Aku mencium gemas pipi Maisa setelah memandikannya pagi ini. Sudah tiga tahun usianya, ia masih kubaluri minyak telon dan bedak bayi sehingga aroma khas bayi begitu menguar. Setelah memakaikannya baju, aku segera mengajaknya ke meja makan untuk sarapan bersama. Luka-luka di tanganku sudah membaik, jadi aku sudah bisa melaksanakan aktivitas sebagaimana biasa. "Hari ini Kemala titip Maisa lagi, ya, Bu," ucapku sambil meletakkan sarapan ke dalam piring, untukku dan untuk Maisa. "Iya, Ke. Kamu sama ibu seperti sama orang lain saja. Sungkanan begitu," sahut Ibu sambil terkekeh ringan. "Bukan begitu, Bu. Enggak enak saja rasanya setiap hari Kemala selalu merepotkan Ibu. Seharusnya di usia sekarang Ibu menikmati hari-hari tenang, malah sibuk ngurusi anak Kemala. Sudahlah Kemala kecil diurus