BAB 5

4600 Kata
"Makan dulu ?" "Kamu laper ?" Rahel balik bertanya ke Jade yang tengah menyetir mobil. "Yeah I think" "Ya udah makan dulu tapi harus gue yang trakhir ! gue gak mau berutang budi lagi" "Sesama tetangga itu justru di anjurkan untuk saling berbuat baik" "Ya kan lo tetangga baru setengah hari masalahnya nih.Jangan sampe lo agen CIA yang nyamar untuk buntutin gue gimana?" "Iya deh gue agen CIA Buk" "Ishh ishh" Toyota Camry V 2.5 Black attitude itupun mulai memasuki pekarangan sebuah restoran Jepang yang terletak tidak jauh dari sebuah Mall di tepi jalan Gatot Subroto.Sekarang sudah pukul 19:20 PM dan mau tidak mau Rahel harus menuntut Jade untuk cepat memesan menu sesaat setelah merebahkan tubuh di meja paling belakang.Ruangan yang di d******i pernak pernik ala jepang tersebut berhasil mengembangkan senyum Miss Jones karena hal itu mengingatkannya pada Naruto dan terlebih lagi Jepang adalah salah satu Negara favoritnya di dunia.Beberapa menitpun berlalu dan sembari menunggu pesanan datang mereka mengobrol-ngobrol ringan sesekali sebab Jade lebih di sibukan dengan telepon masuk dari Sang Ibu yang berteriak-teriak gemmas karena Putra sulungnya bahkan belum menginjakan kaki di rumah setelah pulang ke Tanah Air.Ibunya sudah menunggu sejak kemarin namun Jade hanya belum sempat saja.Waktunya benar-benar mepet.Di 4 hari yang lalu Ayahnya Pram Salim menelepon dari Milan memerintahkan ia harus segera pulang dalam kurun waktu 3 hari kedepan.Dia harus kembali ke Perusahaan tanpa banyak alasan.Lalu keesokan harinya Jade langsung terbang ke Tanah Air dari Houston Texas tempat yang telah ia pijaki sejak 3 tahun lalu.Ayahnya sampai mengancam kalau saja permintaan kali ini tidak ia penuhi juga maka ATMnya akan di bekukan dan semua fasilitas di tarik kembali.Sudah tentu dia tahu betul itu adalah ide Ibunya sendiri agar ia bisa kembali.Sudah kepalang rinduh dengan Putranya yang keras kepala dan Jade tidak punya hak untuk terus-menerus menolak karena bagaimanapun dirinya juga milik Sang Ibu.Sedangkan Rahel juga tidak kalah sibuk dengan handphonenya. Membalas pesan dari kedua sahabatnya yang meminta di belikan makanan juga.Rahelpun mengindahkan hal itu karena coba saja kalau tidak,bisa-bisa ia di tendang ke Pluto.Peranggai Oky lebih buruk dari Andin.Andin penyabar sedangkan Oky bagai kenalpot racing balapan liar.Entah mengapa ketika bersama Rahel dan Andin dia sangat manja dan mendayu-dayu sedangkan di circlenya yang lain anda mungkin tidak akan mengenali pria itu.Cool dan berkharisma.Jadi bisa di bilang dia memiliki kepribadian ganda.Kata Rahel dan Andin,Oky tuh Laki banget kalau lagi sama cewek lain.Dan pastinya dia tidak kalah tampan dari Rey,Jade dan Raiden. Untuk Andin,Rahel memesan Tendon yang sama seperti yang sedang ia santap.Makanan khas Jepang itu biasa di sebut juga dengan One dish Meal atau yang biasa kita sebut menu paket lengkap.Di dalam satu porsi Tendon sudah tersedia Nasi,lauk dan sayur yang di goreng jadi Tenpura.Sedangkan Oky memilih Shabu-shabu dengan porsi saus gomadare yang banyak.Saus wijen khas Jepang itu memang menjadi favoritnya sejak kecil. Setelah beberapa menit menyelesaikan santapan,Salah seorang Pramusaji menghampiri Rahel dan memberikan pesanannya.Hari ini Jade berhasil untuk mentraktir Rahel untuk kedua kalinya.Wanita itu terlambat satu langkah karena Jade telah mendahuluinya untuk membayarkan pesanan mereka,termasuk milik Oky dan Andin.Sesaat kemudian setelah menanggung semua omelan Rahel,Jadepun melajukan mobilnya.Lelaki itu hanya mampu tertawa geli atas tingkah Rahel yang persis seperti Ibunya yang kalau sudah mengomel akan membutuhkan waktu cukup lama walau soal hal kecil sekalipun. "Lo baru dari Texas ?" "Yeps baru kemarin nyampe" " Are you living in there for study or?" "Emm hanya jalan-jalan aja" "Selama 3 tahun ? Sorry kalau gue kepo.Soalnya gue gak sengaja denger percakapan kalian tadi.Oh iya lagiankan anda tetangga baru jadi harus di intrograsi dulu sebelum jadi temen saya.Jadepun mengangguk dengan senyum simpul. "Yash ! hanya jalan-jalan aja karena bosen di Indo" "Ya udah balik ke Texas lagi sonoh ! ngapain di mari kalau bosen sama Negeri sendiri" "Haha ! I'm just kidding you know.Gue ada urusan pribadi di tempat itu dan butuh waktu selama 3 tahun untuk kelarin semua" "Emm pasti itu urusan yang sangat penting,but saya tidak akan kepo kalau udah tentang privasi so itu sudah cukup" "Sooo..Apakah saya udah lulus to become your friend ?" "Belum ! Masih ada 1 pertanyaan lagi" "Ok.Silahkan Buk" "Apa hubungan kamu sama Si CEO itu?" "Raiden ?" "Hu'um" "Menurut Anda ?" " Ya gue gak tau makanya gue nanya.Itu juga karena pas rapat pagi tadi itu dia sesekali merhatiin ello tpi raut wajahnya jadi kayak gusar gitu so i just curious about that" "Ya Ya dia emang kadang gitu.Apakah dia bertingkah menyebalkan selama di kantor?" "Banget ! Emang udah kaya gitu dari dulu?" "No he is a charming and kindly Man you know ? Tapi kalau dia bersikap seperti itu biasanya hanya sama orang yang..... " "Apaaa coba?" "Yang tidak dia sukai.Sorry but that's the fact dan karena lo nanya jadi gue jawab jujur El" "HA HA HA HA ! Apa lagi gue ? Lebih gak suka sama dia" "So you like me morethan him right?" "Apaan sih ! tapi kalau dari karakter ya semua orang mungkin ngerasain hal yang sama bahwa kalian memiliki karakter yang benar-benar bertolak belakang 180 derajat" "Yeayy" "What is that dude?" Suara tawa terdengar riuh dari dalam mobil Jade dengan kaca jendela yang terbuka.Kedua orang yang sedang bercengkrama penuh tawa tersebut berhasil menarik atensi beberapa orang yang ikut mengantri di lampu merah. "Dia adik gue" "WHATTTTTT ??! Are you kidding me?" "Look at me ! Apakah ada kebohongan yang tergambar di wajah tampan ini?" "Idih enggak kakak enggak adek sama-sama narsis ! By the way tergambar kebuayaan yang sangat jelas sih tapi" "Oh My God !" Entah kenapa Rahel benar-benar mampu menghibur si Tuan muda yang aslinya sedang patah hati berat.Kehadiran Rahel yang datang ke hidupnya secara tidak sengaja yang belum sampai sehari itu sudah terasa seperti sebuah berkat.Eh siapa yang datang ke hidup siapa ? Bukankah Jade yang datang ke hidup perempuan itu? 40 menit berlalu dan kini mereka telah sampai di basemen dan menaiki lift menuju unit mereka. "Suka Naruto?" "Hu'um" Walaupun baru berkenalan namun Jade bisa menebak bahwa Rahel adalah wanita yang strong dan powerful.Ya bagaimana tidak ? Orang lain yang baru sehari kerja dan di suruh lembur beberapa jam di tambah selama seharian di kantor berulang kali di marahi oleh atasannya namun lihat apa yang dia lakukan sekarang ? Menonton Naruto dengan air muka yang segar seperti baru bangun tidur.Apakah dia tidak merasa lelah ? Bahkan Jade saja merasa lelah dan ngantuk walau hanya sekitaran 5% . "Apakah kau tidak lelah atau ngantuk?" "Eh? No ! Belum" "You are a Night Owl people?" "Yaps but sometimes Early Bird " "Apakah kau memiliki gangguan tidur?" "No ! Gue begadang karena mau aja bukan insomnia dan sebagainya" "You are lucky" "Yeah I know dude" Sesaat kemudian pintu liftpun terbuka.Jade sudah menawarkan sejak mereka masih di restoran untuk menenteng makanan yang ada di tangan Rahel namun wanita itu bersih keras menolaknya dengan embel-embel tak mau berhutang budi lagi dan lagi.Setelah beberapa langkah menuju apartemen masing-masing, Rahel dan Jade benar-benar kaget dengan apa yang mereka lihat.Langkah mereka terhenti ketika melihat Raiden yang tengah berdiri di depan pintu apartemen Jade dengan posisi membelakangi karena lelaki itu sedang memencet bel.Merasa mendengar deruh langkah kaki iapun menoleh dan di dapatinya Jade dan Rahel yang sedikit terkejut melihat keberadaannya.Tanpa basa-basi pria yang juga masih mengenakan balutan tuksedo kerja itu membuka suaranya untuk pertama kalinya setelah 3 tahun tidak pernah berkomunikasi dengannya baik di telepon maupum berkirim pesan. "Ayah nyuruh gue jemput lo balik ke rumah.Mama udah gak sabar untuk ketemu" Jade menatap lurus ke arah abangnya dan mengabaikan keberadaan Rahel seolah-olah wanita itu tidak ada disana.Setelah menunggu Raiden selesai bicara Rahelpun pamit ke Jade. "Gue masuk dulu ya.By the way thanks untuk ini" Rahel mengangkat makanan di tangannya sebagai isyarat.Tanpa menunggu Jade bersuara Rahel dengan cepat menekan tombol pintunya.Sebelum sempat menyentuh gagang pintu,Oky sudah lebih dulu membuka benda persegi panjang tersebut. "Lama benner lo Jin Ifrit ! Kita berdua hampir mati kelaparan !" Melihat Rahel yang hanya mengkomat-kamit mulutnya dengan isyarat ekspresi wajah yang gagal di pahami oleh Pria 2 kepribadian itu,Oky terus mengulangi pertanyaan yang hanya seputar "Apa" dan "Kenapa" dan tentu itu sangat berhasil mengumpan keluar emosi seorang Rahel. "Lo kenapa sih heh komat-kamit gak jelas! buruan masuk !" "Ya lo minggir dulu dong bego!" Kini kedua pria yang sedari tadi saling bertatapan itupun mengalihkan pandangan mereka ke Rahel.Spontan perempuan itu hanya mampu melempar senyum canggung.Oky yang baru menyadari keberadaan orang lain itupun membuka lebar pintu dan memajukan kepalanya untuk melihat sekitar.Dia penasaran dengan sosok yang di senyumi Rahel.Dan ketika matanya menangkap dua sosok tampan di hadapannya Oky hanya menutup mulutnya segera.Dia mengenali sosok yang tengah berdiri di depan pintu unit 106 sambil bersedekap d**a. "Shontoloyo itu sih Raiden CEO 7KING dan Kakaknya! shiitt GANTENG banget ni setan dua" Oky yang tengah sibuk mencebik dalam hati tidak perduli dengan Rahel yang tengah mendorong-dorong kepalanya untuk masuk.2 menit berlalu dan akhirnya berhasil.Rahel dengan cepat menutup pintu apartemennya dan tersisa dua pria itu yang masih hanya membisu.Sudah tentu mereka tidak sedang dalam ajang perlombaan siapa yang duluan berkedip maka dia akan kalah,namun ini lebih ke tentang siapa yang lebih dulu mengalah dan mengaku salah.Pernahkah kalian mendengar bahwa selalu ada hal rahasia di antara dua orang saudara yang tidak di ketahui oleh Orangtua ? Beralih ke dalam Apartemen Rahel yang sudah di penuhi kerusuhan oleh suara menggelegar oky.Pria itu tidak menyangka bahwa hari ini akhirnya dia bisa melihat secara langsung kedua saudara tampan yang terkenal sejagat raya dunia perkantoran itu. "YA ALLAH ukhti Rahel lo harus bisa gaet salah satu dari mereka berdua TITIIIIIKKK!!!" "Sinting !" "POKOKNYA HARUS !!" "GAK MAOOO!!" "Si bego emang.Kesempatan udah di depan mata ni Sis.Gak tau aja lo tuh dua orang jadi rebutan ciwi-ciwi di luar sana" "Ya itu mereka bukan gue!" "Lo berdua kenapa sih ribut banget taik!!" Andin yang baru selesai mandi merasa heran melihat tingkah kedua sahabatnya yang tidak pernah ada kalem-kalemnya itu. "Ndin sini loh ada info penting!!" "Apa'an emang?" "Lo tau barusan di luar sana berdiri dua Pangeran Salim beibehhh!!" "Hah siapa ?? Salim yang mana ?" "Hadehh puyeng pala gue Ndin ! Bisa gak lo tuh sekali2 loadingnya cepet ! Ya Raiden sama Jade Salim TUAN MUDANYA PERUSAHAAN 7KING tempat Rahel kerja sayangggg!!" "Aha ! Oke gue udah inget sekarang.Maksud lo di luar sana tuh dimana?" "Di depan pintu Rahel.And you know? Si Jade rupanya penghuni unit 106 ! Gila gak tuh.Tiap hari gue pasti kesini FIX!!" "Heh really ? Astaga kok gue deg-degkan yah!" "Lah sama gue juga" "Lo berdua bisa tenang gak ? Hanya dua orang makhluk bernama manusia itu aja heboh banget !! heran" Rahel yang tengah melepas sepatunya hanya menggurut kesal. "Udah lo mending pergi mandi deh" Oky membalas sinis. "Eh itu makanan di beliin sama Jade tadi buat lu bedua" "Oww Jesus thankyou so muchh" "Sukkhi hotu ! Budhaa..I Iove you" "Astagfirullah lebay banget si lu bedua ! heran!" Rahel benar-benar di buat geli dengan tingkah Oky dan Andin yang mengelus-elus kotak makanan seperti sedang mengelus berlian Seharga 10 Triliun. "Ya udah gue mandi dulu" Seolah tidak peduli dengan eksintensi Rahel,keduanya sibuk mencekrek kotak makanan dari segala sudut dan sudah tentu pasti akan di unggah ke sosial media dengan caption alay bin swaley. ~20 menit kemudian~ Setelah selesai melakukan ritual skin care setelah mandi,Rahelpun berjalan keluar kamar dan merebahkan dirinya di atas sofa panjang bersebelahan dengan Andin dan Oky yang sedang serius menonton thriller movie.Ia menyentuh pelan handsaplast di keningnya yang baru saja ia tempel seusai mandi.Meraba-raba benjolan yang ukurannya sudah mulai kempes.Setelah beberapa saat menonton TV ia baru teringat bahwa malam ini ia harus membawa pakaian kotornya ke tempat pinatu di bawah lantai 20.Iapun bergegas mengambil keranjang pakaian yang sudah terisi beberapa pasang baju milik mereka bertiga.Sebelum keluar meninggalkan ruangan ia memastikan kembali bahwa pakaian kotor Andin dan Oky tidak ada lagi yang tertinggal.Setelah mendapat anggukan diapun bergegas membuka pintu.Sesampainya di dalam lift Rahelpun menekan angka 20 dan pintupun mulai menutup namun tiba-tiba di tahan oleh telapak tangan seseorang.Rahel tidak begitu kaget karena di lantai itu ada 3 unit yang berpenghuni.Entah itu Oky atau Andin yang menyusul atau keluarga Mr.Peter yang biasa datang menginap.Namun tebakan Rahel salah.Yang ada di depannya kini telah berdiri Raiden dengan ekspresi yang sedikit terkejut.Rahel yang melihat hanya menunduk sedikit kepalanya memberi hormat tanpa menyapa sedikitpun dan begitu juga sebaliknya. Untuk beberapa saat hanya suasana hening yang meliputi. "Kamu tinggal di sini?" Akhirnya Raiden yang memulai percakapan terlebih dahulu. "Iya" "Sejak kapan?" "4 tahun lalu" "Kamu udah lama kenal sama Jade?" "Enggak" "Bisa gak jawabnya gak usah kayak patung hidup" "Ya suka-suka saya dong" "Jadi kapan kalian kenalnya" "Baru tadi pagi pas berangkat kerja" "Seriously?" "Gak ada yang maksa untuk percaya" Rahel membalas ketus.Raiden hanya tersenyum sinis.Lelaki itupun menoleh ke arah Rahel dan memperhatikannya dengan saksama. "Berarti benar tadi pagi kalian berdua sama-sama berangkat ke kantor?" "Seperti yang anda katakan" Entah kenapa Raiden mulai merasa hawa panas menyelimuti sekujur tubuhnya yang semampai dan idamana para wanita itu.Namun ia berusaha menutupi sebaik mungkin karena biar bagaimanapun ini di luar jam kerja dan Rahel memiliki hak untuk bersikap semaunya.Keadaan mulai hening kembali.Lelaki itu mengarahkan wajahnya ke sebelah pintu lift yang baru melewati lantai 30.Beberapa menit kemudian dengan tiba-tiba lampu padam dan otomatis lift terhenti mendadak.Gelap gulita yang memeluk tubuh keduanya benar-benar membuat Rahel shock.Bajkan Sialnya gadis itu sedang tidak membawa handphone.Ia mulai merasakan sesak menghujam dadanya,bulir keringat muncul dengan cepat,dan lutunya mulai tak seimbang menahan bobot tubuh dan kemudian ia jatuh tersungkur.Raiden yang melihat mendengar itupun spontan menghampiri Rahel yang berada di pojok kanan.Dengan cepat ia memasukan tangan ke saku celana untuk menghidupkan senter namun apes sebab telepon genggam itu sudah kehabisan batrei.Raiden ikut panik melihat Rahel yang terlihat ketakutan dengan deru nafas tak beraturan.Lalu dengan cepat ia menangkap informasi bahwa gadis di hadapannya memiliki Phobia terhadap gelap.Tanpa berpikir panjang Ia merebahkan tubuhnya lalu memeluk Rahel dengan erat sesaat setelah menekan tombol interkom untuk memanggil bantuan.Parahnya lampu darurat yang biasanya akan menyala ketika lift mendadak terhentipun entah kenapa tidak berfungsi. "It's ok gak usah takut" Tanpa ia sadari gravitasi Rahel menariknya dengan kuat.Ia mulai merebahkan telapak tangannya ke atas kepala Rahel dan mengelus-elus lembut sembari berharap semoga ada yang menyadari keberadaan mereka atau lampunya segera menyala.10 menitpun berlalu dan sirkulasi udara di dalam ruangan sempit itu perlahan demi perlahan kian menipis.Raiden memutar otaknya agar bisa membantu Rahel yang mulai kehilangan kesadaran karena di raib oleh kegelapan.Tanpa berpikir panjang kedua tangannya menyentuh lembut kedua pipi Rahel,mengangkat padangan gadis itu agar berjajar dengan wajahnya yang semakin dekat semakin terlihat mempesona,lalu dengan jantung yang berdebar karena ego dan suatu hal yang tidak ia ketahui apa itu,lalu mendaratkan ciuman di bibir Rahel yang mungil dan berisi dan paling penting adalah masih murni karena belum di sentuh oleh bibir siapapun.Beberapa detik berlalu.Rahel benar-benar tidak menyadari apa yang terjadi sedangkan Raiden tiba-tiba menangkap aroma parfum Rahel yang entah kenapa merasuk ke seluruh indra tubuhnya.Seolah ada belenggu di sana yang membuatnya tak bisa beranjak.Di lumatnya bibir gadis itu seperti seseorang yang baru pertama kali berciuman.Entah kenapa lelaki itu seperti seseorang yang baru saja menemukan Oase di tengah gurun tandus setelah sekian lama berkelana.Niat awalnya yang hanya sekedar membantu memberikan nafas buatan, namun justru itu menjadi bumerang yang membuatnya terlena.Sesaat setelah terangnya lampu yang kembali menyinari kegelapan di antara keduanyapun berhasil menghidupkan jua kesadaran Raiden.Dia merasa sangat tidak percaya dengan apa yang sudah ia lakukan barusan dan lucunya aroma Parfum Rahel benar-benar masih menari-nari di dalam rongga kepalanya sampai detik ini.Setelah mengatur nafas dengan benar,Raidenpun mulai menggendong gadis itu dan kembali ke unitnya.Ketika pintu lift terbuka dan ia hendak keluar,langkahnya tertahan sejenak karena di depan lift sudah berdiri Oky,Andin,Jade,Mrs.Pete dan dua orang petugas keamanan Apartemen.Kedua Pria berusia sekitar 30 tahun itu melaporkan ke Oky dan Andin bahwa ketika pemadaman lampu apartemen yang tiba-tiba yang di sinyalir karena ada beberapa kabel yang putus,mereka melihat Rahel dan seorang pria tengah berada di dalam lift tersebut melalui CCTV.Sontak kehebohan Oky benar-benar mampu membangunkan Jade dan Keluarga Mr Peter.Jade benar-benar terlihat panik begitupun Andin Oky dan Mrs.Peter.Raiden hanya memasang ekspresi datar khasnya seperti biasa lalu menyerahkan Rahel dari pelukannya ke Jade namun Oky dengan cepat melangkah maju dan mengambil alih. "Kita berdua bakal mati kalau dia tahu kita kasih dia di gendong orang lain selama ada kita berdua" Oky menunjuk Andin yang tengah mengusap air matanya memberi anggukan pelan. "Kenapa?" Raiden sempatkan bertanya dengan ekspresi yang sulit di artikan. "Dia paling gak suka di sentuh-sentuh cowok.Kalau dia tahu ada cowok yang meluk atau sentuh dia tanpa ijin bakal di bunuh tu orang ! secara ni anak Jomblo seumur hidup hanya mau di sentuh sama suaminya nanti" "Haaaa ???" Jade dan Raiden kaget bersamaan.Namun oky tidak perduli dengan tanggapan kedua lelaki itu dan mulai menggendong Rahel sembari di temani Andin berjalan memasuki apartemen.Sedangkan Mrs.Peter dan Jade hanya mengantar sampai di depan pintu.Andin dan Oky mengucap terimakasih ke kedua orang itu sebab sudah mau mengkhawatirkan keadaan sahabatnya. "Apa gak ke klinik bawah aja?" Jade bertanya dengan nada yang masih panik. "Gak apa-apa ni anak jiwanya sekuat banteng,sekeras batu bedaon dan segalak singa jadi bentar lagi pasti udah bangun" Jade dan Mrs.Peter masih sempat-sempatnya di buat tertawa oleh tingkah Oky.Setelah kedua tetangga itu berlalu ke bilik masing-masing Oky mulai menyeret Andin ke ruang tamu tempat mereka menonton movie di beberapa saat lalu setelah merebahkan tubuh Rahel di kamarnya. "Ndinn !" "Hmm ?" "Berhenti nangis dulu baru gue ngomong" "Iya udah nih" "Heh lo tuh cengeng banget emang ya.Jadi gue mau nanya pendapat lo nih" "Apa Ky?" "Menurut lo si Raiden tuh suka sama Rahel gak?" "Gak tau.Tapi yang satunya tadi.Si Jade kayaknya" "AAAAAMIIIIIIN YA TUHAN ! sama gue juga nangkepnya gitu cuma kan kata Rahel dia sama Jade aja baru ketemu tadi pagi gak mungkin juga tuh cowok cepet banget suka.Karena yang gue denger tu anak tipe setia banget dari dulu.Dan sampe sekarang dia baru sekali pacaran dan masih setia sama tuh cewek,siapa tuh namanya lupa" "Terus ? Berarti mungkin kita salah persepsi gak sih Ky ? "Entahlah tapi tadi gue udah berharap semoga dia ada perasaan suka biar kita lancarkan rencana kita.Tak ada rotan akarpun jadi,Tak perlu sama CEO sama Jadepun jadilah yaw" "Tapi seperti yang lo bilang dia masih pacaran sama tu cewek berarti kita gak ada alasan untuk harus menjalankan misi rahasia kita sekarang.Gue gak mau Rahel di cap pelakor Ky" "Eh iya juga yah ! ya udah nanti Akhir pekan gue ke gereja dulu untuk berdoa biar mereka putus dan lo juga sama,ke Vihara nanti yah ! Doa yang kenceng dan serius" "Oky berdosa banget lo ! lama-lama di kutuk sama Tuhan" "Tuhan tidak mungkin mengutuk hambaNYA sayang karena DIA MAHA CINTA LAGI MAHA PEMAAF begitu kata Rahel" "Tapikan Ky,adab berdoa tuh salah satunya gak boleh minta yang buruk-buruk" "Ya Tuhan Ndinn suci dan serius amat hati dan idup lu ! Coba kalau lo seagama ama gue dah gue jadiin lo biarawati" "Bokap gue juga pernah nyuruh gue jadi biksuni Ky" "Udah Ndin gue gak mau ketawa takut berdosa" "Emang lucu?" "Enggak kok makanya gue gak mau ketawa" "Lo berdua ngomongin apa sih?" "Astagfirullah Hell !! Cepet amat lu bangkit" "Hel are you okey?" Oky dan Andin bergegas menghampiri sahabatnya yang masih merem melek di depan pintu kamarnya yang menghadap lurus ke ruang tamu.Rahel memang salah satu wanita ajaib.Benar kata Oky bahwa tidak perlu ke klinik karena sebentar lagi dia akan sadar.Oky dan Andin memang paling tahu keadaan Rahel dengan baik di banding kedua Orangtuanya.Meninggalkan putri mereka sendiri dengan mental yang sakit.Memberi segala fasilitas yang harganya fantastis namun mereka lupa bahwa hal yang paling putrinya butuhkan bukan itu.Bukan ATM yang selalu terisi dengan penuh,bukan mobil mewah berharga ratusan juta bahkan milyaran,juga bukan Emas permata yang selalu di belikan setiap ulang tahunnya.Rahel,gadis itu hanya ingin kedua Orangtuanya menelepon terlebih dahulu menanyai kabar setidaknya sebulan sekali,terutama Sang Ayah.Karena hanya Ibunya yang paling sering menelepon.dan satu lagi,Putri mereka hanya berharap pada Sang Ayah untuk merestui mimpinya.Hanya itu,tidak lebih.Dia tidak pernah menuntut kedua Orangtuanya untuk harus pulang setiap bulan ke Tanah air untuk melihatnya,atau harus menghubunginya setiap saat sebab Iapun paham bahwa Ayah dan Ibunya adalah orang yang sibuk mengurus bisnis semata-mata untuk keluarga mereka. "Hel mending lo istirahat gih" "Auss" Andin dengan segera mengambil air di dalam kulkas dan menyodorkan ke Rahel.Setelah meneguknya dengan satu nafas perempuan itu menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya.Jam sudah menunjukan pukul 21:30 PM dan ketiga orang itu bahkan melanjutkan menonton movie yang belum sempat mereka selesaikan.Beberapa saat berbaring,sekelebat ingatan mulai melesat cepat di dalam otaknya.Rahel terperanjat bukan main.Berdiri mematung menatap tembok dengan mata terbelalak. "OKYYYYY !!!!! siapa yang gendongin gue tadi waktu pingsan?" "Tuhkan !" Andin dan Oky saling bertatapan. "Itu si Raiden" "Terus?" "Ya karena dia sama lo di lift so wajar dong hel dia ngebantuin lo" "I know ! maksudnya dia gendong sampe ke kamar atau?" "Ya enggaklah ! Gue yang ngambil alih pas dia keluar dari lift" "BAGUSSS SAYANG !!" Rahel mengacungkan jempol. "Ya udah gue mandi dulu !!" "Plis hel dia tuh hanya gendong lo doang" "Tapikan lo tau gue gimana.Udah gak nyaman banget karna aroma parfumnya masih nempel!" "Ekhemm ! Ya udah sana" ~30 menit berlalu~ Pikiran Rahel menerawang jauh.Entah mengapa ketika melihat pantulan wajahnya di depan cermin terasa lain.Apakah itu efek dari kambuhnya phobia tadi ? Pikirannya mulai menyusuri satu persatu kepingan ingatan-ingatan di lift tadi.Memaksa kerasa otaknya untuk memvisualisasikan ulang adegan-adegan sesaat sebelum ia pingsan namun yang paling ia ingat hanya ketika Raiden menghampirinya,namun entah apa yang terjadi selanjutnya ia lupa.Dia merasa ada sesuatu yang terjadi namun ia tidak mengingat jelas apa itu.Rahel mengebas-ngebas tubuhnya dengan kesal. "Geli banget di peluk ama dia.Gak sudih gue.But mau gimana lagi ? itu juga karena terpkasa hel !!" Kerjaan perempuan itu selama satu jam terakhir adalah mencebik dan mengutuk dalam hati berulang-ulang.Kesal namun dia tidak bisa menyalahkan siapa-siapa karena ini murni takdir.Dan sekarang sudah bertambah satu lagi takdir menyebalkan yang dalam list yang ia kutuk. Setelah beberapa saat Rahelpun berlajan keluar untuk menghampiri kedua sahabatnya yang telah tertidur pulas di depan TV.Di tarik koper keduanya untuk di masukan ke kamar.Oky menempati kamar yang bersebelahan dengan kamar Rahel yang di tempati bersama Andin.sedangkan kamar satunya jarang di huni.Walau satu dua kali Oky tempati namun tetap saja yang menjadi favoritnya adalah kamar tamu yang sederet dengan Rahel dan Andin.2 minggu kedepan Andin dan Oky akan menginap seperti biasanya.Mereka sudah seperti saudara.Tidak hanya Oky dan Andin namun Rahel juga sangat dekat dengan keluarga keduanya.Ayah dan Ibu Oky bahkan sudah menganggap Rahel putri mereka sebab Oky dan kedua saudaranya semuanya laki-laki.Abang Dimas selaku kakak tertua Oky sedang melanjutkan S3 di Tokyo sedangkan di urutan kedua ada Abang Jefri yang sedang bekerja di salah satu perusahaan Majalah ternama di London Inggris selama 3 tahun terakhir.Kedua Orangtuanya sempat menyuruh Oky untuk melanjutkan S2nya sejak beberapa tahun terakhir namun jawabannya selalu sama yaitu nanti sama-sama bareng Rahel setahun lagi.Jadi kalau semisal Rahel melanjutkan S2nya 100 tahun lagi maka ia juga akan melakukan hal yang sama.Begitu juga Andin.Perempuan itu sempat ingin mengambil S2nya di 2 tahun lalu,namun berkat godaan Oky gadis itupun mengurungkan niatnya dan akan melanjutkan nanti bersama kedua sahabatnya.Namanya juga sahabat sehidup semati.Andin adalah seorang Introvert.Kepribadiannya yang tertutup membuatnya sulit bersosialisasi ataupun berteman dengan orang lain.Hanya Oky dan Rahel seorang yang berada di dalam list temannya sampai mati.Itu yang pernah dia katakan di bangku kelas 1 SMA,sekitar 8 tahun yang lalu.Rahel adalah Seorang Ambivert namun hanya ingin bersama Oky dan Andin.Sedangkan Oky sama seperti lelaki pada umumnya.Memiliki circle pertemanan yang banyak namun dia lebih suka menghabiskan waktunya bersama Rahel dan Andin.Keluarga kedua orang itu sudah mengetahui bagaimana Rahel begitu kesepian sehingga selalu menyuruh anak-anak mereka untuk selalu menemani perempuan tomboy dengan rambut panjang menyentuh pinggangnya tersebut jika ia butuh.Walau sekali-kali Rahel juga menginap di rumah Andin dan Oky namun keduanya lebih sering menginap di tempat Rahel karena mereka memahami Agama yang Rahel anut.Padahal perempuan itu tidak mempermasalahkan hal tersebut namun Oky dan Andin selalu sigap membeli Perlengkapan makan baru khusus Rahel saat ia menginap di rumah keduanya.Padahal Keluarga Oky dan Andin sama-sama tidak mengkosumsi hal-hal yang di haramkan di Agama Rahel dan Rahel tahu itu namun tetap saja kedua sahabatnya tersebut memperlakukan ia seperti permaisuri begitupun keluarga mereka.Apa yang paling Indah dari pada rasa saling menghargai,mencintai dan menyayangi ?. "Ndin...Ky..! " Rahel membangunkan dengan lembut kedua sahabatnya.Andin terlebih dahulu sadar dan bangkit menuju kamar sedangkan Oky tetap berakhir kembali merebahkan tubuhnya di tempat yang sama walau sudah beberapa kali bangkit dan duduk.Namun Rahel juga tetap tidak menyerah.Beberapa kali menarik-narik paksa lengannya,Okypun akhirnya bangun dan beranjak.Setelah mematikan televisi,Rahel memasuki kamar dan merebahkan badan di sebelah Andin yang sudah kembali pulas. "Oyasumi Andin Chawwn" Mengucapkan selamat tidur dalam bahasa Jepang dan beberapa bahasa berbeda lainnya sudah menjadi kebiasaan Rahel sebelum tidur.Perlahan ia menutup mata dan mulai menyelami samudera mimpi. ~Keesokan hari~ "HELLLLL ! Bangun udah jam setengah tujuh ini" Kini giliran Andin yang menyiapkan sarapan lalu membangunkan Oky dan Rahel.Oky sudah berhasil bangun dan sedang mandi sekarang,namun Rahel masih di alam mimpi.Satu hal yang dari dulu paling di benci Andin di pagi hari adalah membangunkan Rahel.Karena harus butuh tenaga dan kesabaran ekstra. "Hellll please bangun.Gak takut lo di omelin lagi sama si CEO?!" Mendengar nama CEO di sebut seketika Ia langsung membuka matanya.Dia baru ingat bahwa telah bekerja di 7KING sekarang.Kalau dulu di Quantum terlambat 20 menit paling di omelin sama Pak Richard 5 menit selesai. "Udah mandi lo Ndin ? Jam berapa emang?" "Udah 07:30" "Whatt ?!" Seperti rutinitas yang biasa ia lakukan jika telat bangun yaitu melompat dari kasur lalu dengan secepat kilat berlari ke kamar mandi.Andin yang melihat hal itu tertawa geli.Akhirnya trik mengibuli Rahel tentang Jam berhasil. "Andinnnnn !" Dia baru menyadari bahwa Andin hanya berbohong setelah melihat jam yang menggantung di dinding dalam kamar mandi.Karena sudah terlanjur,Rahelpun terus melanjutkan aktivitasnya.Kebiasaan mandinya paling cepat adalah 20 menit dan paling lama bisa sampai 1 jam kalau di hari-hari weekend. "Hel sarapannya di meja ya udah gue siapin.Gue duluan beb" "Heyy !! baru jam segini udah berangkat ? kok tumben ?" "Bakal ada meeting penting hari ini beb jadi gue masih harus nyelesaiin beberapa berkas lagi.Udah ya byeee" Rahel yang masih di dalam kamar mandipun hanya mengiyakan dan mengingatkannya untuk semangat. "Lo juga bakal langsung berangkat setelah ini ?" 30 menit setelah kepergian Andin,Rahel melihat Oky sudah duduk manis menyantap sarapan dengan Jas kerja yang menggantung di kursi. "Iya dong bae.Hari ini kita ada rapat besar-besaran" "Ngebahas apaan emang ? Gue pikir cuma departemen Andin doang" "Paling mau bahas Pertunangannya si Rio" "Si setan mau tunangan sama siapa dah ? Kok bisa ada yang mau ? Heran gue" "Rahel sayang ! Sudah tentu pasti ada yang mau lah secara dia anak Dirut Gaess!" "Ya ya ya" "Ya udah gue berangkat dulu ya.Lo juga jangan ulur-ulur waktu.Anak baru harus teladan" "Iya bentar lagi gue berangkat.Oh iya entar pas balik kerja gue mau sempatin balik ke rumah ganti mobil dulu jadi lo bedua Andin makan duluan aja ya gak usah nungguin" "Oke sayang.Salam buat Mbok Minten sama Pak Fran ya" "Hu'um nanti di sampein" Rahel mengangguk sambil melambaikan tangannya ke arah Oky yang sudah berada di depan pintu. "Byeee" Sesaat setelah Oky berlalu,Rahelpun beranjak dari duduknya.Bergegas mengambil tas kerja setelah memakai Combat boot andalan namun kali ini dari Brand Saint laurent.Jam dindingpun menunjukan pukul 07:16.Rahel menutup pintu apartemen dan mulai memasuki lift.Ingatan tentang kejadian semalam sempat mengganggu namun tidak mungkin ia mengggunakan tangga kan ? Sebenarnya ia ingin mengecek Jade apakah pria itu sudah berangkat atau belum,namun kenyataan segera menyadarkannya untuk jangan sok akrab. ~20 Menit kemudian~ "Pagi Mbak" Seorang satpam menyapa Rahel yang tengah berjalan menuju ke arah lift perusahaan.Diapun membalas sapaan itu dengan ramah namun moodnya berubah ketika melihat penampakan Raiden dan Agatha serta para karyawan lainnya di dalam sana.Rahelpun melangkah masuk dan mengambil tempat di samping Raiden.Itu juga terpaksa karena lift penuh
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN