Sebuah Pembuktian

2045 Kata

Aku tak lagi dapat menahan bulir bening agar tidak luruh. Rasa kecewa pada Mas Andre yang menggunung karena tak kunjung pulang sampai hampir mendekati tengah malam, memaksaku meneteskan air mata sampai terisak-isak. Aku benci padamu, Mas! Benarkah kau justru menemui Zahra dan tak peduli dengan keberadaanku di sini? Wanita bergelar istri yang sedari tadi menunggumu dalam keresahan? Atau jangan-jangan … kau malah sedang bersenang-senang di klub malam? Menikmati gemerlapnya dunia malam dengan ditemani para jalang tak tahu diri? Aku dilanda perasaan kesal tak terbantahkan saat beberapa prasangka buruk itu muncul. Entah pukul berapa, aku terlelap bahkan masih dengan lingerie yang melekat di badan. Ya, menanti kepulangannya membuatku tenggelam dalam tangis tak berkesudahan yang akhirnya mem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN