia pasti sudah muntah darah karena marah. Untuk menghadapi tiga beast jantan yang menyuruhnya memilih mereka berdasarkan kejantanan mereka saja dia tidak tahan dan ingin kabur. Sekarang dia harus memilih sekumpulan beast jantan dari berbagai jenis. Entah apa yang terjadi padanya esok. Meski Saka bisa mendengar percakapan para beast itu, ia tidak mengambil pusing. Apa pun yang akan ketiga beast itu lakukan dia bisa melawan mereka semua jika diperlukan. Jadi Saka masih asik dengan kegiatan memotong pakaian Sakira. Tek. Tak lama kemudian tubuh Sakira hanya berbalut pakaian yang bagian tengahnya terpotong dari d**a hingga kaki. Tubuh indah dengan kulit putih yang merona terpampang di depan Saka. "Jadi ini tubuh seorang wanita? " guman Saka. Dia sangat gembira seolah mendapatkan hadiah dari surga. 'Kulitnya terlihat lembut dan sangat mulus,' lanjutnya dalam hati. Tangannya pun terulur untuk meraba kulit Sakira. "Mh... " Sakira melenguh karena merasa ada yang mengganggunya. Dia tidak tau jika beast ular sedang memuaskan rasa ingin taunya tentang seorang gadis dengan meraba-raba kulitnya. Meremas sekilas dan menekannya seperti sedang bermain. 'Ternyata benar, sangat lembut. Lebih lembut dari kapas, ' batin Saka. Rasa ingin tau Saka beralih ke gundukan yang sedikit terlihat dari pakaian yang ia potong. Dia juga penasaran dengan rasa bulatan di d**a Sakira. 'Mereka nampak lebih lembut dari pada kulit yang aku raba sebelumnya.' Oleh karena itu, Saka ingin menyentuh dengan ujung jari telunjuknya. Sebenarnya ia kecanduan dengan tubuh Sakira dan ingin menyentuhnya. Dengan memejamkan mata Saka mengulurkan jari telunjuknya. Poke. Mata pria itu terbuka karena terkesima. "Rasanya luar biasa. Ternyata sangat kenyal dan terasa bagus di sentuh. " Wajah Saka yang biasanya dingin tanpa ekspresi tiba-tiba menghangat lalu memerah. Saka sendiri juga bingung mengapa wajahnya bisa memanas. Padahal dirinya adalah beast ular yang berdarah dingin. ''Aku ingin menyentuhnya lagi, '' ucap Saka dengan penuh semangat. Keinginan memainkan tubuh Sakira tidak hilang setelah Saka menyentuh dadanya. Dia kembali melihat benda yang kenyal ketika disentuh itu. Jarinya kembali terulur untuk merasakan kembali perasaan kenyal dan lembut milik Sakira. "Ugh..." Sayangnya Sakira kini mengubah posisinya menjadi telungkup. Jadi seluruh tubuh Sakira yang tadinya terekspos sekarang tertutup kembali. Perasaan kecewa menghampiri Saka, padahal ia belum puas menyentuh benda bulat itu. Tetapi ia tidak perlu khawatir sebab nanti dia akan melakukannya lagi. Saka pun mendekatkan tubuhnya pada Sakira. Memeluk gadis yang sudah lama ia idam-idamkan. Perlahan rasa kantuk menghampiri Saka. Dan saat dirinya terlelap, rambut Sakira sudah sepenuhnya menjadi panjang dan pink. Gadis dari dunia awan perlahan beradaptasi di dunia Mitologi. > Keheningan malam di negeri Mitologi berbanding terbalik dengan malam di negeri Awan. Para prajurit yang di pimpin Jenderal Sora menelusuri rute jalan dan desa yang diambil Sakira. Mereka terus mencari bahkan hingga ke hutan di sekitar kuil naga. "Lanjutkan pencarian. " "Baik. " Jenderal Sora tau jika ada yang aneh dengan kecelakaan kereta yang dinaiki Ratu Sakira. Kecelakaan ini terlalu rapi dan aman. Tidak ada korban jiwa sama sekali. Bahkan kuda yang menarik kereta juga ditemukan saat mereka secara insting kembali ke istana. Jenderal Sora yakin jika sang ratu memang merencanakan ini. 'Mungkin saja dia sudah tidak tahan diabaikan dan menjadi lelucon di antara para bangsawan. Tapi, jika dia tau kalau Yang mulia sedang mencari dan mencemaskannya, apakah Ratu Sakira akan bersedia kembali lagi? ' Jenderal Sora hanya bisa menebak pikiran Sakira. Hanya satu yang ia ketahui yaitu pelarian ini direncanakan dengan sempurna karena sang ratu tidak tahan lagi diabaikan. "Lapor Jenderal. Kami sudah menelusuri sungai. Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan seseorang melewatinya. Lumpur di sana dan juga tumbuhan sungai tidak ada yang rusak karena jejak kaki. " Sora menghela nafas karena laporan kegagalan misi untuk yang kesekian kalinya. "Hari sudah mulai malam. Kita lanjutkan pencarian esok hari. Aku akan kembali ke istana. " Sora kemudian mengambil kuda untuk melaporkan dugaan sekaligus kegagalan yang kesekian kalinya. "Baik." Asisten Jenderal segera memberi isyarat agar para prajurit berkumpul dan kembali ke tenda. Para prajurit yang berkumpul mulai membagi tugas. Ada yang beristirahat, ada pula yang memasak perbekalan. Tapi ada satu hal yang mengganjal di hati mereka yaitu menyusutnya volume air sungai secara drastis. Mereka semua khawatir jika akan terjadi kekeringan di negeri Awan. Tbc.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN