17. Rela Babak Belur?

1577 Kata

"Apa kamu tidak bisa sedikit bersabar menunggu sampai habis masa idahmu baru tebar pesona dengan laki-laki lain? Belum apa-apa sudah kegatelan." Laki-laki itu terus mencicit. Kedua tanganku mengepal menahan geram. Murka sekali rasanya atas tuduhan tidak mendasar yang ia ajukan. Dia tidak tahu apa-apa, tetapi seenaknya mengambil kesimpulan sendiri. Lagi pula, sejak kapan ia begitu peduli dan ceriwis dengan urusan orang lain. Biasanya, apa pun yang orang lain lakukan ia sama sekali tidak mau tahu. "Apa maksud, Mas Rashad?" Aku bertanya dengan suara yang bergetar karena menahan emosi. "Jangan berlagak sok polos dan pura-pura tidak mengerti. Kamu paham apa yang saya maksud. Lagi pula saya kira kalimat yang tadi saya ucapkan cukup jelas," sahutnya gamblang yang menunjukkan tidak ada sesal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN