Satu persatu langkah membawanya pada bagian dalam rumah, dia memilih mengikuti Bee ketika mengatakan akan menunjukkan bukti akurat tentang tulisan yang dimaksud. Sang owner memang harus melihat sendiri bukti penguat tersebut, dengan begitu semua akan jelas. Siapa yang berkata jujur?
Rumah ini model klasik dengan interior bergaya kuno, tak ada apa pun di dalam. Hanya lantai keramik murahan yang sudah pecah, batu besar dan kerikil berserakan. Kaca-kaca jendela pun terlihat tak berbentuk.
Barang-barang tak terlihat sama sekali, terlihat dinding polos dengan cat sudah mengelupas. Nasib buruk macam apa yang menimpa gadis muda tersebut? Sangat miris untuk dijabarkan lebih lanjut.
“Hati-hati, Om. Ada banyak pecahan kaca, mereka cukup bar-bar sebagai sekelompok makhluk sosial.” Terdengar Bee memberikan peringatan padanya, gadis itu menghilang di salah satu kamar.
Cahaya matahari menerobos masuk dari salah satu atap yang sudah hancur, apa mereka benar-benar menyerang gadis itu sepanjang waktu? Bee mengatakan jika dirinya tidur dengan kondisi aliran listrik dipadamkan, ditambah kondisi rumah dipenuhi pecahan kaca. Dia tak bisa membayangkannya.
Buk! Bunyi ini terdengar mengagetkan, Bee terlihat melepas apa yang ia pegang. Tumpukan buku tulis berbagai bentuk, hal yang sangat tak masuk akal. Deon benar-benar melihatnya, media sang gadis dalam menulis.
“Aku menulis beberapa cerpen, bahkan ini tiga judul n****+ yang sudah tamat. Buku yang hilang itu aku tulis dua tahun lalu, sebulan setelah mama meninggal.” Penjelasan tanpa diminta diberikan membuat Deon mendekat, lalu berjongkok untuk memeriksa.
Dia bersin karena buku-buku penuh debu, Bee hanya tersenyum tipis. Kemudian, mengambil kain untuk membersihkan. Baru menyerahkan satu untuk dibuka.
Deon membuka sampul, dia melihat tulisan tangan yang sangat indah. Diukir mirip bambu, lalu disertai dengan nama serta judul. Bee memberikannya kumpulan cerpen, terbaca ‘Cinta yang Mengintimidasi.
Berkisah tentang seorang gadis biasa yang bertemu kembali dengan kakak kelas yang diidolakan, mereka bekerja di kantor yang sama. Kesalahpahaman masa lalu berubah menjadi sesuatu yang manis, kisah bagus dengan porsi singkat. Gaya penulisan pun berkarakter, Deon mengangguk-angguk.
“Penulis Om itu hanya mengganti nama tokoh, karakter utama menjadi Axel dan Belva. Aku menulisnya sesuai apa yang tertulis di blog itu, kisah rahasia Mahendra dan Zee Jofany. Mereka terlibat cinta terlarang saat sama-sama sudah menikah, aku menangkapnya begitu dari semua tulisan Mr. Sun Shine.”
Penjelasan yang membuat keinginan tangan membuka halaman berikutnya urusang, Deon terlihat mulai panik. Apa yang dikatakan gadis itu? Dia benar-benar mengetahui tentang rahasia tersebut?
Deon menutup buku sejenak untuk mengontrol kendali diri, “Bukankah kamu juga sedang memplagiat tulisan orang lain?”
“Hey, ayolah!” Bee langsung menunjukkan protes yang mengejutkan, “bedakan terinspirasi dengan copy paste, aku hanya membaca beberapa lirik puisi yang tertulis. Kemudian, mengembangkan kisah unik mereka menjadi n****+. Hanya saja, Senja Plagiator itu secara beruntung menemukannya, mungkin terjatuh saat aku bersembunyi perpustakaan bulan lalu.”
“Jangan mengoceh saja, mana bukti yang kamu janjikan?” desak Deon tak sabar melihat apa yang bisa dijadikan penguat pengakuan Bee, berharap hanya kebetulan semata. Sebab, akan menjadi sangat mengkhawatirkan jika ternyata benar-benar ada bukti akurat.
“Ini,” ujarnya dengan gerakan tangan sedikit ragu, “di sana semua rahasiaku tertulis jelas, aku bahkan membuat kerangka karangan berdasarkan lirik-lirik yang terlihat seperti syair lagu.”
Deon langsung menyambar buku catatan dengan gambar sampul berkarakter kucing cantik, tak sabar membukanya. Namun, dia mengangkat wajah untuk mengetahui tanggal tepatnya. Merasa kurang nyaman ketika menangkap beberapa kalimat curhat perihal kesedihan.
“Ada di tengah-tengah, di sana kerangka karangan kutulis.” Penjelasan ini kembali menggerakkan tangan Deon, benar saja.
Ada bagan, tanda panah, dan coretan berantakan. Mulut pria itu terbuka dengan sendirinya, tak ada kebohongan yang patut dicurigai. Rupanya Senja benar-benar melakukan kecurangan, tetapi kenapa editor yang menangani mengatakan hal menguatkan ketika rapat?
“Senja tidak melakukan kecurangan, Pak. Saya yang membantunya membuat premis sampai outline, termasuk riset.” Jean yang memang memegang semua karya Senja meyakinkan di rapat tim, Deon tak memeriksa karena terlalu percaya pada anak buahnya.
Bermodalkan kepercayaan itulah dirinya sering dikhianati, bahkan oleh istri yang selama ini dianggap baik-baik saja. Deon seharusnya memeriksa tulisan yang menjadi viral, bukan hanya mendengarkan penjelasan penuh kebohongan. Namun, berkat kasus yang sedang ramai, penjualan bab berbayar semakin melonjak.
Kondisi inilah yang membuat para editor mengatakan hal-hal konyol terkait kemunculan akun bernama ‘Iblis Jelita’, tetapi sekarang semua jelas terlihat siapa yang sedang mengarang kisah palsu. Deon mencari IP address tanpa diketahui siapa pun, dia melakukannya untuk meyakinkan produser yang sedang menyiapkan syuting tulisan tersebut. Baru satu bulan diterbitkan, tetapi minggu lalu Moon Entertainment tertarik untuk menjadikannya sebagai film.
Ini kali pertama sebuah n****+ online di platform OS mendapatkan tawaran dari produser kenamaan, tetapi justru mendatangkan bencana. Jika saja fokusnya tak pecah karena hal serius lain, mungkin kelalaian ini tidak akan terjadi. Semua berlangsung di saat dirinya berada dalam tekanan batin cukup kuat sehingga mengabaikan beberapa tulisan yang masih on going.
“Aku bahkan dengar kalau kisah itu akan difilmkan, apa pimpinan platform tak membuka media sosial? Bukankah statusku dibagikan hampir satu juta orang, seharusnya mendapat tanggapan bukan?” Bee kembali mengomel tentang sikap orang-orang OS yang memang justru menganggap kecaman sebagai berkah karena lonjakan pembaca justru semakin tak terbendung, baru di bab 36. Namun, penjualan bab berbayar sudah mecapai rating tertinggi.
Dilema bagi Deon, dia tak bisa menutup mata untuk kerugian gadis di depannya. Namun, tak mungkin melakukan take down karena melepas Senja sama saja kehilangan jutaan pelanggan setia. Cukup mengabaikan sebagai hal tak penting, keadaan Bee tidak memungkinkan untuk melakukan tuntutan.
“Karena Om sudah di sini, bawa aku pada pimpinan OS.” Bee mengatakan hal yang cukup mengejutkan, "bukankah seharusnya dia punya kuasa untuk men-take down karya Plagiator? Aku sudah lapor CS, tapi tak ada tanggapan.“
Deon semakin terlihat gelisah, produser bahkan menghubingi dirinya terkait karya tersebut. Jika benar Senja melakukan kecurangan, mereka akan membatalkan kontrak kerja sama, dan aplikasi harus membayar denda sebesar lima miliar karena terbukti melanggar aturan kesepakatan. Dia
“Lalu, apa yang kamu inginkan?” tanya Deon untuk menemukan solusi terkait kasus yang tengah menjadi perbincangan publik, “aku akan membantumu.”
“Cukup take down kisah itu dan berikan pengakuan dengan jujur jika memang dia menjiplak karya orang lain.” Permintaan yang sangat sulit untuk disanggupi, bagaimana dirinya bisa menumbalkan penulis yang menghasilkan bagi platform hanya demi gadis yang sama sekali bukan seorang penulis?
Bee hanya mengacau dengan status, tak ada yang percaya karena semua tulisannya ada di buku. Ini peluang besar, dia seharusnya cukup membiarkan kasus ini. Hidup gadis tersebut sudah sangat kacau, mustahil akan mengejar kasus plagiasi dengan serius.
“Jika masih belum ada tanggapan, akan kukirim sumber yang menginspirasi. Aku yakin, pemilik blog itu pasti bisa membedakan mana yang asli dan palsu setelah melihat endingnya.” Bee terlihat melebarkan senyum puas, ada hal ganjil yang mencurigakan. Kenapa mendadak terlihat begitu bahagia?
“Apa maksudmu dengan pemilik blog yang bisa membedakan keorisinilan karya itu?” tanya Deon yang masih belum paham makna senyum senang Bee, dia bahkan menunggu dengan sangat tidak sabar.
“Aku cukup meminta bantuan Netizen untuk menemukan pemilik blog dengan nama Mr. Sun Shine atau mencari perempuan yang selalu menjadi tokoh di setiap lirik yang dia buat, Zee Jofany.”
“Jangan melakukannya!” Deon langsung panik mendengar apa yang baru saja Bee katakan, “aku akan meminta Senja mengakui perbuatannya dan segera men-take down karya itu.”
“Benarkah?” tanya Bee dengan penuh binar bahagia karen mulai menemukan keadilan, “sebenarnya aku ingin mengetahui akhir seperti apa yang bisa dibuat oleh Plagiator, tapi ternyata buku keduanya tidak perlu kukeluarkan untuk membuatnya mengakui kecurangan.”
Jadi, gadis itu masih memiliki kelanjutan dari kisah yang berada di tangan Senja? Deon merasa tertipu oleh keluguan yang ditampilkan, ternyata Bee jauh lebih cerdik dari yang dikira. Dia harus membayar lima miliar untuk membatalkan kontrak dan menanggung kecaman publik, lalu kehilangan sumber penghasil uang terbaik.
Deon memang harus melakukannya jika tak mau kisah terlarang itu mencuat ke publik, melindungi dua nama yang ada di balik kisah terlaris tersebut. Setidaknya dunia tidak pernah tahu jika dirinya pernah menjadi blogger dengan nama Mr. Sun Shine 10 tahun lalu.
***