Aku cukup syok memerhatikan kondisi Ibu yang tampak lebih buruk dari sebelum kutinggalkan. Hanya selang satu hari, kondisinya turun drastis. Padahal sebelumnya sudah jauh lebih baik. Dokter bahkan mengatakan Ibu sudah bisa pulang kemarin atau hari ini. Nyatanya kondisinya justru memburuk. "Assalamualaikum, Bu." Dengan menahan segenap rasa sakit, aku tetap menyalami wanita itu. Walau bagaimanapun beliau tetap orang tua. Semarah dan sebenci apapun padanya, aku tidak mungkin berlaku kasar. "Waalaikumsalam," sahutnya dengan suara gemetar dan parau. Sejurus kemudian wanita yang tetap berstatus ibu mertuaku itu sesenggukan sambil tangan tuanya meraih tanganku pelan. Beliau hendak menggenggam tanganku, tetapi urung sebab aku menunjukkan jika tanganku terluka. "Mengapa kamu meninggalkan ibu, K