Save Me 17

3085 Kata
Usai sarapan, aku dan Okta duduk di ruang sterilisasi sambil menunggu alat-alat yang sedang masuk mesin steril. "Septi ... sini, deh." Okta yang sedang duduk di dekat rak alat-alat partus pun melambaikan tangan padaku. Aku pun mendekat. "Kenapa?" Okta tersenyum penuh arti. "Aku tahu, semalam itu pacar kamu, kan?" "Bukan, Okta ... Demi Allah bukan pacar aku. Dia itu sahabat aku, kami berdua sahabatan sejak SMP." "Tapi aku yakin dia itu suka sama kamu!" Aku terkekeh. "Mana ada! Dia itu punya pacar, Okta. Dia selalu curhat sama aku." "Aku inget waktu dinas di Sumedang, kita kan satu kos ... kalau nggak salah, kamu pernah teleponan malam-malam, ya? Itu sama siapa?" "Iyaa ... sama dia." Aku terpaku. Rere memang sering menelepon jika sedang lembur kerja. Ia juga sering memberikan aku pulsa. Bahkan, pemuda itu juga pernah menemani aku dinas malam lewat telepon waktu di Subang dulu. "Dari apa yang kamu ceritain, aku yakin dia itu suka sama kamu, Septi ... yang peka sama dia. Rere nggak ngungkapin perasaan itu bukan karena nggak sayang sama kamu, tapi karena dia tahu, kalau kamu nggak akan mau diajak pacaran!" "Ya udah lebih baik begini. Lagian, Rere itu mantan pacar sahabat aku. Sahabat baik aku sejak kecil. Bukan cuma kamu sih yang ngomong kayak gitu. Sahabat aku sebagai mantan Rere juga bicara hal yang sama. Katanya dia suka sama aku. Ah tapi aku anggap biasa aja." Di tengah obrolan kami, tepat pukul 6 pagi, perutku tiba-tiba saja merasa mules. "Aduh, Okta ... bentar, ya, Septi izin ke belakang dulu." "Jangan lupa izin ke Teteh bidan juga." Aku mengangguk seraya bergegas. Setelah Okta serta para bidan senior mengizinkan, aku berlari ke toilet yang ada di kamar. Entah kenapa pagi ini aku merasa sakit perut yang tak biasa. Apa karena makan nasi uduk tadi? Atau karena minum kopi semalam dalam keadaan perut kosong? Ya Allah sebenarnya aku kenapa? Setelah selesai, aku keluar dari kamar mandi dalam keadaan tidak baik-baik saja. Aku menangis sembari memegang perut dengan erat. Di kamar ini kami tidur berenam, jadi, salain aku masiha da empat orang yang sedang tertidur. Mereka yang masih tertidur di dekatku pun terkejut mendapati aku yang sedang menangis paska keluar dari kamar mandi. "Kamu kenapa, Septi?" tanya salah satu temanku. "Aku sakit perut ... sakit banget!" "Jangan nangis, atuh." "Aku emang suka nangis kalau sakit perut atau sakit apa pun yang nggak bisa ditahan," ujarku seraya memegang perut dengan erat. "Ya udah aku mandi dulu, ya, mau dinas pagi. Kalau kamu masih sakit mending jangan ke ruangan. Di sini dulu aja, lagian udah jam setengah tujuh, kok." Aku mengangguk dan Putri, teman bidan yang akan dinas pagi menggantikan aku dan Okta pun masuk ke kamar mandi. Ketika sedang menangis menahan rasa sakit, ponselku berbunyi. Setelah dilihat, ternyata ada panggilan masuk dari Papa, seolah beliau tahu bahwa aku sedang tidak baik-baik saja. "Assalamu'alaikum, Pa," sapaku. "Wa'alaikumussalam ... kamu baik-baik aja?" tanya Papa lewat saluran telepon. "Tadinya aku baik-baik aja. Tapi sekarang sakit perut, Pa, sakit banget." Aku masih terus menangis. "Kenapa bisa sakit perut?" "Nggak tahu, Pa. Tiba-tiba aja mules, tadi habis buang air besar, mulesnya hilang tapi sekarang malah sakit perutnya." "Habis makan apa?" Suara Papa terdengar sangat khawatir. "Cuma makan nasi uduk aja tadi habis subuh. Itu juga sedikit, kok." Papa menyarankan aku untuk pulang dan meminta kakak untuk menjemput. "Pulang aja, ya. Nanti Papa telepon Teh Widi buat jemput kamu." Karena rasa sakit yang tidak tertahankan, akhirnya aku menuruti saran Papa dan bersiap-siap untuk pulang. Setelah itu, aku izin ke salah satu teman karena tidak bisa berdinas.  Namun, pagi itu aku tak sempat izin ke bidan koordinator di puskesmas tersebut. *** Setelah sakit perut di Minggu pagi, aku tidak berangkat dinas selama dua hari. Hal itu pun membuat Okta, Sila serta beberapa teman lain menanyakan kabarku. Aku sudah memeriksakan keadaanku ke salah satu tenaga kesehatan yang bertugas di desa. Namun, beberapa hari setelah istirahat di rumah, bukannya membaik, keadaanku justru semakin memburuk. Papa yang sedang ada di luar kota pun meminta Abi untuk membawaku ke dokter lain agar mendapatkan penanganan yang lebih baik. Malam itu aku, Abi dan Om Rahmat membawaku ke dokter umum yang tak jauh dari daerah Majalaya. "Jadi Septi sakit apa?" tanya Abi pada dokter. "Gejala tipes, Pak Ustaz." Dokter tersebut tahu bahwa Abi adalah seorang ustaz. Karena, beliau sering datang ke kajian yang diadakan Abi. Mengetahui bahwa aku terkena tipus, sepertinya tidak mungkin. Hal tersebut seolah ada yang mengganjal. Bagaimanapun juga aku termasuk petugas kesehatan dan sering menangani orang dengan diagnosis penyakit tersebut. Tifus atau tipes atau demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhii. Tifus dapat menular dengan cepat, umumnya melalui konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi t***a yang mengandung bakteri Salmonella typhii. Hampir 100.000 penduduk Indonesia terjangkit penyakit tifus tiap tahunnya. Oleh sebab itu, penyakit tifus dinyatakan sebagai penyakit endemik dan masalah kesehatan serius di dalam negeri. Sanitasi yang buruk dan keterbatasan akses air bersih, diyakini merupakan penyebab utama berkembangnya penyakit tipes. Selain itu, anak-anak lebih sering terserang tifus karena belum sempurnanya sistem kekebalan tubuh. Jika tidak segera ditangani dengan baik, diperkirakan tiap satu dari lima orang akan meninggal karena tifus. Selain itu, tifus juga berisiko menimbulkan komplikasi. Secara umum, berikut ini adalah gejala-gejala penyakit tipes: Demam yang meningkat secara bertahap tiap hari hingga mencapai 39°C–40°C dan biasanya akan lebih tinggi pada malam hari. Nyeri otot. Sakit kepala. Merasa tidak enak badan. Sakit perut. Berat badan menurun. Penanganan penyakit tifus dilakukan dengan pemberian obat antibiotik. Pengobatan bisa dilakukan di rumah atau perlu dilakukan di rumah sakit. Pengobatan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit tipes yang dialami pasien. Salah satu langkah untuk mencegah penyakit tipes adalah dengan vaksinasi tifoid. Di Indonesia, vaksin tifoid termasuk imunisasi yang dianjurkan oleh pemerintah, namun belum termasuk ke dalam kategori wajib. Vaksin tifoid diberikan kepada anak-anak berusia lebih dari 2 tahun, dan diulang tiap 3 tahun. Seperti vaksin-vaksin lainnya, vaksin tifoid tidak menjamin perlindungan 100% terhadap infeksi tifus. Anak yang sudah diimunisasi tifoid tetap dapat terinfeksi, namun infeksinya tidak seberat pada pasien yang belum mendapat vaksin tifoid. Vaksinasi juga sangat dianjurkan bagi orang yang ingin bekerja atau bepergian ke daerah yang banyak kasus penyebaran tifus. Tindakan pencegahan lain yang perlu dilakukan adalah menjaga kebersihan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi, serta menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal. Aku merasa bahwa tanda-tanda yang sedang dirasakan dalam tubuh ini bukan tipes. Sepanjang perjalanan aku hanya terdiam sembari mengingat kembali pembicaraan dokter denganku saat di klinik tadi. Bagaiman mungkin aku sakit tipes? Aku tidak demam tinggi! Sampai di tumah pulang dari klinik, aku masuk ke ruang tengah. Setelah itu duduk di dekat Mama yang sedang berhadapan dengan layar kaca. Om Rahmat pun duduk di samping kanan seraya memandangi aku. "Lihat, Septi, tangan kamu makin kecil aja," ucap Om Rahmat. "Ya... aku nggak tahu kenapa bisa kecil gini!" "Kata dokter, Septi ini kena tipes." Beliau memberi tahu Mama dan kakakku. "Tapi, Om, sebenrnya aku ngerasa kalau ini bukan tipes. Soalnya, aku pernah dapat tugas untuk meneliti sakit tipes dan aku cuma nemuin sakit perut aja." Aku berusaha mengelak. "Tadi kenapa nggak ngejelasin aja sama dokternya? Susah, deh, kalau pasiennya lebih ngerti dari dokter!" "Aku nggak bermaksud merasa lebih lebih ngerti, Om. Tapi, kebetulan aku paham aja sama diagnosis yang beliau kasih." "Ya udah, kalau gitu habisin aja obatnya. Kalau habis dan sembuh, nanti kamu mulai tugas lagi di puskesmas. Sekarangu puskesmas biar Om yang izin ke sana. Jangan lupa itu obat herbal yang Ustaz kasih, habisin." Om Rahmat, Mama ataupun Papa selalu memanggil Abi dengan sebutan Ustaz. Karena, pria yang sudah seperti ayahku itu memang seorang ulama yang dicintai banyak masyarakat setempat. *** Hari berganti, tepat selepas magrib salah satu teman yang juga bertugas di puskesmas bersamaku menghubungi lewat BBM. Sila: Septi, kamu itu kapan mau berangkat tugas? Bidan-bidan di sini pada nanyain kamu terus. Keningku mengerut saat membaca pesan tersebut. Bagaimana mungkin Sila bicara hal demikian? Bukankah ia tahu bahwa aku sakit? Septi: Iya, Sila... nanti pasti ke puskesmas. Sekarang aku masih sakit. Kalau udah sehat aku langsung berangkat, kok. Bukannya mendoakan agar aku segera pulih atau bicara dengan baik-baik, Sila justru mengirim pesan yang tidak enak untuk dibaca. Sila: Orang sakit tuh dibawa ke dokter, kek, atau ke rumah sakit. Jangan diem aja di rumah. Gimana mau sembuh! Aku pun menggerutu di hadapan ponsel seolah memarahi Sila. Apakah gadis itu tidak pernah sakit? Sehingga tidak ada rasa iba sedikit pun padaku? Teh Widi, kakakku, yang mengetahui isi pesan tersebut pun geram dengan balasan pesan yang dikirim oleh Sila. Ia langsung meminta agar aku menghubungi gadis yang pernah menjadi rivalku di kampus lewat sambungan telepon. "Assalamu'alaikum." Suara Sila terdengar begitu jelas. "Wa'alaikumussalam, Sila, ini saya Widi Yani, kakaknya Septi," ucap kakakku. "Iya, Teh, gimana?" "Maaf, maksud kamu apa mengatakan hal seperti itu pada Sila lewat pesan?" "Maksud saya baik, Teh, orang sakit itu harusnya dibawa ke dokter jangan diam aja di rumah." "Memangnya kamu tahu dari mana kalau Septi itu diam saja di rumah? Kamu pikir saya dan keluarga Septi yang lain akan diam saja melihat Septi sakit? Seharusnya sebagai teman kamu memberikan doa atau setidaknya semangat, bukan malah mengatakan hal seperti di pesan tadi!" Teh Widi terdengar sangat emosional. Aku bisa mendengar suara Sila karena Teh Widi mengaktifkan mode pengeras suara. Sila berbicara dengan gagap. "Maaf, Teh, tapi bidan-bidan di sini selalu tanyain Septi. Kami semua bingung, makanya minta Septi untuk segera berangkat ke puskesmas." "Kalau memang bidan-bidan di sana mencari Septi, seharusnya kalian sebagai teman memberi penjelasan bahwa Septi sakit. Bukan malah mengatur kami untuk membawa ke dokter atau bahkan rumah sakit! Tanpa disuruh kamu pun kami akan memberikan yang terbaik pada Septi! Teh Widi memberi banyak peringatan pada Sila. Aku yang mendengarkan saja bergetar, apa lagi Sila yang berinteraksi langsung dengan kakakku. Teh Widi adalah kakakku satu-satunya, latar belakangnya sebagai sarjana hukum membuat ia tak pernah kehabisan kata-kata untuk berhadapan dengan orang. Wanita karir itu juga pernah menjadi seorang pengacara, karena hal itulah ia merasa percaya diri untuk membalik-balikkan ucapan orang. Namun sayang, Papa meminta Teh Widi untuk berhenti sebagai pengacara, karena pekerjaan tersebut tidak selalu membela orang yang benar. Sekarang Teh Widi bekerja di salah satu bank leasing. Pengertian leasing secara umum adalah suatu bentuk kegiatan pembiayaan alat atau barang modal berupa hak opsi atau tanpa hak opsi yang dimanfaatkan untuk nasabah dalam kurun waktu tertentu, yang mana pembayarannya dilakukan secara dicicil atau angsuran. Beberapa ahli berpendapat bahwa pengertian leasing adalah suatu bentuk perjanjian yang dilakukan oleh para pemilik aktiva atau barang dengan nasabahnya. Dalam hal ini, pemilik aktiva akan disebut sebagai lessor dan pemilik nasabah akan disebut lesseee. Nantinya, pihak lessor akan menyediakan barang atau modal yang dibutuhkan oleh pihak lesseee untuk operasional produksi. Sebagai imbalannya, maka pihak lesseee haru melakukan pembayaran kepada lessor dalam secara dicicil. Sedangkan berdasarkan Keputusan Kementerian Keuangan No. 1169/KMK.01/1991, pengertian leasing atau sewa guna usaha adalah suatu aktivitas pembayaran berbentuk penyediaan barang modal untuk sewa guna usaha, hak opsi atau hak tanpa opsi yang dimanfaatkan oleh nasabah dalam kurun waktu tertentu berdasarkan pembayaran yang dilakukan secara angsuran. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka leasing memiliki delapan elemen utama, yaitu pembiayaan perusahaan, pembiayaan perusahaan, penyediaan barang-barang modal, pembayaran jangka waktu tertentu, adanya nilai sisa yang disepakati, adanya hak pilih, pembayaran secara berkala, adanya pihak lessor, dan adanya pihak lesseee. Leasing bisa dibedakan menjadi lima jenis dalam proses penerapannya. Kelima jenis leasing tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, Capital Lease. Capital lease adalah jenis perusahaan leasing yang berasal dari suatu lembaga keuangan. Jenis leasing ini pada umumnya bisa melayani pihak nasabah yang memerlukan kebebasan dalam hal menentukan barang atau modal dengan spesifikasi tertentu. Dalam penerapannya, pihak lessor akan memberikan dana untuk membayar barang yang diperlukan kepada pihak supplier, lantas akan diserahkan pada pihak lesseee. Nantinya, pihak lessor akan memperoleh imbalan berupa nasabah dalam bentuk pembayaran secara angsuran dalam periode waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan bersama. Ke dua, Operating Lease. Operating lease adalah suatu jenis perusahaan leasing yang mana pihak lessor akan membeli barang untuk disewakan kepada nasabahnya dalam kurun waktu tertentu. Untuk hal ini, pihak nasabah hanya perlu membayar biaya rental barang saja, untuk harga barang dan biaya lainnya nanti akan ditanggung oleh pihak lessor. Ke tiga, Sales Type Lease. Sales Type Lease atau lease penjualan merupakan jenis leasing yang biasanya dikerjakan oleh perusahaan industri yang melakukan penjualan lease barang dari hasil produknya. Terdapat dua jenis pendapatan yang dapat diakui, yaitu pendapatan dari hasil jual barang, dan pendapatan dari bunga pembelanjaan selama kurun waktu lease. Ke empat, Leverage Lease. Leverage lease merupakan jenis perusahaan leasing yang melibatkan pihak ketiga. Artinya, pihak lessor tidak membayar objek leasing sebanyak 100 %, tapi hanya sekitar 20% hingga 40% saja. Sisanya nanti akan ditanggung oleh pihak ketiga tersebut. Ke lima, Cross Border Lease. Cross border lease adalah jenis perusahaan leasing yang dikerjakan antar negara. Artinya, pihak lessor dan lesseee tidak ada di dalam satu negara yang sama, namun berada di dua negara yang beda. Biasanya, jenis leasing ini hanya melakukan leasing pada barang yang memiliki nominal sangat besar, seperti produk pesawat terbang Airbus atau boeing. Adanya kegiatan pengadaan barang atau modal secara leasing pasti akan memudahkan pihak perusahaan untuk mendapatkan barang keperluannya. Beberapa manfaat dan keuntungan yang akan didapat perusahaan karena melakukan kegiatan leasing adalah sebagai berikut: Fleksibel. Bagan struktur kontrak yang terdapat dalam leasing bisa disesuaikan sesuai dengan keperluan lessee. Sehingga, jangka waktu lease serta nominal biaya yang harus dikeluarkan bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan yang dimiliki oleh nasabah. Tidak Perlu Jaminan. Hak kepemilikan sah atas aktiva dalam leasing yang di lease dan pembayaran lease sesuai pendapat oleh aktiva bisa dijadikan jaminan untuk lease tersebut. Capital Saving. Pihak lembaga biasanya akan memberikan pembiayaan sebanyak 100% untuk nasabah. Sehingga, lessee bias menggunakan dananya untuk kebutuhan yang lain demi meningkatkan produktivitas perusahaan. Pelayanan Cepat. Pada umumnya, prosedur pembiayan akan memerlukan waktu yang terbilang cepat. Dimulai dari sistem pengajuan sampa realisasinya. Dengan adanya kemudahan ini, maka akan mampu meningkatkan efisiensi waktu untuk kegiatan perusahaan sehingga bisa lebih produktif lagi. Terhindar dari Inflasi. Dalam kegiatan leasing, para nasabah bisa menghindari kerugian karena inflasi karena pembayaran akan dilakukan sesuai dengan satuan keuangan sesuai kesepakatan. Dilindungi Hukum. Pihak lessor dan pihak lessee akan memperoleh kepastian hukum karena adanya peraturan yang tidak bisa dibatalkan walau sedang mengalami kondisi finansial yang berubah-ubah. Cara Mendapatkan Aktiva. Pihak leasing seringkali dijadikan sebagai satu-satunya pilihan utama saat perusahaan ingin melakukan modernisasi dalam meningkatkan produktivitas tapi sulit dalam hal pendanaan. Terdapat beberapa istilah yang seringkali digunakan dalam transaksi leasing. Berdasarkan pengertian leasing diatas, maka berikut ini adalah beberapa istilah leasing tersebut: Lease: Kontrak sewa atas pemanfaatan harta dengan jumlah sewa tertentu dalam kurun waktu tertentu Lesseee: Pihak nasabah atau pengguna dalam bentuk perorangan atau perusahaan yang memanfaatkan modal dari pendanaan perusahaan leasing. Lessor: pihak pemilik aktiva atau barang modal yang selanjutnya akan di lease. Lease Term: Jangka waktu lease yang bersifat mutlak dan tidak bisa dibatalkan. Residual Value: nilai leased asset yang diperkirakan bisa diterapkan ketika memasuki akhir periode sewa. Pada dasarnya, fungsi leasing sebenarnya hampir sama dengan fungsi bank, yaitu menyediakan pembiayaan produk dengan jangka menengah. Bedanya, bank konvensional akan memberikan pinjamannya dalam bentuk uang, sedangkan leasing memberikan pinjaman dalam bentuk barang yang selanjutnya barang tersebut harus dicicil atau diangsur. Contohnya saja dalam pembelian sepeda motor. Tanpa ada pihak leasing, Anda harus membeli sepeda motor tersebut secara tunai, dan tentunya memberatkan. Terlebih lagi jika Anda hanya karyawan pabrik atau kantoran biasa, pasti butuh bertahun-tahun untuk bisa membelinya. Untuk itulah leasing hadir, yaitu dengan memberikan kesempatan pada Anda untuk bisa mempunyai sepeda motor tanpa harus membayar uang tunai 100%. Umumnya, Anda hanya harus mengeluarkan uang muka untuk kesepakatan awal. Besarnya uang muka bisa berbeda-beda. Nantinya, sisa kekurangan tersebut bisa Anda angsur atau cicil selama kurun waktu yang sudah disepakati. Tujuan leasing umumnya adalah guna memberikan kemudahan untuk masyarakat dalam memiliki barang modal, walaupun barang tersebut memiliki nilai harga yang tinggi. Selain itu, perusahaan leasing yang menjalankan bisnis ini tentunya akan mendapatkan keuntungan dari bunga kredit. Jadi, jika harga sepeda motor yang Anda inginkan normalnya adalah Rp. 17 juta, Anda mungkin harus membayar sepeda motor tersebut dengan harga yang lebih besar dari harga normalnya kepada pihak leasing karena di dalamnya terdapat bunga kredit. Perusahaan leasing di Indonesia sendiri terbilang cukup banyak dengan variasi layanan yang ditawarkan. Beberapa contoh perusahaan leasing yang saat ini ada di Indonesia adalah PT BCA Finance, PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk., PT Federal International Finance (FIF), PT Oto Multi Artha, PT Astra Credit Companies (ACC), PT Summit Oto Finance, PT Bussan Auto Finance (BAF), PT Wahana Ottomitra Multiartha (WOM), dll. Berdasarkan pengertian leasing yang sudah kita bahas bersama, maka setiap kali ada transaksi leasing, akan terdapat 3 pihak yang terlibat, yaitu: Lessor, adalah perusahaan leasing yang memiliki hak kepemilikan barang modal. Lesseee, adalah pihak yang menggunakan atau menyewa modal yang memiliki hak pilihan di akhir kontraknya. Supplier,  adalah pihak penjual atas barang modal yang nantinya akan disewakan. Kegiatan leasing sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2000 SM oleh bangsa Sumeria. Kala itu, dokumen leasing dibuat manual dari tanah liat untuk mencatat berbagai bukti leasing yang meliput peralatan tanah, hak guna tanah dan air, serta hewan ternak. Lalu, bangsa Nippur yang berada di wilayah tenggara Babylonia mulai mengembangkan lembaga perbankan dan leasing pada tahun 400 SM. Bangsa tersebut menyediakan berbagai jasa keuangan yang merepresentasikan kondisi ekonomi dan sosial bangsa Persia,  dan mengutamakan usaha leasing tanah, alat pertanian dan memberikan pinjaman berupa benih tanaman. Selanjutnya, peradaban Roma, Mesir, dan Yunani kuno mengenalkan leasing sebagai bentuk usaha yang menarik dan sebagai suatu cara pembiayaan alat, tanah dan ternak. Sejarah leasing jaman modern Dalam perkembangannya di zaman modern, leasing diperkenalkan oleh Tom M. Clark di Amerika pada tahun 1850, yaitu ketika pertama kali ia menyewa kereta api. Lalu, The Bell Telephone Company di tahun 1887 mulai menyewakan telepon pada tiap pelanggannya dengan menggunakan sistem pembiayaan secara angsuran. Selanjutnya, perusahaan leasing asal San Fransisco di tahun 1952 mendatangi beberapa perusahaan yang memproduksi barang untuk menawarkan jasa leasing. Lalu, usaha leasing ini berkembang pesat ke negara lainnya seperti Jerman, Jepang dan Inggris. Berdasarkan penjelasan di atas, kita bisa tarik kesimpulan bahwa pengertian leasing adalah adalah suatu bentuk kegiatan pembiayaan alat atau barang modal berupa hak opsi atau tanpa hak opsi yang dimanfaatkan untuk nasabah dalam kurun waktu tertentu, yang mana pembayarannya dilakukan secara dicicil atau angsuran. Adapun tujuan, manfaat, fungsi dan sejarah leasing, sudah kita bahas bersama diatas. Semoga, bisa meningkatkan pengetahuan Anda, terlebih lagi untuk pebisnis yang berniat menggunakan jasa leasing. Jika Anda memang benar-benar berminat untuk menggunakan jasa leasing, maka Anda harus memiliki arus kas perusahaan yang lancar dan baik. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN