BAB 4

4600 Kata
"Apa lagi ini hah ?!! What are you f*****g doing?! LAGII ?! Apakah kamu seorang kriminal ?!" Raiden mengacak-acak rambutnya frustasi akibat ulah Si sekretaris baru.Baru sehari bekerja tapi rasa-rasanya Ia sudah bisa membuat Raiden jantungan dalam waktu dekat.Rahel memelas wajahnya sedemikian rupa,namun itu tak mampu memadamkan ledakan amarah Sang Ceo. Tukk ...Tukkk.... Terdengar pintu di ketuk.Raidenpun langsung berteriak menyuruh masuk. "Permisii Pak..." Gadis yang bernama Rere melempar senyum canggung sambil menyelipkan rambut ke belakang daun telinga.Ia datang untuk menepati janjinya di toilet tadi,yaitu akan menjadi saksi kalau-kalau Rahel di serang habis-habisan oleh Si Ceo Galak. "Kamu kesini mau kasih kesaksian ? Udah mending kamu pergi lanjutin kerja ! Saya gak butuh karena itu gak berguna ! Yang di hajar sama si Preman berandalan ini adalah putrinya Pak Rudi !! Jadi biarpun kamu bersaksi sampai mulut berbusa juga dia gak bakal terima anaknya di hajar sampe pingsan ! Udah pergi sana gak usah menuhin ruangan " Rere hanya menelan ludah sambil melirik ke arah rahel yang hanya menunduk tanpa bersuara.Penasaran apakah gadis itu sedang melamun atau memang sudah pasrah ?. "Kamu benar-benar akan saya pecat ! tapi nanti setelah urusan saya selesai !" "Maaf Boss" Rahel pura-pura mengusap mata yang bahkan tidak ada setetespun air disana. "Bisa berhenti pura-pura nangisnya?" "Ee ?" "Saya sudah tau semua informasi tentang kamu.Kamu hanya baru nangis sekali selama 23 tahun kamu hidup ! tentu tidak akan mungkin semudah itu bisa nangis" "Chotto matte kudasai ?!" Rere benar-benar heran mendengar fakta langka tersebut.Gumaman dalam hati memang paling aman di suasana seperti ini. Rahel sempat merasa bersalah.Semua cecaran Sang Ceo kali ini hanya di biarkan lolos melenggang ke dalam telinga dan relung jiwa. "Kamu nunggu apa lagi ? Keluar sana!" Rere mengelus d**a,memperbaiki posisi kacamata yang sebenarnya tidak bengkok sedikitpun lalu melangkah keluar sesaat setelah memberi hormat.Dia bahkan lebih bersyukur karena di usir sebelum suasana memanas.Dan baru juga beberapa langkah keluar ruangan,Rere di serbu oleh beberapa karyawan yang menempati meja paling depan yang berjarak 5 meter dari ruangan kerja CEO. "Eh gimana-gimana? langsung di pecat?" Irene Saraswati selaku ketua geng rumpi di 7KING mengambil alih tempat utama untuk interogasi. "Gak tau !" "Lo gak rela kan kalau dia di pecat ? Karna gak ada yang bakal ngebelain situ" "Kalau gue jadi Pak aiden langsung gue pecat.Baru hari pertama kerja tapi udah bertingkah" "Heiii !! Apa yang kalian lakukan bergerombol seperti itu di jam kerja ? BUBAARRRR SEKARANG JUGAAAAA !" Raiden dan Rahel yang sedang berada di bilik sebelahpun turut mendengar suara Buk Wilda yang menggelegar.Wanita itu memang terlihat sangat akrab dengan Raiden,itu kesan pertama yang Rahel tangkap.Menurut kacamata seorang Rahel,beliau adalah sosok yang lembut namun mungkin karena hari ini cuaca memang sangat panas sehingga bisa saja itu mempengaruhi temperatur emosi Si Ibuk.Dan oleh sebab itu maka bisa di katakan bahwa seorang Mr.Jade Salim hanyalah peramal cuaca gadungan.Katanya hujan akan turun jam 9 pagi sampai 10 malam tapi buktinya ? Ah sudahlah. "Kamu sakit jiwa?" "Mungkin" "Hah ?" "Karena banyak yang sering melemparkan pertanyaan seperti yang barusan Bapak lakukan jadi kadang saya berpikir mungkin memang benar adanya,hanya saya aja yang gak sadar" "Kamu tahu kan kalau saya mengatakan itu hanya karena sedang kesal ? udah duduk sana !!" "Makasih Pak" Tak terasa 30 menitpun berlalu.Rahel masih bergelut dengan komputernya yang sedari tadi di perhatikan oleh Raiden.Entah tatapan apa itu namun semoga bukan pertanda buruk.Rahel manusia,dia juga pasti muak di marahi berulang-ulang dalam sehari. Merasa seakan sedang di perhatikan,gadis itu melirik ke meja si CEO.Di dapatinya Raiden tengah sibuk mengecek beberapa berkas dengan sepasang kacamata kerja yang berhasil menambah kharismanya.Memang masih menjadi misteri hingga kini tentang alasan mengapa ada lelaki yang hanya memakai kacamata kerja saja namun bisa terlihat mempesonah?. Sama halnya dengan Raiden yang tiba-tiba merasa di perhatikan,pria itu sengaja dengan spontan menatap Rahel.Gadis itu terkejut bukan main sebab tertangkap basah.Yang Ia khawatirkan kini adalah timbulnya salah paham di d**a bidang Sang Atasan.Entah salah paham yang seperti apa itu,intinya salah paham. "Lihat apa kamu ? Ada perlu?" "Eh ?! Oh anu Pak ! Saya mau ijin ke toilet bentar ya Pak ?" " Ya udah cepat sana !" Rahel bergegas berdiri dan mempercepat langkah menuju pintu keluar. Namun sebelum ia memegang gagang pintu kaca tersebut seseorang sudah terlebih dahulu mendorong masuk dan jidat mulus Rahel sontak kepentok.Raiden yang melihatnya langsung bergegas berdiri dan berjalan ke arah Rahel berada.Sempat merasa tidak enak karena merepotkan Si Atasan dan ingin mengucapkan terimakasih karena Ia mengira Raiden datang untuk mengecek keadaannya, namun ia harus menelan malu karena Si CEO beranjak hanya untuk membukakan pintu.Kening Raiden sedikit mengerut ketika mendapatkan sosok yang kini berada di hadapannya. "Hello Lil Brader !! ijin ketemu sekretarisnya boleh?" Senyum sumringah Jade membungkus rahang-rahang tegas wajahnya.Jenis mata Eye Smile miliknya memang selalu membangun kesan sangat manis ketika Ia tertawa atau sekedar tersenyum.Raiden tidak habis pikir karena kakaknya itu bersikap seolah sedang kasmaran.Entah dia menyadarinya atau tidak tapi orang-orang yang sering menaruh atensi penuh kepadanya pasti menyadari dengan mudah.Raiden dan Jade di lahirkan dari Rahim Ibu yang berbeda dengan Ayah yang sama.Keduanya lahir di tahun yang sama yaitu 1994 dan hanya berbeda beberapa bulan.Jade lahir pada 7 Agustus dan Raiden di 11 November.Hubungan di antara keduanyapun tidak begitu harmonis karena dari pihak Ibu masing-masing memang tidak begitu akur dan memerintahkan kedua anak mereka untuk jangan terlalu saling mengakrabkan diri.Namun bukan itu penyebab utama,karena sejak kecil walau di marahi Ibu kedua belah pihak,mereka tetap sangat dekat dan saling menyayangi seperti saudara kandung pada umumnya.Semua berawal dari keputusan Sang Ayah Pramudya Sulaiman Salim memilih Raiden menjadi CEO di banding Sang Kakak Jade.Itu yang di pikirkan orang-orang termasuk Ibunda Jade.Namun fakta yang sebenarnya adalah sejak awal Jade memang telah menolak tawaran Sang Ayah untuk bersaing dengan adiknya dalam perebutan kursi CEO.Dia hanya tidak ingin dan tidak suka harus bersaing dengan Sang adik.Akibat penolakan itu maka otomatis suara menjadi tunggal dan Raiden mutlak menjadi CEO.Tapi Sang adik tidak pernah berbahagia untuk itu.Raiden membenci kakaknya karena alasan ini.Jade tahu betul bahwa Adiknya itu sejak dulu sudah berulang kali memberitahunya bahwa Ia tidak tertarik sama sekali mengurus Perusahaan sebab cita-citanya adalah menjadi Seorang Seniman Pelukis yang suatu saat bisa mengadakan Pameran-pameran Seni di luar negeri.Namun mimpinya gagal terwujud sebab Jade berlari meninggalkannya seperti pengecut.Rasa hormatpun lenyap,namun entahlah dengan rasa sayang.Jade benar-benar memikulkan beban berat di pundak saudara kecilnya tanpa berkompromi terlebih dahulu.Si sulung lebih memilih berlari mengejar cinta wanita yang pada akhirnya mencampakannya,menghilang ke luar negeri selama 3 tahun hanya untuk Si Putri Antagonis.Dan lebih menyedihkannya lagi,Ibunda Jade,Silvia Pranata Salim justru balik menyalahkan Raiden atas kepergian anaknya.Dia menuduh Raiden merebut paksa Tahta itu dengan berusaha menggoda Sang Ayah.Menjadi anak dari istri kedua memang selalu buruk Yah ? Penghinaan terhadap Sang Ibu bahkan tak kunjung surut sejak puluhan tahun lalu bahkan sebelum Raiden dan Jade lahir ke dunia.Namun Raiden tidak terlalu mengkhawatirkan Sang Ibu karena Nyonya Jasmine Wardana karnika Salim tidak kalah Judes dari Nyonya Silvia Pranata.Hiruk pikuk di kediaman rumah Keluarga Salim memang tidak pernah surut.Orang-orang yang menganut prinsip seiring berjalannya waktu segala hal akan berubah sebab alam jua berubah dari hari ke hari dari waktu ke waktu,mungkin akan merasa sedikit terkhianati oleh fakta bahwa tidak semua hal pantas di sematkan dengan stigma yang serupa.Sebab Keluarga Salim masih saja tetap sama.Begitu-begitu saja dari dulu,tidak ada yang berbeda.Jadi,perubahan itu bisa terjadi hanya jika adanya usaha.Kedua Nyonya Salim itu tiada hari tanpa ributin Harta,Tahta,Anak dan Suami.Jika di tanya siapa yang paling di salahkan dalam perkara yang selalu pasang tanpa surut ini ? Ya jelas Pak Salim jawabannya.Menikahi Sang Istri pertama Silvia Pranata hanya untuk memenuhi tuntutan perjodohan dari Sang Ayah kala itu.Kemudian menikahi istri kedua,Jasmine Wardana hanya untuk mengubur Skandal yang bertebaran yang sudah tak bisa di redam dimana sudah tak mampu jika hanya dengan mengandalkan nama dan status keluarga kebesaran Si istri sulung dan Status kebesaran Keluarganya sendiri.Seharusnya dengan fakta yang ada, kedua Istri justru harusnya saling bersatu menguatkan pertahanan karena siapa tahu saja Sang suami berniat menambah istri lagi kan? "Nauzubillah deh !" kata yang paling sering di ucapkan Buk Silvi ketika ada yang menyinggung hal semacam itu. "Bolehkan?" Lamunan Raiden terbuyarkan oleh kibasan-kibasan telapak tangan Jade yang masih berdiri di depan pintu.Enggan menanyakan kabar Sang Adik karena terpaan malu masih menyelimuti seluruh tubuhnya.Sejak awal ia telah memasukan sekelumit untaian Maaf di dalam kepalanya untuk di sampaikan nanti ketika bertemu kembali di Perusahaan namun tetap saja bibirnya keluh ketika berhadapan. "Heyy !! Apa yang kalian berdua lakukan di depan pintu seperti itu ? Aiden ! biarkan abangmu masuk Sayang.Mau di ngasih bahan rumpi untuk karyawan-karyawan kalian?" Wilda Pujiastuti berjalan mendekati kedua Tuan Muda sembari sesekali mengecek handphonenya.Beberapa menit telah mengabaikan Rahel yang sedang kebelet,Raiden menyingkir dari depan pintu dan kembali ke kursi kebesarannya.Jadepun melangkah masuk dengan senyum sumringah yang belum luntur sejak tadi.Matanya melirik-lirik ke sudut meja kerja Rahel namun ia tidak menemukan sosok itu di tempatnya.Raiden yang juga melihat pemadangan itu mulai berdiri dan ikut menatap sekeliling.Tidak mungkin Si sekretaris baru punya kekuataan ajaib mirip Putri Nirmala dari Negeri 1001 Malam kan ? Jelas tidak mungkin.Sesaat kemudian mata keduanya teralihkan ke arah datangnya bunyi kecil dari bawah meja Rahel.Jadepun mendahului langkah meninggalkan Raiden yang hanya berdiri dengan tatapan datar seperti biasa.Lelaki bertubuh semampai itupun membungkuk 60 derajat dan mendapati wanita itu tengah asik menguyah sepotong roti dengan santai di bawah kolong meja.Karena mengira itu adalah Atasannya,Rahel refleks berdiri dengan buru-buru dan lagi,ubun-ubunnya kepentok permukaan bawah meja.Menemukan ada yang aneh di wajah Miss Jones,Jade yang tadinya ingin mengejek menunda niatnya karena mendapati sebuah benjolan bertengger di jidat sebelah kanan Rahel. Dengan cepat Ia mengintrogasi setelah membantunya berdiri.Raiden yang melihat hal itu tiba-tiba saja merasa geli.Entah Kenapa ia merasa muak karena kelakuan Modus Si kakak yang tidak pernah berubah sejak jaman Dinosaurus.Tirex dan kawanannya telah lama mati namun Sikap modus Jade masih terus tumbuh dan berkembang.Bahkan makin pesat dari waktu ke waktu.Di dalam hatinya Ia menertawakan Rahel,mengejek perempuan itu dengan pura-pura merasa iba karena akan menjadi The Next pelarian Si putra sulung Tuan Pram Salim. "Hey !! What's wrong with this ?" "Ya karena Bapaklah !" "Excause me..?" "Ya tadi saya kepentok pas Bapak bukain pintu karena saya juga pas lagi mau keluar " "I'm So Sorry.Terus kenapa gak di obatin?" "Kotak P3Knya lagi kosong.Tadi sebelum rapat udah di ingetin Pak Raiden untuk beli perlengkapan medisnya pas pulang kerja nanti, biar besok pagi bisa di bawa ke kantor by the way" Perempuan 23 tahun itu sengaja mengecilkan volume suara ketika menyebut nama Raiden.Bukan trauma di marahi tapi karena hanya ingin saja.Lagian untuk trauma karena di marahi Raiden itu tidak mungkin bagi seorang Rahel Benjamin.Kemarahan dan ancaman Raiden tidak begitu ampuh untuk menggertak Si Jones,baginya itu hanya cubitan ringan.Setelah apa yang telah ia lalui,sangat masuk akal untuk sudah terbiasa akan hal-hal semacam ini.Ingat Si Pak Dirutnya Quantum ? Yaitu Pak Richard Handoko.Pria paruh baya itu di kenal sebagai Direktur paling jahannam di Perusahaan-perusahaan di kawasan SCBD dan Rahel adalah mantan sekretarisnya.Lalu menurut rumor yang beredar di Perusahaan tersebut bahwa hanya Rahel yang tidak mampu Ia atasi dengan tegas dan benar.Entah karena hanyut oleh pesonah Rahel atau mungkin juga karena tidak ingin melepas gadis yang cerdas dan cekatan dalam bekerja.Walau Rahel kadang bandel bukan main namun orang-orang tidak bisa memungkiri fakta bahwa ide dan inovasi-inovasi cemerlang yang di dapat oleh Quantum selama ini adalah 60% berasal dari dalam kepalanya. Sebenarnya,Rahelpun tidak menyangka akan di terima di 7KING karena ia sangat yakin bahwa fakta soal dirinya yang di keluarkan karena menghajar Putra Sang Dirut Quantum sudah menyebar luas,secara kedua perusahaan itu sama-sama di dalam satu kawasan.Niat awal yang ingin melenggang ke New York berhasil terelakan karena di terima di 7KING. "Kalau gitu ke ruangan saya aja untuk di obati.Let's go ! " "No!Stopp it If you don't want me to die today!" Perempuan itu hanya mencari posisi aman karena sekarang bukan jam istirahat dan juga hari ini dia di suruh lembur oleh Raiden karena banyak file tercecer yang harus di periksa ulang kembali. "Anda itu sedang terluka.Buruan !" Merasa konsentrasinya terganggu oleh dua makhluk di hadapannya.Raiden akhirnya buka suara. "Kalau kamu mau pergi obatin jidat kamu silahkan,tapi saya hanya kasih waktu 5 menit" "5 menit gak cukup Pak Raiden ! karena harus di bersihkan dan di beri anti septik.10 menit !" Tanpa menunggu persetujuan Raiden,Jade menarik tangan Rahel dan berlalu keluar ruangan meninggalkan Si CEO yang sedang mengatur rasa kesalnya dengan beberapa tarikan nafas.Kakanya memang seperti itu.Selalu seenaknya. "Berlebihan banget? Itu hanya benjolan biasa ! atau mungkin gadis itu sengaja!" Cebikan yang menumbuhkan senyum sinis di wajahnya menyita atensi Agatha yang sudah berdiri di depan pintu yang tidak sempat di tutup Jade dan Rahel.Merasa kehadirannya masih tidak di sadari oleh Sang CEO,Agatha berjalan pelan sambil bersedekap tangan di d**a menghampiri Raiden yang masih memejamkan matanya sambil bersandar di kursi kerja berwarna hitam pekat. "Ehemm..Excause me Honey" Agatha menopang dagu dengan kedua tangan di atas meja sembari mengulas senyum manis.Satu fakta yang tetap eksis sejak dulu adalah ia sangat tergila-gila dengan sorot mata dan lesung pipi Raiden.Namun begitu,untuk para wanita-wanita yang biasa mabuk terhadap senyum manis dan mempesonahnya seorang Raiden Salim di harapkan untuk meningkatkan kesabaran.Sebab pria ini bukan tipe yang mudah tersenyum di depan wanita kecuali kekasihnya,seperti yang tengah ia lakukan sekarang.Wajah bulat dan gigi kelinci milik gadis itu memang selalu membuat Raiden gemmas.Keduanya telah menjalin hubungan asmara sejak 2 tahun lalu namun ketika sedang di kantor mereka bersikap profesional atas syarat yang telah di berikan Raiden jauh-jauh hari walau sekali-sekali mereka tetap mencuri waktu. Dan demi hanya untuk bisa terus menempel di sisi Raiden seperti Tokek menempel di dinding,Agatha bahkan rela melepas karirnya sebagai model di sebuah Perusahaan Mode di London Inggris setahun yang lalu demi untuk memenuhi permintaan Raiden agar ia bergabung dengan 7KING.Tanpa berpikir panjang She say YES detik itu juga.Bagaimana tidak ? itu adalah hal terlangka baginya,karena lelaki itu sangat jarang menawarkan sesuatu secara pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan.Hatinya berbunga-bunga karena merasa Raiden pasti sangat mencintainya.Walau tahu bahwa lelaki itu adalah Playboy di luar kantor,namun bukan Agatha namanya jika tidak memiliki Self Confident On Next Level.Tak masalah bagi dia jika Raiden memiliki 10 wanita,intinya dirinyalah yang paling di cintai.Ya,Ya ! Wanita memang suka sekali buta jika telah di mabuk cinta. "Tukk.... tukkkkk" Pintu di ketuk sekali lagi dan berhasil membuat aksi Raiden yang ingin mendaratkan ciuman di wajah Agatha terhenti.Kesal bukan main karena merasa Rahel terlalu cepat kembali padahal tadi katanya 10 menit,sedangkan ini belum sampai 6 menit. "Masuk !!" Ekspresi cemberut kedua pasangan yang sempat merasa di ganggu itu berubah menjadi rileks kembali setelah tahu yang mengetuk barusan adalah Venesia,yaitu calon tunangannya Jade yang sudah di jodohkan sejak 3 tahun lalu. "Mana Jade?" "Di ruangannya" "Gue baru dari sana loh ! tapi dia gak ada" Tone suara venesia berubah gusar.Dia mungkin berpikir bahwa Pria di hadapannya sedang asal bicara. "So ? Intinya tadi si Rahel kepalanya kepentok jadi dia nawarin untuk ngobatin di ruangan dia" "Kenapa Jade ? Kan itu sekretris kamu" "I don't care" "Sana nyusul gih ! Gak takut calon tunangan lo di rebut gitu?" Tanpa di undang Agatha ikut menyahuti. "It's Ok gue gak khawatir karena Jade bukan cowok Playboy.And by the way Agatha,bukannya lo yang harus waspada ? Mana tahu cowok lo ini malah kepincut sama Si Rahel itu.Mereka tiap saat bareng loh ! Byeeee" Dengan senyuman sinis yang kian mengembang,perempuan yang biasa di sapa dengan Zia itu berlalu santai.Sedangkan Raiden kini di liputi dengan ekspresi yang susah di jelaskan.Pria itu seolah-olah merasa lucu,kesal dan geli di saat bersamaan. "Ngimpi !" Cebik Raiden sembari melanjutkan aktivitas yang sempat tertunda.Apa yang tidak bagi Raiden ? perempua itu selalu siap menerima kapanpun di dekap oleh Si Pujaan hati. Ketika sedang berpelukan erat,Rahelpun tiba-tiba masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.Si Jones buru-buru karena menyadari sudah terlambat beberapa menit.Namun langkahnya terhenti ketika melihat adegan romantis yang terpampang di hadapannya.Spontan dia membalikan badan lalu dengan langkah cepat keluar ruangan.Jantungnya mulai berdegup kencang seolah sedang menari-nari di dalam sana.Sembari menunggu di samping pintu,jari-jarinya mulai merogo ke dalam saku blazer oversize yang ia kenakan hari ini,mengambil sebuah bungkusan permen mint yang di berikan Jade ketika berada di kantin tadi.Beberapa karyawan lelaki yang berada di deretan meja kerja sedari tadi mencuri-curi pandang ke arahnya namun ia pura-pura tidak menyadari itu.Sembari mengambil handphone lalu mengetik pesan untuk Oky.Kini giliran Rey yang menatapnya dari dalam ruangan kaca tembus pandang yang berhadapan lurus dengan ruangan Raiden.Jadi di lantai paling atas hanya di khususkan untuk ruangan-ruangan para dewan eksekutif dan CEO.Ruangan Raiden ada di arah barat sedangkan ruangan Jade ada di sisi timur jadi saling berhadapan lurus dan di pisahkan oleh meja para karyawan berbentuk kubus berada di tengah-tengah.Rey yang akhirnya kembali ke pekerjaan awalnya menjadi sekretaris kini melaporkan hal itu ke Sahabatnya.Jade lalu ikut mengintip.Pria itu khawatir kalau Raiden sedang memarahi Rahel untuk kesekian kalinya,padahal ini baru hari pertama Gadis itu bekerja.Seluruh ruangan para atasan di atas lantai 10 di balut kaca figured glass jadi tidak tembus pandang jadi mereka hanya bisa berasumsi bahwa Rahel sedang kena semprot dan di suruh keluar sejenak. Merasa kehadirannya cukup jadi atensi para karyawan di sekitar,Rahel sesekali tersenyum ke arah Rere yang tengah melambai dari tempat duduknya sembari mengirim pesan ke Oky. "Sayang !! Bentar gak usah jemput.Lo berdua Andin balik duluan aja soalnya gue lembur.Nginap di tempat gue lagi ya beb sama Andin.Gue mau ceritain sesuatu" "Wokeh cin" Oky membalas dengan gesit.Di tempatnya sekarang,hati pria itu sudah mulai menebak-nebak dengan kegirangan.Dia mungkin mengira ada berita baik yang bisa menunjang rencana besarnya bersama Andin. "Masuk !" Sesaat setelah Agatha berlalu pergi dengan tatapan tajam yang terhunus seperti biasanya, Rahelpun melangkah memasuki ruangan. "Ini jam berapa ? Kamu tadi terhitung terlambat 3 menit dan 0,1 detik" Melihat omelannya hanya di respon dengan anggukan,Raiden merasa ada sesuatu yang aneh. "Apakah perempuan ini memiliki masalah pada moodnya" "Kesini sebentar saya mau nanya sesuatu" "Silahkan Pak" Rahel tidak menatap wajah Sang atasan dengan benar,sekali-sekali ia melempar pandangan ke luar pintu atau sekedar menunduk sambil mengutak-atik penah di telapak tangan. "Di biodata lamaran kemarin cita-cita kamu desainer ?" Rahel hanya membalas dengan anggukan pelan.Di dalam hatinya sedang di penuhi rasa cemas yang kian bergejolak karena mengetahui fakta bahwa Raiden dan Agatha sangat mungkin memiliki hubungan special.Apakah tadi Agatha sudah membeberkan hal itu ke Raiden? tentang peristiwa 7 tahun lalu ?.Rencananya jam 3 sore nanti dia akan menanyakan langsung ke Agatha mengenai hal itu namun di urungkan.Lebih baik sebelum dia gegabah mengambil keputusan ada baiknya berunding terlebih dahulu ke Oky dan Andin sepulang kerja. Karena kedua sahabatnya itu sedari tadi sibuk merecokinya di Aplikasi berkirim pesan sehingga Ia tidak lupa bahwa di dunia ini dia tidak sendiri.Keduanya menawarkan untuk menjemput Rahel sepulang lembur nanti.Namun dia sudah terlanjur mengiyakan ajakan Jade untuk pulang bareng karena rupanya lelaki itu juga lembur hari ini. "Lalu kenapa kamu mau jadi sekretaris?" "I just want it" ~3 Menit yang lalu~ "Je !" "Hm ?" "Agatha sama Raiden masih pacaran?" "Gak tahu.Why?" "Kalau semisal Rahel punya sejarah buruk sama Agatha dulu terus Raiden tahu kira-kira tu cewek di perkara gak ya?" "Wait ! i think you know something than me?" "Cuma SEMISAL" "No ! I know you well dude.Emm Semua orang punya masa lalu dan saat itu Rahel bahkan belum tahu Raiden.So yang lalu tempatnya tetep di masa lalu dan Raiden bukan tipe yang gak profesional dan lo juga paling tahu soal itu right?" "I know tapi tuh anak kayak gak suka banget sama Rahel.Dia nerima tu cewek juga karena terpaksa banget karena Tante Wilda yang maksa.Dia tahu soal Rahel yang di keluarkan dari Perusahaan lamanya karena rusuh" "Rusuh ?" "Dia ngehajar si Rio sampe babak belur karena dia ngenganggu Rahel sama sahabatnya di lift.Colek-colek gitu" "Whahaha she is so brave ! dia benar-benar menarik" "Ekheemm !! You like her?" "Woii ! lo tahu gue baru di buang kan?" "Gue denger dari rumpi para karyawan kalau hari ini kalian ke kantor bareng?" "Wow gue masih tetep eksis jadi artis di Perusahaan ini yah ? Iya dan itu sebuah kebetulan yang luar biasa" "You mean ..?" "Ternyata unit apartemen kita sebelahan.Gue di unit 106 dan dia 107.What a destin" "Reallly ?! Lo gak tinggal di rumah?" "Seperti yang anda lihat" "Ya udah nanti sekali-kali gue main ke apartemen" "Tumben.I smell something fishy" Jade menatap lekat sahabat sekaligus sekretarisnya itu dengan senyum penuh arti. "Apa yang aneh dari main ke apartemen temen lo yang baru balik dari luar negeri selama 3 tahun ? That's a normal thing bangke" "Ok let's see" "Jadi gimana?" "Apanya?" "Gimana kalau dalam waktu dekat Raiden mecat Rahel" "Gue bakal ngambil dia ke tim kita.Simple kan" "Itu yang gue tunggu dari tadi" "You like her to?" "Ya ! sebagai teman walau belum terlalu akrab" "Kok gue rasa lo satu langkah lebih maju soal informasi penting di banding gue?" "Ya iyalah.Kan gue sekretaris dari seorang direktur COO yang ogeb jadi memang secara alami di tuntut harus lebih dinamis" "Shittt Ogeb !" "Tuh liat !" Rey kembali menunjuk ke ruangan Raiden dimana Agatha baru keluar dari dalam dan menatap sinis Rahel sebelum melangkah pergi. "You know about it ? maksud gue masa lalu dia sama Agatha itu" "No i dont" Rey sudah berjanji pada Andin untuk tidak membeberkan hal itu pada siapapun.Karena itu merupakan Privasi sahabatnya.Andin meminta dengan hormat kepada Rey agar membantu Rahel jika gadis itu mengalami kesulitan di kantor barunya.Perempuan berambut Pink sebahu dengan wajah bulat dengan mata bello itu memang awalnya terkejut setelah tahu Rey yang sekantor dengan Rahel dan juga merupakan Sahabat dari Raiden.Andin merasa ini adalah sebuah takdir aneh.Sangat aneh bahkan.Seolah seperti sebuah kebetulan yang di sengaja. Selama 3 tahun Jade absen dari perusahaan demi Putri Antagonis dan benar-benar kewalahan hari ini.Selama ia pergi,Ia menitipkan posisinya ke Rey selaku sahabat karib dia dan Raiden.Ketiga orang ini bertemu di bangku Sekolah menengah pertama dan menjadi sahabat karib sampai sekarang.Sudah tentu ia paling tahu keadaan dan karakter kedua orang itu.Raiden adalah tipe Playboy elegan dengan sisi dingin yang dominan.Sifat cuek dan spontanitas yang di bawanya sejak lahir benar-benar selalu membuat para wanita semakin tertantang.Dia juga tidak sembarang memilih wanita.Untuk bisa menggaet hatinya,si wanita harus memiliki sifat elegan dan aura sensual alami tanpa harus di bantu pakaian terbuka atau make up yang tebal.Ini adalah modal utama yang harus di miliki para wanita yang menjadi tipe Raiden. Sedangkan Jade malah sebaliknya.Pria itu suka menebar senyum manisnya ke orang-orang,bersifat manis kepada siapa saja karena kepribadiannya yang hangat.Tidak salah jika ia di juluki dengan Sunshinee.Namun jika di tanya tentang urusan percintaan maka pria ini memiliki DNA Romeos.Jika sudah jatuh cinta dengan seseorang maka Ia akan menyerahkan seluruh hidupnya,hatinya,jiwanya,dirinya,hartanya dan paling utama adalah waktunya sendiri.Dia benar-benar golongan Romeos Dude tanpa di ragukan lagi.jadi siapapun wanita yang mampu meluluhkan hatinya yang juga sangat sulit di dapatkan itu maka mereka bisa di katakan menjadi salah satu perempuan terberuntung di dunia.Namun soal hubungan asmara,Si sulung memang kurang beruntung di bandingkan dengan Raiden.Benar saja bahwa beberapa bulan yang lalu Cinta pertamanya mencampakan dia.Benar-benar berakhir setelah 6 tahun Ia berjuang mempertahankan hubungan mereka.Perempuan yang biasa di sapa Judit itu memutuskan menikah dengan orang lain,yaitu salah satu putra pengusaha ternama Tanah Air.Jadepun kembali ke Keluarga yang sempat ia tinggalkan,membuang semua kenangan dan perasaan yang menggigil di musim dingin Negeri Paman Sam.Patah hati sepatah-patahnyapun sudah pasti.Depresi dan tenggelam dalam lingkaran alkoholpun juga tidak terelakan.Berantakan.Tak pernah menyangka bahwa cinta pertama dan satu-satunya yang telah berjuang selama bertahun-tahun itu benar-benar mengkhianatinya.Meninggalkan dirinya,dan dengan mudahnya mengatakan selamat tinggal. Mungkin Si sulung lupa bahwa cinta adalah hal paling misterius di dunia.Tidak ada yang mampu mengukur perasaan seseorang.Namun manusia memang makhluk berani.Berani memutuskan menerima ajakan untuk di seret masuk dalam gelombang cinta yang dalamnya saja tak dapat di ukur dan di jangkau oleh matanya sendiri.Mereka yang berani jatuh cinta adalah mereka yang telah siap untuk di khianati.Lalu apakah harus menyesal ? Manusia setidaknya berbahagia ketika patah sesekali.Karena salah satu warna yang membuat dunia terlihat indah adalah patah hatinya seorang pencinta.Patah hati adalah bagian dari dirimu yang tak di miliki oleh alam semesta.Kau hanya perlu menemukan sesuatu yang di namakan Penerimaan.Entah dengan jalan yang di sederhakan maupun sebaliknya.Dan untuk para pengelana di luar sana.Istirahat saja dulu jika lelah.Para gemintang yang berkerlipan di langit malam selalu menunggu untuk menuntun langkahmu. Kembali ke ruangan Raiden yang seketika di liputi hening.Pria itu menatap lekat Rahel yang tengah melepas kunciran rambutnya untuk menutup benjolan tersebut.As you know Rahel tidak pernah lagi menggunting rambutnya sejak masuk ke bangku Sekolah Menengah Atas karena Sang Nenek dari pihak Ibu pernah merawatnya ketika Kedua Orangtua Rahel berangkat ke Amerika.Beliau selalu mengingatkan cucu bandelnya itu untuk berhenti menggunting rambut jika sudah memasuki bangku SMA.Alasannyapun simpel,yaitu agar Rahel tidak terlalu terlihat seperti Pohon kelapa yang menjulang.Kata neneknya, perempuan itu jangan terlalu tinggi jadi untuk mengakali tinggi Rahel yang semampai dengan rambut panjang.Karena potongan rambut bob akan membuat perempuan terlihat lebih tinggi.Pertama kali mendengar penuturan Sang Granny Rahel benar-benar merasa lucu. "Jaman udah berubah Granny.Dulu jaman Granny mungkin tidak terlalu menyukai wanita yang tinggi semampai tapi jaman Rahel sekarang justru maunya tinggi.Lebih tinggi lebih baik". Walau Rahel berkata seperti itu namun ia tetap berjanji pada Beliau untuk menjaga dan tidak akan di gunting pendek rambutnya.Karena itu Wasiat. Raiden terus menatap perempuan itu selama beberapa menit tanpa jedah.Rahel yang menyadarinyapun cepat-cepat beringsut duduk agar padangannya terhalang oleh komputer di depannya.Ia mulai menebak-nebak apakah Sang CEO terganggu dengan hal itu ?.Di ambilnya kembali ikat rambut yang ia simpan di dalam laci dan menguncir ulang rambutnya dengan model bun.Setelah itu Ia sengaja menggeser sedikit duduknya untuk mengintip apakah Si CEO masih memperhatikannya,namun Raiden sudah mulai sibuk dengan beberapa berkas yang di antar Rahel 20 menitan yang lalu sebelum di hampiri Jade. "Kenapa kamu kuncir lagi rambutnya?" "Eee?" Rahel hanya plonga plongo dari balik komputernya tanpa memandang berdiri ataupun mengintip sekejap ke arah Raiden.Entah kenapa dia merasa sedang di awasi oleh 100 CCTV dan rasanya menyebalkan. "Ya hanya mau nguncir lagi aja" "Kamu khawatir saya naksir sama kamu kalau di biarin teruari tu rambut?Jangan pernah bermimpi" Raiden mulai mengarahkan pandangannya ke Rahel.Walau terhalang komputer namun Ia seolah tahu bahwa Sekretarisnya itu hanya memasang wajah datar seperti biasa.Tapi sayang Ia salah total.Wajah menawan Rahel tengah di liputi kekesalan.Ia memutar bola matanya beberapa detik sebelum menarik nafas berat.Baginya Pria ini benar-benar Narsis. "Kamu salah tingkah karena saya tatap tadi?" "Bapak bias diam tidak ?Saya gak bisa konsentrasi.Bapak mau saya tidur di ruangan ini ?" "Wow berani sekali kamu" Raiden dengan ekspresi sinis yang di buat-buat kembali melanjutkan rutinitasnya.Dia memang atasan yang menyebalkan.Rahel merasa kasihan dan terharu secara bersamaan terhadap mantan sekretaris sebelumnya.Kasihan karena perempuan bernama Anggi itu harus melayani CEO modelan begini selama 5 tahun dan terharu karena Ia telah merdeka sekarang.Giliran Rahel yang akan melanjutkan penderitaan ini.Jika bukan karena mimpinya dia tidak akan mau harus bekerja keras bagai kuda.Dia anak orang berada,segala fasilitas yang di butuhkan semuanya terpenuhi tanpa harus bekerja.Tinggal minta ini itu langsung di berikan.Namun itulah pesona Seorang Rahel Benjamin.Tidak pernah memanfaatkan posisi kedua Orangtua.Dia benar-benar berjuang dengan keren untuk mimpinya.Bukan sombong namun ia menyadari bahwa jika orang-orang di perusahaan barunya itu mengetahui identitas asli dirinya maka mereka akan memperlakukan ia dengan baik.Bagaimana tidak ? Perusahaan Sang Ayah adalah salah satu Perusahaan Tanah air yang di akui dunia Internasional.Bahkan tahun inipun Perusahaan Ayahnya menduduki urutan pertama sebagai perusahaan dengan sahamg tertinggi,di urutan kedua ada 7KING dan urutan ke empat di duduki Quantumtu.Ayahnya sudah masuk beberapa kali ke dalam majalah Forbes.Namun selama ini,hanya Andin dan Oky yang mengetahui latar belakang Rahel yang sebenarnya karena memang sejak dulu sengaja di rahasian dari khalayak ramai semenjak peristiwa penculikan.Bahkan di dalam daftar nama pemegang saham di 7KING ada saham atas nama Ibunya disana. Jam dinding sudah menunjukan pukul 18:40.Beberapa karyawan yang lembur termasuk Rahel mulai beranjak meninggalkan meja kerja.Setelah sesampainya di lobi,ia berjalan mendekati Jade yang tengah melambaikan tangannya. "EL ! Jadi pulang bareng kan?" "Yoshh Sir"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN