Menjelang sore hari, cahaya kecil terbang mengitari kuil. Seperti sekumpulan bintang yang tersebar, kunang-kunang mengitari kuil Naga Ikaz. Membuat kuil itu menjadi berkerlap-kerlip karena dinding dari kuil mampu memantulkan cahaya dari sinar sekecil apapun.
Sementara itu di depan kuil yang terdapat danau, Saka menggulung ekornya dan menyandarkan kepalanya di puncak tertinggi gulungan tubuhnya. Ah lagi-lagi ular itu membentuk dirinya seperti kotoran versi komik. Hanya saja, wajahnya yang muram terus menerus melirik ke arah Sakira yang mengabaikannya sedari tadi. Meski Sakira bilang tidak marah tapi dia juga tidak mengajaknya bicara. Itu karena dirinya ketahuan berbohong. Sekarang dia harus menerima hukuman dari Sakira yang mengabaikan dirinya dan sibuk memanggang ikan bersama dua naga (Ikaz dan Maria) serta tiga beast lainnya.
Menyadari ini, Maria dan Ikaz hanya melempar tatapan penyesalan pada Saka. Bagaimanapun membohongi betina adalah hal yang tidak boleh dilakukan oleh beast jantan mana pun. Jadi mereka tidak bisa menolong Saka untuk kasus ini.
Sementara Saka yang harus menikmati hukumannya, Gard, Neil dan Kimi merayakan waktu tanpa diganggu Saka. Mereka sedang asik melancarkan aksi merayu pada Sakira secara leluasa. Maklum saja, Saka selalu menghancurkan setiap aksi merayu mereka. Sekarang dengan Saka yang terkena hukuman maka Gard, Neil dan Kimi memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin.
"Sakira, cobalah buah ini. Aku tadi menemukannya di sekitar kuil. Ku dengar manusia sangat menyukai buah berwarna merah. " Gard menunjukkan buah yang Sakira kenal sebagai buah Stroberry.
"Ini buah Stroberry, rasanya manis dan sedikit masam. Aku menyukainya, terima kasih. "
Gard menunduk malu-malu saat Sakira mengucapkan terima kasih.
"Sakira, cobalah minuman ini. Aku mengambilnya dari sana. Rasanya manis. "
Sakira menerima smangkuk yang terbuat dari batu yang di buat seperti mangkuk. Sakira bertanya-tanya bagaimana cara para beast ini membentuk batu hingga seperti mangkuk di dunia modern.
''Srruuup."
"Wah, ini air tebu. Sangat manis. "
Terakhir Neil. Dia mengambilkan ikan yang sudah matang pada Sakira.
"Makanlah, aku tau kau lapar. "
"Terima kasih. "
Di saat menikmati makanannya, Sakira merasakan tatapan menembus punggungnya Bukannya ia tidak menyadari jika Saka terus menatapnya dengan pupil mata membesar dan berkaca-kaca. Alisnya ia lengkungkan ke atas juga bibir yang mengerucut imut.
'Astaga, dia kan beast ular. Tetapi mengapa dia bersikap seimut itu, ' batin Sakira. Hatinya bergetar, tangannya sangat gatal ingin membawa ular itu ke rumah dan mencubit pipinya.
Sakira menggelengkan kepalanya. 'Tidak -tidak. Dia harus merasakan hukuman ini. Andai saja dia tidak berbohong, aku tidak perlu melihat burung berterbangan di sekitarku karena kebiasaan aneh beast jantan saat melamar gadis. '
Wajah Sakira memerah sempurna ketika mengingat di mana Gard, Kimi dan Neil memamerkan belalai mereka padanya. Ditambah lagi Saka memberikan kejutan spektakuler karena menjadi satu-satunya beast yang memiliki dua belalai. Itu sungguh peristiwa yang mengejutkan.
'Ngomong-ngomong, apakah naga juga memiliki dua? ' tanya Sakira dalam hati. Dia melirik Ikaz yang bersenang-senang memanggang daging ikan. Dia terlihat mulia di antara tiga beast jantan yang tampan. Sikapnya juga tidak sekasar empat beast yang ia kenal.
Maria datang dan memberikan ikan lain yang sudah matang ke Sakira. Surai segelap malam yang sama dengan Ikaz dan Saka berkibar seolah menari. Sakira tidak bisa berhenti mengagumi kecantikan Maria.
"Ugh... Sasuke ku sangat imut ketika menyesal, " ucap Maria. Dia melihat putranya yang melingkar seperti kotoran.
"Benar, dia sangat menggemaskan. Ups--" Sakira lupa jika sedang marah, ia pun keceplosan memuji Saka yang berpose imut.
Maria memandang Sakira dengan senyum menggoda, membuat gadis itu gelagapan dan memerah malu.
"Haah, Saka sudah berulang kali hampir ditipu beast betina. Mungkin ketika melihatmu, Saka memiliki firasat kuat jika kau adalah mate sejatinya. Jadi dia mempertahankan mu dengan cara berbohong. Dia bahkan memberimu kristal emas meski kau belum mempunyai tatonya."
Sakira menunduk, menjadi mate di dunia Mitologi bukanlah rencananya. Bukan hanya tidak terbiasa tinggal di tempat ini yang kehidupannya jauh dari standart, dia juga sangat tidak terbiasa melihat beast jantan telanjang sambil memamerkan miliknya ketika melamarnya. Semua ini terasa asing dan vulgar bagi Sakira. Namun ia juga tidak bisa menepis ketenangan jiwa ketika berada di sini. Hatinya tidak lagi merasa gundah atau kesepian. Hanya ada senyum yang menghias wajahnya saat melihat perilalu lucu beast di sekitarnya.
"Aku belum tau rencanaku ke depannya. Fokusku sekarang adalah mengatasi kekeringan di negeri Awan sana, " ucap Sakira.
"Baiklah, pertama maafkan Saka dulu. Apalagi dia satu-satunya beast yang bisa mengantarmu ke negeri Awan. "
Sakira tersenyum. Dia memang tidak berencana marah dengan Saka untuk waktu yang lama. Hatinya tidak tahan melihat wajah seimut itu.
"Oh, sebagai informasi. Dia juga bisa menurunkan hujan meski sedikit. "
"Ah!? " Wajah Sakira berbinar mendengar informasi dari Maria. "Benarkah? "
Maria mengangguk. "Bagaimanapun dia juga memiliki darah naga. Tentu saja dia bisa menurunkan hujan."
Maria menatap langit yang mulai gelap. "Matahari mulai tenggelam, aku harus kembali ke gunung Drago. Setelah melihat Saka yang menghilang dua puluh tahun yang lalu, aku sekarang tidak khawatir lagi, terutama dengan adanya dirimu. "
Maria berdiri dari tempatnya duduk. Sakira pun turut berdiri. Gerakan tangan Maria menyebabkan sekumpulan awan berdatangan. Awan itu berkumpul dan membentuk gumpalan yang terlihat lembut. Maria menaikinya lalu terbang dan menghilang.
"Sampai jumpa, Nak. "
Ikaz menatap ibunya yang terbang dan menghilang dari balik awan. Dia mendatangi Saka dan menepuk kepalanya. Lalu menuju ke arah Sakira yang menatap kagum ke arah tempat Maria terbang menghilang.
"Aku juga harus pergi. Kuharap perjalanan kalian tidak ada kendala, ku tunggu pear nagamu. "
Sakira mengangguk. "Aku akan berusaha sekuat mungkin."
"Dengan bantuan Saka, aku yakin kau bisa melakukannya. Sampai jumpa. " Ikaz pun mengikuti hal yang dilakukan Maria dan menghilang dari balik angkasa.
Api menyala-nyala menerangi sekumpulan beast lainnya yang sedang makan dengan lahap di depan api unggun. Meski dengan ikan sebesar itu, mereka memakannya seolah tak kenal rasa kenyang. Sakira meninggalkan mereka dengan membawa ikan yang sudah matang menuju Saka. Beast ular itu menatap tak percaya kedatangan Sakira. Ini bearti Sakira sudah memaafkannya.
"Makanlah, " Sakira menjulurkan makanan yang sudah tidak terlalu panas pada Saka. Sebagai beast ular dia anti dengan makanan panas.
Saka menerima makanan dari Sakira dengan hati berbunga.
"Kau memaafkanku? "
Sakira mengangguk. Dia mendudukkan diri di samping Saka. Tanpa diduga Saka menjulurkan ekornya dan membelit Sakira hingga gadis itu terangkat. Tubuhnya kemudian mendarat di d**a Saka yang memeluknya dengan lembut.
"Terima kasih. Maafkan aku."
"Eh... Saka turunkan aku. Iya, iya. Kamu makanlah lebih dahulu sebelum main-main! "
Bagaimanapun rasa ekor Saka terasa geli saat bertemu dengan kulit Sakira. Jadi Sakira tidak bisa mengendalikan perasaan merindingnya.
Tidak seperti sebelumnya, Saka menuruti ucapan Sakira dengan patuh. Dia menurunkan Sakira dan mulai memakan ikan.
Rasa ikannya lembut dan gurih. Seperti meleleh di lidah. Sangat cocok untuknya yang pemilih makanan. Terlebih dia sering memakan mangsanya bulat-bulat.
Kilauan cahaya matahari yang dipantulkan danau begitu memikat. Menggelitik rasa penasaran bagaimana segarnya air danau di sore hati. Sakira melangkah mendekati danau dan bermain-main disana.
Sakira tidak ingin menganggu Saka yang sedang makan. Dia mendekat ke arah danau Bora-bora dan memainkan airnya. "Ini menyenangkan. "
Sakira tidak tahan lagi, dia menuruni danau yang dangkal dan mandi di sana. Beruntung kain dari kulit Saka ini tahan air, jadi meskipun dia basah oleh air kain ini mengering dengan cepat.
Saka menyelesaikan makanannya. Pemandangan Sakira yang bermain air menarik perhatiannya. Dia memang memiliki impian bermain-main air bersama pasangannya di air. Dia berencana melakukan impiannya sekarang.
Bayangan hitam kebiruan melintas dan mengelilingi Sakira. Saka menyebulkan kepalanya dari bawah air. Ekornya mengelilingi Sakira dan mengangkatnya. Entah dari mana pemikiran Saka, beast itu seolah membuat Sakira seperti naik perosotan di kolam renang.
"Kyaaaa hahaha. "
Sakira meluncur dari atas ke bawah dengan menunggangi ekor Saka yang panjang. Hilang sudah tata krama aturan kerajaan yang ia pelajar dari kecil. Sakira bisa tertawa lepas saat bermain air dengan Saka.
Tidak berhenti di sana. Sasuke juga mengajaknya menyelam ke dalam danau, dia mengajaknya melihat pemandangan bawah danau yang indah dan penuh warna warni.
Tak ada ikan bergigi tajam yang berani mengganggu. Tak terkecuali ikan besar pemakan daging. Mereka sudah melihat nasib rekan mereka ditewas ditangan beast itu, jadi mereka bertindak pintar dan bersembunyi saat Saka menyelam.
Di dalam danau, Sakira terkejut dia bisa menahan nafas lebih lama dari biasanya sehingga dia bisa melihat terumbu karang dan ikan kecil di dasar danau. Mereka cantik dengan pantulan cahaya sore. Warna warni yang mereka miliki menyegarkan mata Sakira.
'Aku tidak menduga jika bisa menahan nafas selama ini, mungkin juga ini karena pengaruh dari kristal Saka. '
Sementara itu tiga beast lainnya terlalu enggan mengikuti mereka yang bermain air. Mereka tidak terlalu menyukai air sebanyak Saka. Terlebih Kimi dan Neil sudah berenang untuk menyeberangi danau. Jadi mereka memilih tidur di kuil untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Puas bermain air, Saka membawa Sakira menuju kuil Saka. Dia juga tidak ingin Sakira sakit jika bermain air terlalu lama. Saka melata dengan pelan sambil menggendong Sakira, dia tidak ingin membangunkan para beast yang sudah tidur itu.
"Pakai ini. Kulit bulu ini akan menghangatkanmu. "
"Terima kasih. "
Sakira mengambil mantel bulu itu dengan senang, ia juga merasa lelah. Terlebih besok dia akan pergi ke negeri Awan. Jadi Sakira butuh istirahat agar siap menuju negeri Awan. Entah dia nantinya bertemu dengan Kaisar atau tidak, Sakira tidak lagi perduli. Baginya dia hanya masa lalu yang ingin ia lupakan. Yang terpenting adalah rakyatnya.
Tbc.