Kejujuran Menyakitkan

1832 Kata

"Indri … kamu lagi ngomong apa, sih?" Mama mertua yang masih terlihat cantik meski usianya tak lagi muda, menatapku dengan tatapan heran. Aku hanya mampu meremas jari-jemari dengan kaku, tak tahu harus memulai dari mana. Sementara Mas Andre mengulas senyum tipis saat menatapku. "Bukannya Papa berpesan—?" ujarku menggantung ucapan. "Ya, itu yang ingin kami bicarakan," sahut mertuaku tak lama kemudian. "Ya sudah, kalau begitu … biar Indri yang mundur saja kalau begitu, Ma," ucapku dengan perasaan campur aduk tak karuan. "Maksudnya?" Lagi. Mama mertua menatapku dengan pandangan heran. "Mungkin ... Indri cuma mau pamit ke belakang buat ngambil camilan, Ma." Suamiku terkekeh saat mengalungkan lengan kekarnya di leherku. Membuatku sangat tak nyaman. Padahal, aku sedang tidak ingin bercanda

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN