BAB 3

4600 Kata
Jakarta 12 Februari 2022 At 07:30 AM ~ "Menikahlah denganku El " "Apa-apa'an ini Pak ?? Waraskan Anda?!" "Ya ! sangat waras" "Ya udah denger baik-baik nih ya! Saya gak mau nikah sama Bapak.Amit-amit deh! Tipe saya tuh modelan Uzumaki Naruto,John F Kennedy,Uchiha Itachi,Draken,Takiya Genji,Nakamoto Yuta,Chrish Evan,Paul McCartney,Nathan King Cole,Asap Rocky,J Cole dan J hope" "Bicara jangan satu nafas,saya pusing dengernya" "Terserah ! Gak peduli gue" "Tetap saja saya jatuh cinta sama kamu,saya rasa kamu adalah jodoh saya jadi kamu tidak boleh menolak" "Ih kok Lu maksa sih !! Lagian Bapakkan udah punya pacar.Kenapa gak sama dia aja ?" "No ! Saya sangat pemilih jadi kamu harus bersyukur karena saya milihnya kamu" "NO WAY !" "HUAHHHHHHH!!!" "What the hell ? Mimpi apa gue barusan ! No way...! Bagaimana mungkin ini bisa terjadi ?!" Rahel menjambak-jambak gemmas rambutnya.Walau mimpi hanya bunga tidur namun entah kenapa mimpi yang barusan berhasil membuatnya kesal bukan main.Setelah beberapa saat meraba-raba kesadarannya,wanita itu mengalihkan pandangan ke layar Handphone dan mendapati jam sudah menunjukan pukul 07:40 AM.Secepat kilat bagai Jutsu teleportasi Bapak mantu yaitu Yondaime Hokage alias Bokapnya Naruto,Ia melompat bebas dari tempat tidur dan bergegas menuju kamar mandi. Hanya selang 15 menit Ia keluar dari sana sambil berlari seperti sedang di kejar Singa Jantan,mengeringkan badan sebentar lalu membuang handuk ke sembarang arah. "Mampusss !! kok bisa-bisanya gue telat di hari pertama masuk kerja ! Arghh..semua gara-gara Si Tokek pake acara nyasar masuk ke mimpi gue segala lagi.Kok bisa sih Ah Kessel banget YA ALLAH !" Setelah selesai bersiap dengan pakaian yang telah Ia siapkan sejak semalam,Rahel mengambil Roti tawar di atas meja makan,mengolesi sedikit mentega dan dengan cepat melahapnya dengan dua kali gigitan. "APEEESSSS BANGET!!" Rahel menggerutu sambil berlari menuju lift.Sepasang Sepatu Combat boots terlihat menggelayut di tangan kanannya dan juga Tas selempang Putih polos berisi Laptop dan beberapa berkas berada di tangan kiri.Combat boots berwarna hitam mengkilap berbantalan lebar dengan tinggi 7 CM tersebut niatnya akan di pakai di dalam lift karena waktu yang sudah sangat mepet.Mom jeans biru pudar menghiasi kaki jenjangnya dengan balutan Blazer over size model pria hitam polos dari Prada membangun kesan more maskulin.Rahel sejak dulu memang tidak suka berdandan feminim yang merupakan kebalikan dari sahabatnya Andin yang super duper Feminim. Ketika hendak memasuki Lift,pelupuk manik Almondnya menangkap sesosok wajah asing yang telah lebih dahulu berada di dalam.Seorang Pria dengan balutan Tuksedo Biru donker dengan dasi motif garis-garis vertikal biru muda menggantung di depan d**a bidangnya.Rahelpun berusaha menyapa Si Pria yang terlihat lebih tua beberapa tahun.Menyadari seseorang di sebelah melemparkan sapaan,Orang tersebut mengangkat pandangan mengarah ke Rahel lalu membalas dengan senyuman kecil.Sebenarnya,pria itu sedang berusaha sebisa mungkin untuk tidak tertawa.Bagaimana tidak ? Wanita di hadapannya sekarang ini berlari menenteng sepatu dengan rambut yang belum sepenuhnya kering dengan sebagian sisi kusut belum tersentuh sisir yang di biarkan terurai begitu saja,Lip cream merah wine di poles di bibir tanpa ada make up sedikitpun di wajah oval berbalut rahang tegas tersebut memang terkesan memancarkan aura yang powerful namun dengan modelannya yang seperti sekarang ini, siapapun pasti akan merasa geli.Orang-orang sering mengatakan bahwa kontur wajah Rahel merupakan campuran dari Selena Gomez dan Kendall Jenner versi Indonesia. By The Way,hanya butuh waktu sekitaran 10 menit untuk Lift sampai ke dasar basemen.Dan kebetulan,setiap lantai di apartemen tersebut hanya berisi 3 buah Unit dan ke 3 unit itu memiliki 1 Lift tersendiri yang terpisah dari Lift Unit lain.Jadi di tiap-tiap lantai memiliki 1 Lift pribadi untuk akses keluar masuk apartemen.Dan selama ia tinggal di tempat itu,baru terhitung 7 atau 8 kali Rahel berinteraksi dengan pemilik Unit yang berhadapan dengannya yaitu apartemen nomor 105 yang di isi oleh sebuah keluarga kecil blasteran Jerman Indonesia.Namun tidak halnya dengan unit 106 yang tidak pernah terlihat sekalipun selama ini.Rahel dan keluarga Mr.Peter hanya berpikir bahwa unit yang berada di tengah-tengah itu kosong belum di huni.Dan hari ini,untuk pertama kalinya Rahel melihat wajah berbeda selain anggota keluarga Mr.Peter di dalam Lift tersebut. "Apakah Anda pemilik unit 107?" Suara Si Pria asing memecah keheningan. "Ah ya ! Apakah kau penghuni baru apartemen di sebelahku?" Rahel mengalihkan pandangan dari layar Handphone ke arah si pria yang tengah berada di pojok kiri "Emm.Sebenarnya Saya sudah membeli unit itu sejak 3 tahun lalu namun baru sempat menempatinya sekarang" "Oh ! pantesan" "Kerja dimana?" "Di 7KING,You?" Rahel balik bertanya namun pandanganya masih terpaku pada benda pipih persegi panjang di tangannya dengan Anime Naruto yang sedang di putar. "7KING di SCBD?" "Ya That it is" Rahel berusaha tersenyum dengan ramah selama percakapan dengan tetangga barunya tersebut walau tidak setiap saat menatap wajahnya.Intinya,kesan pertama yang bisa Rahel ungkapkan adalah "He is a Handsome Man" "Wow ! ini sebuah kebetulan yang luar biasa" "Why?" "Saya juga kebetulan kerja di perusahaan itu.Namun hari ini merupakan hari pertama saya bekerja" "Really ? Samaan berarti" "hari ini juga hari pertama Anda bekerja di 7KING ?" "Yes Sir" Rahel mengangguk dengan semangat. " Jade ! but just call me jed " Sang pria mengulurkan tangan memperkenalkan diri. "Rahel" Seperti biasa,Rahel membalas menjabat tangan dengan senyum yang mengembang. Gadis 23 tahun itu sebenarnya orang yang dingin dan tidak suka tersenyum.Namun karena semasa hidupnya sebagian orang selalu memberinya julukan Girl from Atlantik dan itu membuatnya risih akhirnya ia mulai mendengarkan nasihat Oky dan Andin yang selalu mengingatkannya untuk lebih sering tersenyum ketika sedang bertemu dengan siapapun,dan akhirnya usaha kedua Sahabatnya itupun telah membuahkan hasil sejak 2 tahun belakangan. Tak terasa pintu Liftpun terbuka,Kedua orang tersebut kemudian melangkahkan kaki keluar. "Apakah kau menaiki kendaraan pribadi ?" "Ya,itu mobilku" Rahel menunjuk ke arah mobil BMW 4 series Convertible berwarna Black Sapphire Mettalic yang sedang terparkir berjejer dengan beberapa mobil sedan di barisan ketiga dari tempat kedua orang itu berdiri. "Gak khawatir kena hujan nanti? soalnya ramalan cuaca hari ini akan hujan di jam 9 pagi sampai 10 malam" "Ah really? Saya gak sempat ngecek cuaca tadi" Mobil Rahel adalah jenis mobil tanpa atap jadi memang kurang pas di kendarai di bulan-bulan musim hujan. Sebenarnya Rahel tidak ada pilihan lain sebab mobil Toyota yang biasa ia kendarai berada di bagasi rumahnya sejak sebulan lalu.Ia memutuskan mengembalikan mobil tersebut ke rumah sehari sebelum berangkat ke Amerika.Saat itu,Rahel berniat mau menginap namun karena ada beberapa alasan iapun mengurungkan niatnya dan kembali ke apartemen dengan mengendarai BMW seri 4 yang sudah setengah tahun tersimpan rapih di dalam bagasi tanpa di sentuh sedikitpun. "Bagaimana jika kita berangkat bareng?" "Sure" Wanita itu mengeiyakan segera ajakan Jase tanpa embel-embel "Bentar gue pikir dulu ya" or "Apa lo gak keberatan?". Terlihat sebuah senyuman menguar samar di wajah Sang pria. Dengan segera ia membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Rahel masuk. Di dalam hatinya,Rahel merasa tingkah pria itu sedikit berlebihan untuk ukuran orang yang baru pertama kali saling menyapa. "Kau tahu ? kita sudah terlambat sekarang" Jade mulai membuka percakapan setelah beberapa menit mereka di liputi keheningan. "I know.Kayaknya citra saya selaku anak baru akan langsung tercoreng di mata orang-orang kantor,terutama si To... si Bapak Ceo maksudnya.Huffht..hampir aja gue keceplosan nyebut Tokek ! "Ceo ? Are you the new CEO's secretary ?" Ekspresi kaget terlihat jelas menyelimuti wajah manly si pria yang tengah fokus mengemudi. "Iya benar.Emm by the way saya punya permintaan" "Silahkan,katakan saja" Jase mengulas senyum tipis ke arah Rahel.Sepertinya dia mulai menyadari sesuatu. "Mari berbicara secara non formal ketika di luar kantor.Jadi gak mesti pake Saya,Aku,Kamu atau Anda but Lo,Gue.Bisa ?" "Oke di kabulkan" "Wokeh" Rahel mengarahkan telunjuknya ke arah Jade.Pria itu memasang ekspresi bingung lalu Rahel dengan segera menyuruhnya untuk meniru apa yang Ia lakukan,lalu kedua ujung jari telunjuk masing-masing di pertemukan. "Hidupppp karyawan baru !" Ucapan Rahel benar-benar berhasil memicu gelak tawa Pria di sampingnya. "Sepertinya,hujan tidak akan menyentuh bumi hari ini.Sebab Mentari berhasil menemukan cahayanya kembali" "Maksudnya?" "Enggak,saya hanya berharap semoga tidak jadi turun hujan" Entah kenapa sedari tadi di dalam lift sampai detik ini,senyum terus menguar dari wajah tampannya. Hampir 16 menit berlalu,dan akhirnya kedua orang itu kini telah sampai di depan halaman Kantor.Dengan segera Rahel melepas sabuk pengaman dan keluar dari mobil sembari mengucapkan terimakasih ke Si pemilik mobil.Dengan langkah tergesah-gesah memasuki pintu utama perusahaan,Rahel merasa orang-orang di sekeliling menatap lekat ke arahnya namun karena buru-buru ia tidak terlalu memusingkan hal itu. Setelah sampai ke lantai 10,Rahel mengatur nafas beberapa detik lalu melangkah masuk ke dalam ruangan dengan jantung yang berbebar. ~Ceritapun Di Mulai~ "Selamat pagi Pak" Rahel memasang senyum kecut akibat tatapan dingin Sang Ceo yang menghujam tepat di jantungnya. "Ini jam berapa ? Apa kamu gak sadar dengan posisi kamu ?! kamu pikir ini perusahaan Nenek Moyangmu ?!! Baru hari pertama bekerja dan begini kesan kamu ? Gara-gara ulah kamu saya hampir gagal mengikuti meeting penting hari ini!!" "Sabar Pak jangan marah-marah dulu.Saya memang mengakui saya salah karena terlambat.Tapi saya punya alasan Pak.Bapak mungkin tidak percaya tapi alasan saya terlambat itu karena Bapak" "Haahhh ?Kenapa malah kamu nyalahin saya ? Saya bahkan gak kenal sama kamu tapi kamu bilang semua gara-gara saya ?! Apa kamu tidak waras ?" "Saya waras Pak" Rahel hanya menundukan kepalanya menerima semua serangan bom nuklir dari Sang Atasan. "Whattt ?! Wow kamu sangat lancang rupanya.Memangnya apa yang sudah saya lalukan sehingga kamu menyalahkan saya? Cepat jawab !" "Bapak udah masuk ke mimpi saya dengan tiba-tiba semalam.Dan karena itu saya jadi terlambat bangun" "Wait whattt ?! Sebenarnya makhluk seperti apa yang sedang berada di hadapan saya saat ini? Apakah dia manusia? Wanita gila ini benar-benar menjadi sekretaris saya? .Sudah pergi sana ! 15 menit lagi tugas pertama kamu ikut meeting bareng saya jadi segera siapkan berkas-berkasnya atau kamu saya pecat hari ini juga !" "Baik Pak" Rahel memutar tubuh rampingnya,bergegas menuju meja kerja yang terletak di sudut kanan ruangan.Ruangan Sang Ceo di desain dengan warna biru muda bercampur putih,baik plafon,dinding dan seluruh perabot inti.Entah mengapa,di dalam batin Rahel,Ia merasa takdir begitu baik padanya.Bagi seseorang yang lekat dengan Seni,warna sebuah ruangan kerja benar-benar bisa mempengaruhi mood.Karena warna putih dan biru merupakan warna-warna kesukaan Rahel sehingga dia benar-benar merasa seperti sedang di beri kado,ya walau Sang atasan yang ada di hadapannya seperti Singa karena tempat duduknya dan Sang Ceo saling berhadapan lurus. Sedang dari luar ruangan,para karyawan terlihat mulai berbisik-bisik.Ada yang merasa prihatin terhadap Si sekretaris baru dan ada juga yang mentertawakan kejadian tersebut. ' 13 menit berlalu ' "Permisi Pak.Ini berkasnya" "Sudah di cek semua dengan baik ?" "Sudah Pak" "Ya sudah" Sang Ceo segera berdiri lalu melangkah menuju pintu dengan dengan Rahel yang berlari kecil menyusul. "Ambil ini ! Beli semua barang yang tertera dan bawa ke meja Saya besok pagi" Si Tokek melempar sebuah kertas dengan asal ke wajah Rahel yang berada di sebelah bahu kirinya. "Wow!pengen banget gue pelintir kepalanya.Baik Pak " Rahel hanya mampu mengontrol emosinya dengan sangat baik.Seberutal apapun dia,dia harus tahu tempat. "Selamat pagi Pak... " Para Karyawan kompak menyapa Sang Ceo dan melirik-lirik ke arah Rahel yang hanya ikut tersenyum mengcopy sikap Atasannya. Senyum ramah Si Ceo benar-benar menarik atensi Rahel. "Baru tau gue si Tokek aslinya ramah sama karyawan.Berarti pasti besok-besok kalau gue datang tepat waktu ke kantor dia pasti juga bakal tersenyum ke gue ya kan? Baiklah gue bakal datang tepat waktu.Karena emang gak suka aja sama omongan pedas ni syaiton" Sibuk mencebik dalam hati,Rahel mulai merasakan hawa-hawa pergunjingan yang sedang terbang mengikutinya.Ia sengaja menjatuhkan pena dari tangannya,dengan begitu dia punya alasan untuk berhenti sejenak mengambil benda tersebut sambil berusaha memasang telinga baik-baik untuk mendengar bisikan-bisikan para karyawan yang memang di sengaja agar bisa di dengar oleh Si Tokoh utama yang sedang di bicarakan. "Oh jadi itu dia yang gantiin posisi Mbak Anggi" "Cantikan juga Mbak Anggi kok" "Heh matamu itu ! jelas-jelas dia lebih cantik 100X lipat.Lo pasti jealous kan?" "Eh tadi pagi gue liat dia berangkat ke kantor satu mobil bareng Pak Jase loh. Kayaknya dia cewek matre yang sengaja goda Pak Jey deh !" "Eh serius Lo? Kan Pak Jey mau tunangan 2 bulan lagi" "Ya kan gak jadi,Pak Jase sendiri kok yang nolak.Lo kudet banget sumpah" Bisikan-bisikan yang bagi Rahel hanya sebuah gerombolan lalat terbang itu adalah hal biasa.Namun kalimat dimana beberapa orang menyebut Jase dengan sebutan "Pak" berhasil memicu rasa penasarannya. "Bisa cepetan gak ?" Suara Pria dengan balutan tuksedo Dark Grey di hadapannya berhasil membuyarkan lamunan Rahel,iapun mulai beranjak dengan cepat mensejajarkan langkah dengan Sang Ceo tanpa berusaha untuk menanggapi. "Welcome Honey" Seorang wanita bertubuh semampai dengan balutan Long coat berwarna cream menyapa Sang Ceo dari arah kursi nomor 2.Di dalam ruangan terlihat para peserta rapat 97% di d******i oleh kaum pria.Hanya ada 3 wanita di ruangan itu yaitu Rahel,Buk Wilda dan Si wanita tadi.Rahel benar-benar bagai tersambar petir ketika menatap rupa wanita itu, bukan karena kecantikannya namun wajahnya benar-benar familiar dengan seseorang yang pernah ia hajar 7 tahun yang lalu di Ruko tua samping Sekolah. "Shittt !! That's Agatha !" Rahel berseru dalam hati.Ekpresinya mulai berubah menjadi tidak nyaman,karena saat ini Agatha juga sedang menatap tajam dirinya dengan senyuman sinis. "Semoga si Nenek Lampir gak ngenalin gue. Pliss Tuhan" Baru juga Rahel berdoa dengan sungguh-sungguh namun kini suara Familiar Agatha telah mendayu-dayu di telinganya. "Haiii Rahel ! Long time no see ya" Agatha melambaikan jari-jari lentiknya dengan lengan yang sedang di topang di atas meja kaca tembus pandang yang tengah di kelilingi para Atasan penting di 7KING tersebut.Rahel hanya membalas melemparkan senyum canggung,di dalam hatinya ia sudah mulai memaki-maki si wanita yang pernah menyebutnya Tong Sampah sewaktu duduk di bangku SMA tersebut. "Baiklah mari kita mulai meetingnya" Suara Raiden Wirangga Salim selaku Chief Executive Officer alias Si CEO Tokek mulai membuka Rapat hari ini yang berhasil menyudahi tatap-tatapan sinis antara Rahel dan Agatha. 17 menit yang lalu,Raiden Salim memerintahkan Rahel untuk menghafal semua nama yang hadir di dalam rapat nanti,karena Rapat kali ini adalah Rapat khusus para Eksekutif dan Pemegang Saham untuk membahas Model yang akan di kontrak sebagai Brand Ammbasador Pakaian Musim panas yang akan launching di bulan Juni nanti.Rahel ingat betul bahwa tidak ada nama Agatha yang tertera di dalam daftar.Pikirannya mulai berkecamuk karena kehadiran kembali seorang Agatha di dalam hidupnya,dan lagi bahwa Intuisinya mengatakan bahwa Model yang di maksud adalah Agatha?"NO WAY".Sempat mengutuk takdir berulang kali di dalam hati karena khawatir Agatha akan menyebarkan kisah lama yang di bumbui sekian rupa yang pernah terjadi di antara mereka berdua,dan sudah tentu akan memperburuk citranya di 7KING yang bahkan belum seumur jagung jika si Nenek lampir itu benar-benar akan menjadi BA di Perusahaan ini.Apa lagi posisi yang Rahel tempati sekarang adalah hal yang sudah ia cita-citakan sejak dulu,it's was Rahel's second dream.Dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang telah ia tunggu selama ini,yaitu bekerja di Perusahaan yang bergerak di bidang Fashion&Design.Cita-cita Rahel sebenarnya adalah menjadi Seorang Fashion Desainer.Walau belum tercapai namun ia tidak pernah menyerah walau kekangan dan penolakan dari Sang Ayah selalu datang bertubi-tubi.Hidup hanya sekali namun jika gagal kita masih bisa mencoba berkali-kali untuk menggapai impian kita.Tidak ada kesuksesan tanpa usaha,Doa,keringat dan air mata.Selama impianmu adalah hal yang tidak merugikan jiwa dan raga siapapun maka berjuanglah,never give up till youre dream come true.Kata-kata andalan Rahel jika ia dia tanya "Why don't you stop?" Dulu ketika Rahel baru beranjak remaja tepatnya di usia 15 tahun.Sang Ayah telah memutuskan cita-cita apa yang harus ia perjuangkan walau itu adalah murni cita-cita Sang Ayah bukan dirinya.Sejak kecil Rahel telah memiliki impian untuk menjadi seorang Desainer Fashion namun tidak di setujui oleh Ayahnya.Awalnya Sang Ayah mengira bahwa putrinya tidak bersungguh-sungguh dalam hal itu,sebab seperti fakta pada umumnya,bahwa semasa proses pertumbuhan Anak,cita-citanyapun akan terus berubah seiring berjalannya waktu.Namun tidak untuk Rahel,dia benar-benar sudah paten memutuskan untuk menjadi seorang desainer sejak berusia 6 tahun.Mendapati Sang Anak yang memegang teguh cita-cita yang kurang Ia sukai,Ben Farhan mulai memforsir hidup Rahel.Putrinya yang sering sekali menggambar ketika waktu luang Ia paksakan untuk harus membaca buku Bisnis.Seluruh buku Seni yang berjejer rapih di dalam Rak buku Rahel semuanya di ganti dengan Buku dan Majalah-majalah berbau Ekonomi dan bisnis,khususnya di bidang Real Estate.Hal itu di lakukan Sang Ayah semata-mata untuk mempersiapkan Putri semata wayangnya sebagai pewaris perusahaan yang sudah susah payah Ia bangun.Selama 1 tahun penuh Rahel benar-benar di paksa untuk harus memenuhi segala tuntutan darinya.Mulai dari waktu belajar,hal-hal yang ia lihat dan ia tonton ketika pulang sekolah,dan lingkungan pertemanan yang ia bangun.Dulu sebelum Rahel bertemu King di bangku SMP dan Andin serta Oky di bangku SMA,Ia pernah berteman dengan seorang anak Lelaki yang bertetangga dengannya ketika ia berumur 6 tahun.Walau wajah bocah itu telah samar di ingatan Rahel namun namanya tetap tersimpan dengan jelas di dalam benak,sebab orang itu merupakan teman pertama Rahel dalam hidup.Rahel ingat betul bahwa dulu dia menjuluki teman kecilnya tersebut dengan julukan Blue Sky.Karena Lelaki berlesung pipi tersebut sangat suka menggambar Langit Biru tiap kali mereka bertemu,dan bohong jika Rahel mengatakan tidak mendapatkan Inspirasi untuk terus semangat menggambar dari bocah dengan manik Light brown itu.Dan begitupun sebaliknya,Sky Blue juga memberikan Rahel julukan Ocean Blue sebab setiap kali ia bertanya tentang apa yang disukai oleh Rahel,jawabannya selalu saja sama yaitu Lautan Biru.Setelah di pikir-pikir,Rahel belum sempat menanyakan nama asli Si Sky sebab kala itu mereka masih anak-anak yang hanya fokus bermain.Memang tidak setiap hari mereka menghabiskan separuh waktu bersama namun mereka dengan sangat cepat menjadi akrab.Di suatu sore,ketika mobil Sang Ayah memasuki pekarangan rumah,Beliau mendapati kedua bocah ingusan sedang sibuk bermain sambil sesekali menggemakan tawa mereka ke udara.Awalnya Sang ayah menerima dengan baik kehadiran teman baru Putrinya tersebut.Terbukti sudah beberapa kali Ia sempatkan membeli oleh-oleh untuk Si Blue Sky sepulang dari perjalanan bisnis ke luar kota.Namun keesokan harinya semuanya tiba-tiba berubah,ketika Si Sky datang hendak mengajak Rahel bermain selepas pulang Sekolah,Pak hendra selaku Kepala Satpam dengan sedih hati tidak mengizinkan anak itu untuk masuk.Rahel yang kebetulan tengah berdiri di depan pintu rumah menyadari kedatangan temannya itu lalu menyuruh Simbok Juminten yang sedang menyuapi makanan ke mulutnya untuk membukakan pintu pagar,namun Sang Simbok tidak mengindahkan perintah Sang Majikan kecil dengan tatapan tak tega.Ketika Rahel menoleh sekali lagi ke arah luar pagar,ia mendapati Pak Hendra yang sedang mengelus-elus lembut kepala Si bocah cilik yang tengah sibuk memperhatikan Rahel dari kejauhan sembari sedang melantunkan beberapa kalimat yang berhasil membuat Si bocah 10 tahun itu membalikan badan lalu beranjak menghilang dari luar pintu pagar rumah yang menjulang setinggi 3 meter.Keesokan harinya,Rahel merengek di bukakan pagar rumah agar ia bisa pergi menyambangi rumah Sang teman kecil.Akhirnya karena tak tega,Simbok Juminten dan Pak Hendra secara diam-diam menuruti perintah Nyonya kecil mereka tanpa sepengetahuan Tuan Farhan.Kebetulan saat itu Buk Levi sedang pulang ke Jogja selama 2 minggu untuk mengurus sesuatu hal lain.Mbok Mintenpun menemani Rahel.Namun ketika sampai di kediaman Tuan muda dan menekan bel yang berada di luar pagar beberapa kali,namun tidak ada tanda-tanda pintu akan di buka.Seorang Satpam penjaga gerbang yang tak sengaja lewat dan melihat pemandangan itupun berseruh ke arah Mbok Minten dengan Nada lembut. "Mbak e,itu rumah pemiliknya udah pindah semalam jam 8 Mbak" "Serius toh Mas e? Pindah kemana memangnya Mas ?" "Kalau itu saya kurang tau Mbak.Saya hanya tau mereka pindah semalam karena saya ikut bantuin masukan barang-barang mereka ke dalam mobil Mbak" "Oh ya sudah terimakasih banyak informasinya ya Mas e" Mbok Juminten melirik ke arah Rahel yang sedang di liputi raut sedih.Sekilas ingatan wanita yang telah menginjak usia kepala tiga itu beralih ke kejadian kemarin.Dimana untuk terakhir kalinya ia melihat Tuan muda samping yang tinggal di samping kediaman Keluarga Benjamin itu pulang dengan wajah sedih karena tidak di ijinkan bermain dengan Rahel untuk yang terakhir kalinya.Sekelumit rasa bersalah mulai muncul di benak wanita dengan perawakan tinggi sekitar 155 CM dengan badan gemuk berisi tersebut.Ia sebenarnya tak tega melakukan hal seperti itu kepada anak kecil namun karena telah mendapat mandat langsung dari Sang Majikan untuk tidak mengijinkan Rahel dan Sang Tuan muda untuk bertemu dan bermain bersama lagi.Pokoknya mereka berdua di perintahkan untuk harus di pisahkan.Merasa bersalah terhadap Majikan mungilnya yang kini sedang menghapus air mata yang sedari tadi menggenangi pipi gembulnya,Mbok Juminten hanya bisa berusaha menghibur Rahel dengan beberapa hal yang Ia sukai,seperti tawaran membeli Es krim atau di temani bersepeda keliling kompleks,namun kesemuanya di tolak oleh Majikan kecilnya.Perpisahan itu sempat membuat Rahel di landa kesepian yang mendalam sampai-sampai ia mengalami demam selama 2 hari.Sang Ayah Ben Farhan Benjamin sempat terkejut akan hal itu,dia tidak menyangkan jika kehadiran Bocah berumur 10 tahun itu memiliki arti penting bagi Putrinya.Lalu waktupun berlalu,Lautan yang sempat surut kini telah kembali terisi penuh akibat gravitasi purnama yang telah ribuan kali datang menyapa,pertanda membawa kemarau yang telah menguras separuh genangan-genangan air hujan yang membasahi Bumi di 17 tahun yang lalu. Di dalam d**a,di dalam kepala,Gadis kecil yang telah beranjak menjadi seorang primadona jelita dengan 1000 dosa telah menyimpan rapih harta karun berharga yang tak mampu di jarah oleh Sang waktu. Perasaan bersalah masih sering menghantui Rahel.Di dalam benaknya selalu terselip Doa, semoga Teman kecil memiliki hidup yang sukses dan jika di ijinkan oleh waktu,maka semoga bisa bertemu kembali agar ia bisa mengutarakan Maaf yang telah tertunda belasan tahun. ~ "Oh jadi nama Si Tokek Raiden ? Raiden smith kalee....!" Entah apa yang ada di otaknya namun fakta bahwa ia belum sempat membaca dengan baik nama Atasannya sendiri dengan alasan malas memandang wajah juteknya adalah sesuatu yang normal bagi Seorang Rahel Benjamin. Rahel memperhatikan dengan saksama wajah Si Ceo yang sedang mendengarkan dengan serius laporan para dewan eksekutif lainnya yang sedang membahas perkembangan produksi pakaian dan pengeluaran yang di keluarkan selama masa produksi.Kali ini wajah Sang Ceo berubah gusar tiap kali memandang 2 kursi di sebelah Agatha yang masih kosong sejak tadi.Meeting sudah berlangsung selama 5 menit namun kedua orang tersebut belum juga tiba. "Good morning ! Sorry kita berdua telat karena ada urusan mendadak" Rahel menoleh ke arah pintu dimana suara Familiar yang menyentuh telingannya berasal.Benar feelingnya bahwa pemilik suara itu adalah Jade si tetangga barunya.Pria itu langsung menangkap kehadiran Rahel yang berada tepat di sisi Raiden dan melemparkan senyuman manis andalannya sembari merebahkan tubuhnya di atas kursi yang sudah di siapkan.Sedangkan wanita yang datang bersama Jade entah kenapa memandang lekat ke arah Rahel.Raiden menangkap sinyal yang tidak biasa dari kedua orang tersebut namun ia malas menggubris. "Selamat datang kembali Tuan Jade.Perusahaan benar-benar terasa hampa tanpa kehadiran Tuan muda" Kini Direktur CMO yang bersuara.Beliau adalah Pak Rudi Wijayanto,seorang pria paruh baya yang sudah mendedikasikan separuh hidupnya untuk 7KING.Ucapan beliau lalu di sambut tepuk tangan meriah dari para anggota meeting lainnya.Setelah beberapa menit penyambutan,merekapun melanjutkan rapat.Dan selama meeting berlangsung Raiden memperhatikan gerak gerik Jade yang lebih fokus menatap Sekretarisnya di bandingkan dengan yang lain. Bahkan ia terlihat tidak begitu perduli terhadap calon tunangannya yang sedari tadi memperhatikan tingkah lakunya itu.Venesia Abraham Kusuma,dia akan menjadi saingan Agatha dalam pertarungan menjadi Model Brand Ambasador dalam meeting kali ini.Kini Rahel merasa legah sebab tatapan sinis Agatha beralih ke wanita itu yang dimana kebetulan mereka berdua duduk berdampingan. 40 menitpun berlalu dan akhirnya kesepakatanpun di dapatkan.Semua kepala yang berada di dalam ruangan itu memutuskan agar Venesia dan Agatha sama-sama menjadi Brand Ambasador.Sang Ceopun akhirnya menyetujui.Kini tatapan kedua model tersebut tertuju pada Rahel,namun sayang gadis itu tidak merasa terintimidasi sama sekali,dia justru balik membalas tatapan kedua wanita itu dengan senyuman yang tidak kala sinis. "Tugasmu sudah selesai jadi kau bisa keluar dari ruangan ini" Suara dingin seorang Raiden Salim mampu membuat ngilu tulang-belulang Seorang Rahel Benjamin.Tanpa sepatah katapun gadis itu bergegas berdiri mengumpulkan berkas-berkas meeting yang tersisa di mejanya dan meja Sang Ceo,tidak lupa ia menundukan kepala memberi hormat lalu melangkah meninggalkan kursinya.Namun tepat ketika ia sampai di depan pintu,Jade berseruh ke arahnya sambil berjalan menghampiri.Rahel tidak punya pilihan lain selain menoleh ke arah Pria yang rupanya menjabat sebagai Direktur COO tersebut. "Ke kantin bareng yuk El.Gue traktir" "Who are you?" Rahel pura-pura tidak mengenal Pria di hadapannya saat ini,demi untuk mencari posisi aman.Namun sayang gerak geriknya sangat mudah di baca oleh Jase.Pria itu benar-benar tertawa geli melihat tingkah Rahel.Akhirnya Ia memutuskan untuk mengikuti Alur si Gadis tetangga dengan mengulurkan kembali tangannya" "Kenalin saya Jase but you can call me Jey" Kini Rahel yang tidak bisa menyembunyikan senyum di wajahnya.Dengan Smirk andalannya Ia menyambut uluran tangan Pria itu. "Rahel Benjamin" "Baiklah.Karena sekarang kita sudah berkelanan satu sama lain so tidak ada alasan untuk menolak pergi ke kantin bareng kan?" "Hu'um" Rahel hanya mebalas singkat sambil tersenyum canggung karena sedari tadi mereka di perhatikan dengan lekat oleh Raiden,Venesia dan Agatha yang masih melekatkan p****t di dalam ruangan meeting. Akhirnya kini Rahel dan Jade tiba di kantin.Tatapan orang-orang di sekitar dengan cepat teralihkan.Namun melihat Rahel yang masa bodoan membuat Jed merasa lebih nyaman dan leluasa saat mengobrol dengannya. "Mau pesan apa Miss El ? Gue yang traktir" "Emm nasi goreng aja deh.Tadi gue bahkan hanya sarapan roti sepotong gara-gara telat bangun" "Tapi untung sih Lo telat bangun,gue justru bersyukur karena gara-gara itu kita bisa ketemu di Lift" "Eh bentar deh.Gue heran,sejak kapan kita jadi seakrab ini? perasaan belum sampe sehari kenal dah" "Makanya gue juga heran.Kayaknya kita jodoh deh !" Jade menatap Rahel dengan tatapam menggoda. "Ih Lo modus ya?! gue gibeng juga Lu" "Hahahaha Please Lo bener-bener ngegemesin banget sumpah" "Serah Lu dah intinya gue makan dulu ya" "Silahkan Nona" Setelah menyelesaikan makanannya Rahelpun bergegas bermapitan untuk pergi ke toilet.Ketika proses BAB sedang berlangsung meriah di bilik toilet Rahel,ia tidak sengaja mendengar suara beberapa orang wanita merundung dan mebully seseorang lainnya yang bahkan tidak sedikitpun berani melawan mereka.Rahel sebenarnya paling tidak suka melihat orang lain di bully.Dengan cepat ia menyelesaikan ritual panggilan alam tersebut lalu sengaja mendorong keras pintu biliknya untuk mengalihkan perhatian. "Oh itu si Anak baru guyss" Seorang wanita dengan Rok span hitam tanpa motif menggantung di atas lutut berjalan mendekati Rahel dengan ekspresi meremehkan. "Gak usah ikut campur dan tutup mulut Lo ! Awas aja kalau Lo ngadu ke Office,gue jamin nasib Lo bakal sama kayak tuh kebbo" "Really ? Oh jadi Lo ketua gengnya? " "Apa Lo gak liat gue paling cantik disini ? Udah jelaslah gue ketuanya" "Woii Lo pada mending bubar gih ! atau gue telpon ke Office sekarang juga !" Rahel balas mengancam 2 wanita yang tengah memegang erat kedua lengan gadis berkamata yang sedari tadi di bully dan mengabaikan Si perempuan dengan dandanan menor yang mengaku dengan bangga sebagai ketua geng. "What the hell? Anda mengabaikan saya? Really ? Wah harus di beri pelajaran nih" Gadis itu hendak melayangkan tamparan di wajah Rahel namun sayang oh sungguh sayang,dia sedang salah mangsa hari ini.Dengan secepat kilat Rahel menarik rambutnya lalu di hempaskan ke pintu toilet.Kedua temannya terkejut menyaksikan apa yang ada di hadapan mereka.Tak menunggu lama,kedua orang itu berusaha maju untuk membantu namun dengan cepat kaki kanan Rahel di ayunkan ke udara setinggi 165 CM lalu di arahkan ke pelipis masing-masing sehingga keduanya ambruk seketika ke arah kanan dan membentur pintu utama toilet.Sedangkan gadis korban bully benar-benar syok.Sambil menutup mulutnya ia berjalan mendekati Rahel dengan hati-hati. "Makasih Kak,tapi gimana kalau kakak kena sanksi dari atasan Kaka ? Rere gak mau kaka di pecat karena Rere.Nanti Rere bakal jadi saksi" Gadis berambut Cruel sebahu dengan bobot tubuh berisi itu menatap Rahel yang hanya berdiri mematung beberapa detik. "OOH ! MY ! GODDNESSSS !!!!!!! Apa yang udah gue lakuin ?" Rahel dengan mata membola,menutup mulutnya dengan histeris sambil melihat tiga wanita di samping yang sedang terkapar. "Ya Tuhan !! Mereka gak mati kan?" "Enggak kak,pingsan doang" Sesuai dugaan,Seorang Miss Rahel Benjamin Out of Control tanpa ia sadari.Bagaimana nanti ketika dia menghadapi amukan Sang CEO TOKEK? "Kak ! Kaka yang sekretaris baru Pak Raiden kan ? Kaka harus ingat kalau ini hari pertama kaka bekerja.Sadarlah Kak" Gadis bernama Rere tersebutpun mengguncang-guncang bahu Rahel yang hanya bengong seperti patung hidup dengan mulut menganga. Dia memang pantas di ingatkan kalau-kalau dia lupa bahwa hari ini baru hari pertamanya bekerja.Entah apa yang harus ia jelaskan ke Sang CEO.Apa perlu pakai bahasa hiper bola atau bicara apa adanya ? Tapi mungkin itu tidak merubah apapun. ~
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN