Save Me 14

2357 Kata
 Setelah menjalani aktivitas yang padat di tahun 2015, akhirnya tahun pun berganti. Tak begitu banyak hal istimewa di liburan kali ini. Aku hanya menjadi kaum rebahan selama dua minggu penuh di rumah saja. Usai liburan berakhir, aku kembali aktif menjalani perkuliahan di semester 4. Tugasku selain menjadi mahasiswa kebidanan adalah harus fokus terhadap acara yang akan datang di organisasi remaja masjid desa, yaitu doa bersama untuk kelancaran ujian nasional bagi teman-teman yang menjalankannya. Doa tersebut bukan hanya diramaikan oleh warga sekitar, tetapi juga oleh siswa-siswa yang jauh dari desa ini. Mulai dari MAN Majalaya sampai MAN 1 Kota Bandung, juga ada beberapa dari berbagai sekolah SMP. "Banyak tamu yang datang, Teh," ucap salah satu anggota remaja masjid. "Ya udah nggak apa-apa. Nanti kalau air mineral atau cemilan kurang, bilang aja. Ini masih ada uang, kok," ujarku. Melihat betapa banyaknya tamu yang datang di acara ini, aku merasa sangat bahagia. Aku benar-benar lupa untuk makan karena tadi siang sibuk kuliah, dan pulangnya langsung memimpin acara ini. Tak lama kemudian, acara pun dimulai dengan masuknya ayah angkatku ke mimbar masjid. Alhamdulillah, acara tersebut berjalan dengan lancar. Kalimat yang masih kuingat kala itu adalah ketika Abi Ustaz mengucapkan terima kasih kepadaku yang telah menyelenggarakan acara doa bersama. "Acara ini pastinya tak luput dari jasa dan tenaga anak kita, yaitu Septi yang sekarang menjabat sebagai Ketua Remaja Masjid di Desa Majalaya ini." Abi Ustaz melihat ke arah kami, para remaja masjid yang sedang duduk di pojok sebelah kanan. "Semoga acara seperti ini akan selalu ada, ya, anak-anak." Kami semua tersenyum, terlebih aku. Diri ini benar-benar merasa bangga karena sudah menjadi orang yang bermanfaat untuk orang-orang sekitar. Semoga, selamanya aku akan menjadi orang yang bermanfaat. Usainya, kami makan bersama seperti para santri di pesantren, agar teman-teman yang tak pernah merasakan hidup di lingkungan pondok, bisa merasakan juga. Di saat teman lain sibuk makan, aku justru merasa dalam keadaan tidak baik. "Teh makan dulu." Salah satu teman mengajakku. Aku merasa tak selera dan memilih untuk keluar dari masjid. Namun, aku mulai merasa bahwa keadaanku benar-benar sedang tidak baik-baik saja. Ketika menaiki tangga gerbang masjid, aku mimisan. Aku berpikir apakah karena belum makan? Akhirnya aku hendak membalikkan tubuh untuk pergi makan bersama yang lain. Namun, belum juga melangkah, aku justru  pingsan di tempat tersebut, tangga gerbang masjid agung Desa Majalaya. Setelah tersadar, teman-teman membawaku pulang. Tetapi sejak kejadian malam itu, Abi melarangku untuk mengikuti kegiatan di masjid dalam bentuk apa pun. Abi menginginkan aku agar istirahat di rumah saja. Sebagai ketua remaja masjid, tentunya aku harus bertanggung jawab dengan anggota. Akhirnya, walau tak melakukan kegiatan sepadat kemarin, aku tetap berkontribusi dua atau tiga minggu sekali. *** Setelah mengurangi kegiatan. Namun, tetap saja, lagi-lagi aku mimisan walau saat sedang berada di kamar. Dan lagi, aku mencoba untuk menyembunyikan semua ini. Karena aku takut, Mama akan khawatir dan diri ini tak mau melihat beliau bersedih. Selang beberapa minggu setelah kejadian pingsan di masjid, kampus kembali menugaskan aku untuk berdinas sebagai bidan di salah satu puskesmas. Tak terasa, ternyata aku sudah dua kali aku bertugas di luar daerahku, pertama di Subang dan ke dua jaraknya juga jauh, yaitu di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang. Namun, kali ini Allah memberikan kesempatan padaku untuk mengabdi di kecamatan sendiri selama seminggu, setelah itu pindah di tempat yang cukup dekat juga dari sini. Mama adalah orang yang paling senang mendengar kabar aku dinas di Puskesmas Majalaya, tak dipungkiri, aku juga merasakan hal yang sama. Setelah beberapa hari tugas di Puskesmas Majalaya, ada salah satu Seles Promotion Girl dari Rumah Sakit Sumber Kasih Ibu yang mempromosikan diskon lima puluh persen  untuk pemeriksaan mamografi, USG p******a dalam memperingati  Hari Kartini di tahun 2016. Aku tertarik dan meminta salah satu brosur tersebut. "Buat apa Septi?" tanya salah satu bidan senior. Aku pun menjawab, "Sejak SMP, Septi ngerasain kayak ada benjolan di p******a sebelah kiri. Cuma kata Mama, diolesin aja pakai minyak, siapa tahu nanti jadi kecil. Tapi, perasaan Septi, kok, kayak makin besar gitu, Bu." "Coba sini Ibu periksa dulu," ujar bidan tersebut. Setelah diperiksa, bidan tersebut menyarankan aku pergi ke dokter spesialis untuk melihat benjolan apa yang ada di p******a ini. Hari berikutnya, benjolan tersebut dicek. Hasilnya, aku harus dioperasi sebelum benjolan itu membesar dan menjalar ke bagian tubuh yang lain. Benjolan p******a adalah jaringan lain yang tumbuh di dalam p******a. Tekstur benjolan tersebut tergantung pada jenisnya. Sebagai contoh, ada benjolan yang teraba padat, atau berisi cairan. Meskipun sebagian besar benjolan p******a bersifat jinak (non-kanker), akan tetapi benjolan juga bisa merupakan suatu tanda kanker p******a. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera memeriksakan diri. Karena hal itulah aku tertarik dengan promo yang diadakan oleh Rumah Sakit Sumber Kasih Ibu tersebut. Aku ingin tahu, benjolan apa yang tumbuh di p******a ini? Katanya, penyebab benjolan p******a sangat beragam, tergantung pada jenis benjolan itu sendiri. Berikut akan dijelaskan jenis benjolan p******a, beserta masing-masing penyebabnya. Pertama, Kista. Kista adalah benjolan berisi cairan. Wanita dapat memiliki satu kista atau lebih pada satu atau kedua p******a. Kista p******a umumnya berbentuk bulat atau lonjong. Meskipun umumnya lunak, kista juga kadang teraba padat. Kista terbentuk akibat penumpukan cairan di dalam kelenjar p******a. Belum diketahui mengapa hal tersebut terjadi, namun diduga terkait perubahan hormon wanita pada siklus menstruasi.   Ke dua Fibroadenoma. Fibroadenoma merupakan tumor jinak pada p******a yang paling sering terjadi pada wanita dalam rentang usia 20-30 tahun. Fibroadenoma terbentuk dari jaringan p******a dan jaringan ikat, serta dapat terjadi pada satu atau kedua p******a. Fibroadenoma terbagi menjadi dua jenis. Jenis pertama yaitu simple fibroadenoma, yang tidak bersifat kanker. Sedangkan jenis kedua adalah complex fibroadenoma, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker p******a. Jika dianggap berbahaya, biasanya akan disarankan operasi. Sampai saat ini, belum diketahui apa yang menyebabkan fibroadenoma. Akan tetapi, kondisi ini diduga terkait dengan hormon estrogen, atau penggunaan pil KB sebelum usia 20 tahun. Ke tiga Fibrokistik p******a. Fibrokistik p******a adalah pertumbuhan jaringan fibrosa yang abnormal, sehingga lebih menonjol dibanding jaringan lemak. Jaringan fibrosa merupakan jaringan penyusun ligamen, yaitu jaringan yang menghubungkan antar tulang. Jaringan fibrosa juga membentuk jaringan parut dan jaringan ikat. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, namun biasanya menimpa wanita dalam rentang usia 30-50 tahun. Penyebab fibrokistik p******a belum diketahui secara pasti, namun diduga ada kaitannya dengan perubahan hormon estrogen dalam siklus menstruasi. Ke empat, Papiloma intraduktal. Papiloma intraduktal adalah tumor jinak yang terbentuk di duktus, yaitu saluran yang membawa s**u dari kelenjar s**u (lobulus) ke p****g p******a. Tumor ini terbentuk dari jaringan fibrosa, kelenjar, dan pembuluh darah. Papiloma intraduktal diketahui paling sering menimpa wanita usia 35-55 tahun. Papiloma intraduktal dapat berupa tumor tunggal (solitary intraductal papilloma). Jenis ini umumnya tumbuh di dekat p****g, dan tidak bersifat kanker. Sedangkan papiloma yang terdiri dari banyak tumor (multiple papilloma) lebih berisiko berkembang menjadi kanker. Papiloma intraduktal umumnya terjadi pada wanita dalam rentang usia 35-55 tahun. Akan tetapi, belum diketahui apa penyebab serta faktor risiko kondisi ini. Ke lima, mastitis. Mastitis adalah peradangan pada jaringan p******a, yang kadang disertai infeksi. Kondisi tersebut dapat menyebabkan terbentuknya abses (kumpulan nanah) pada jaringan p******a. Pada kasus yang parah, mastitis akan berakibat fatal bila tidak segera ditangani. Walaupun umumnya menimpa ibu menyusui, mastitis juga dapat dialami wanita secara umum, bahkan juga pria. Mastitis disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam lapisan kulit, kemudian menginfeksi jaringan p******a. Selain oleh infeksi bakteri, mastitis juga dapat disebabkan oleh penyumbatan di duktus, saluran yang membawa ASI dari kelenjar p******a ke p****g. Penyumbatan akan membuat ASI mengendap di dalam p******a, lalu memicu peradangan yang berujung infeksi. Ke enam Lipoma. Lipoma adalah benjolan lemak yang tumbuh secara perlahan di bawah kulit. Benjolan ini dapat tumbuh di bagian tubuh mana pun seperti leher, bahu, punggung, perut, termasuk p******a. Lipoma termasuk tumor jinak dan tidak berbahaya, tetapi bisa dibuang bila ukurannya cukup besar dan mengganggu. Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan lipoma. Namun demikian, kondisi ini cenderung terjadi pada seseorang dari keluarga yang memiliki riwayat lipoma. Meskipun dapat dialami oleh orang dari segala usia, lipoma lebih sering menimpa orang berusia 40-60 tahun.   Ke tujuh, nekrosis lemak. Nekrosis lemak adalah kerusakan kelenjar lemak di p******a, yang umumnya terjadi akibat cedera. Kondisi ini juga bisa terjadi setelah menjalani operasi atau terapi radiasi pada p******a. Nekrosis dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain efek samping radioterapi atau prosedur bedah. Beberapa metode bedah p******a yang dimaksud adalah lumpektomi, mastektomi, rekontruksi p******a, pengecilan p******a, dan biopsi p******a. Gejala Benjolan p******a dapat bervariasi dalam ukuran dan teksturnya, tergantung pada jenis benjolannya. Beberapa karakteristik benjolan yang dapat muncul, antara lain: Benjolan bisa muncul tunggal atau banyak, di satu atau kedua p******a. Ukuran benjolan bisa kurang atau lebih dari 5 cm, namun dapat tumbuh membesar. Benjolan bisa teraba lunak, kenyal, atau padat. Bentuk benjolan bisa bulat atau lonjong, dan dapat digerakkan. Benjolan membesar sebelum menstruasi, dan kembali ke ukuran semula setelah menstruasi selesai. Selain itu, gejala lain yang bisa muncul adalah: Payudara teraba keras. Perubahan bentuk pada kedua p******a. p******a membengkak. Puting terasa gatal atau sensitif. p******a terasa keras dan hangat bila disentuh. Demam. Lemas. p****g mengeluarkan cairan yang dapat terlihat bening atau keruh. Dan, segera periksakan ke dokter bila muncul gejala berikut: Benjolan tidak hilang setelah mestruasi, atau lebih dari 4 atau 6 minggu. Muncul benjolan baru. Benjolan membesar. Benjolan teraba padat dan tidak bergeser bila digerakkan. p****g mengeluarkan darah. Kulit p******a memerah, mengeras, atau mengkerut seperti kulit jeruk. p******a memar tanpa sebab yang jelas. p****g yang masuk ke dalam atau posisinya tidak normal. Muncul benjolan di ketiak. Sebagai langkah awal diagnosis, dokter akan bertanya mengenai gejala yang dialami dan kapan benjolan mulai muncul. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan meraba p******a pasien. Pemeriksaan fisik dapat membantu dokter memastikan lokasi benjolan, sehingga bila dilakukan pemeriksaan penunjang, dokter dapat fokus pada area tersebut. Meskipun demikian, agar dipastikan benjolan pada pasien bukan kanker, dokter akan menjalankan pemeriksaan penunjang, seperti: Mammografi. Mammografi adalah foto Rontgen pada p******a. Pada pemeriksaan ini, p******a pasien akan ditekan, agar gambar jaringan p******a dapat terlihat lebih jelas. Melalui mammografi, sejumlah kelainan pada p******a dapat terlihat, misalnya tumor, penumpukan kalsium, atau jaringan yang padat di p******a. Ultrasonografi. Ultrasonografi (USG) adalah pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara, untuk menghasilkan gambar. USG p******a sangat berguna dalam memeriksa benjolan p******a, terutama dalam membedakan benjolan padat dan benjolan yang berisi cairan. MRI. MRI menggunakan medan magnet dan gelombang suara untuk menampilkan gambar bagian dalam tubuh. MRI digunakan untuk memeriksa dengan lebih teliti benjolan yang dirasakan saat pemeriksaan fisik, namun tidak terlihat pada mammografi atau USG. Duktografi. Duktografi atau galaktografi, adalah prosedur pengambilan gambar kelenjar p******a dengan mesin foto Rontgen, untuk membantu dokter mengetahui penyebab keluarnya cairan dari p****g. Prosedur ini didahului pemberian suntikan kontras ke p****g. Biopsi. Biopsi adalah prosedur pengambilan sampel benjolan atau seluruh benjolan, untuk diperiksa di laboratorium. Beberapa metode biopsi p******a adalah: Aspirasi jarum halus (fine-needle aspiration biopsy). Biopsi bedah (surgical biopsy). Biopsi dengan bantuan vakum (vacum-asssisted biopsy). Biopsi jarum inti (core needle biopsy). Pada banyak kasus, benjolan p******a jinak tidak perlu ditangani karena tidak berbahaya dan mengganggu. Bahkan pada beberapa kasus, benjolan dapat menghilang dengan sendirinya. Tindakan medis baru akan diambil bila benjolan makin besar atau menimbulkan nyeri hebat. Prosedur untuk menangani benjolan p******a tergantung pada jenis benjolannya, antara lain: Lumpektomi. Lumpektomi dimulai dengan memberi bius lokal pada pasien. Setelah bius bekerja, dokter akan membuat irisan di sekitar area tumor, kemudian mengangkat tumor dan sedikit jaringan di sekitarnya. Prosedur ini biasanya dilakukan pada wanita dengan satu benjolan dengan diameter kurang dari 5 sentimeter. Krioterapi. Krioterapi atau terapi beku bertujuan untuk menghancurkan sel abnormal dengan cara dibekukan. Pada prosedur ini, jarum khusus akan dimasukkan langsung ke area tumor. Kemudian, dokter akan menyuntikkan nitrogen cair untuk membekukan tumor. Aspirasi jarum halus. Aspirasi jarum halus adalah prosedur pengeluaran cairan dari benjolan p******a dengan menggunakan jarum khusus. Prosedur ini dilakukan dengan bantuan USG, agar penempatan jarum tepat pada benjolan. Selain dengan metode di atas, dokter juga dapat meresepkan obat-obatan, misalnya pil KB untuk menurunkan kadar hormon estrogen. Dalam kasus mastitis, dokter dapat meresepkan antibiotik dan obat pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen. Bila sedang menyusui, tidak perlu berhenti menyusui, karena tetap aman untuk bayi dan justru dapat membantu penyembuhan. Bila benjolan pada p******a merupakan kanker p******a, dokter dapat melakukan sejumlah prosedur seperti bedah, radioterapi, kemoterapi, atau terapi hormon. Pada beberapa kasus, dokter dapat mengombinasikan 1-2 metode pengobatan di atas, tergantung pada ukuran dan stadium kanker, serta usia dan kondisi kesehatan pasien. Kebanyakan benjolan p******a tidak dapat dicegah, karena terjadi akibat perubahan hormon yang tidak dapat dikontrol. Walaupun demikian, sangat penting bagi wanita untuk memahami payudaranya, sehingga lebih mudah menyadari bila ada perubahan pada organ tubuhnya tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengenali p******a sendiri adalah dengan melakukan SADARI (periksa p******a sendiri). Dengan melakukan SADARI, pasien bisa mendeteksi adanya benjolan sejak dini. SADARI atau periksa p******a sendiri dilakukan satu bulan sekali, pada 7-10 hari setelah hari pertama menstruasi, dengan cara berikut ini: Berdiri di depan cermin, dan amati bila ada perubahan pada bentuk, ukuran, warna kulit, serta permukaan kulit p******a. Perlu diketahui, umumnya bentuk p******a kanan dan kiri memang tidak simetris. Oleh karena itu, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan. Angkat kedua tangan ke atas, lalu tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala (tengkuk). Kemudian, dorong siku ke depan dan ke belakang sambil mengamati bentuk dan ukuran p******a. Raba p******a menggunakan tiga jari (telunjuk, tengah, manis) yang dirapatkan. Lalu dengan tekanan lembut, lakukan gerakan memutar mulai dari sisi luar p******a hingga ke dalam dan menyentuh p****g. Fokus dan rasakan dengan baik agar diketahui bila ada penebalan atau benjolan. Saat mandi, posisikan tangan kanan di belakang kepala. Kemudian setelah disabuni, periksa p******a kanan dengan tangan kiri dengan gerakan melingkar, dari p****g ke sisi luar p******a. Lakukan langkah yang sama pada p******a kiri. Saat berbaring, letakkan tangan kiri di bawah kepala. Kemudian, periksa p******a kiri dengan tangan kanan. Lakukan hal yang sama pada p******a kanan. Pencet kedua p****g dan amati apakah ada cairan tidak normal yang keluar dari p****g. Selain SADARI, langkah pencegahan lain adalah SADANIS (pemeriksaan p******a klinis), yang dilakukan oleh tenaga medis terlatih. Setiap wanita disarankan menjalani SADANIS secara berkala, guna menemukan benjolan atau tanda abnormal lain pada p******a sedini mungkin. Dokter menyarankan SADANIS atau p******a secara klinks dilakukan tiap 3 tahun pada wanita usia 20-40 tahun, dan setahun sekali bagi wanita di atas usia 40 tahun. *** Bersambung ...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN