Allena memandang seluruh anggota keluarga besarnya yang begitu bahagia dengan pertunangan ini. Semua kebahagiaan itu tak ada yang mencapai hati maupun matanya. Baru kemarin ia masih merasa begitu bahagia dengan pertunangan ini. Merasa semua hal di hidupnya berjalan dengan sangat lancar. Tanpa kerikil satu pun. Hingga batu besar itu mendadak turun dari langit, menghantam jalanan di depannya dan membuatnya harus terjun ke lubang kesakitan yang gelap.
Bagaimana pun, ia tak mungkin membatalkan rencana pertunangannya dan Ronald yang hanya tinggal pelaksanaan. Mengecewakan setiap senyum bahagia keluarganya. Terutama kedua orang tuanya. Juga omanya.
Pagi-pagi sekali ia mendatangi apartemen Ronald. Setidaknya hanya ini satu-satunya hal yang bisa ia lakukan untuk tak mengorbankan kebahagiaan kelu
