4 Bulan Kemudian
~
Sesaat setelah seorang wanita dengan Sneaker Nike Air Jordan bread to toe red black yang membalut langkah santainya memasuki lift,Jade dan Reypun buru-buru menyusul.Di dalam perusahaan terdapat 3 lift yang di khususkan untuk menuju ke lantai 10 yaitu lantai paling atas yang dimana di tempati oleh divisi desain dan pemasaran serta ruangan para kepala eksekutif.Dan pagi ini 2 lift terisi penuh sebab kebetulan lift satunya sedang di perbaiki.Karena melihat masih ada celah di barisan paling belakang,Rahel yang mengenakan 1 set boyfriend blazer oversize berwarna hitam dengan celananya yang menggantung 1 centi di atas lutut itupun mundur dan memberi tempat untuk Jade dan Rey.Dan bukan hanya dirinya,namun Raiden yang sejak tadi sudah menempati posisi paling depanpun ikut mengalah untuk mundur dan mengisi barisan tengah di mana punggung tegapnya tepat membelakangi Si sekretaris. Agatha yang sempat berniat menyuruh beberapa karyawan untuk berganti posisi agar tidak jauh-jauh dari Raiden terpaksa di urungkan,sebab tak ingin di cap kekanakan oleh Kekasihnya itu.Setelah beberapa saat lift bergerak,Jade menoleh ke belakang dan mendapati dua kunciran kecil menyerupai tanduk bertengger di atas sisi kanan dan kiri kepala Rahel dan bagian rambut lainnya yang di biarkan terurai sedang asyik dengan telepon genggamnya dan itu berhasil memunculkan rasa gemas.Pasti lagi nonton Naruto.Ia menebak sembari tersenyum simpul.Beberapa karyawan serta Rey yang menyaksikan hal itupun mulai menangkap sesuatu di kepala mereka.Pasti akan ada topik baru untuk para tukang rumpi Perusahaan setelah ini.Lumayan karena masih hangat dan bisa menjadi headline news.Rey yang berada di samping dan menyaksikan hal itupun tertawa geli.Ada rasa senang yang meluap di dalam nadinya.Fakta bahwa beberapa bulan lalu teman karibnya itu masih berada di lingkaran patah hati mengenaskan dan kejadian tersebut merenggut begitu banyak hal dari Jade termasuk senyuman,lalu hari ini dia bisa menemukan kembali senyum yang terbit di wajah seorang Jade,sudah tentu itu membuatnya bahagia bukan kepalang.Namun dengan cepat wajahnya kembali datar ketika mendapati ekspresi sahabat satunya yang tidak kalah datar juga seperti papan triplek.Ya siapa lagi kalau bukan si kekasih hati Miss Agatha.
Hari ini mendung masih bergelayut tebal di langit Ibu Kota.Sejak semalam,hujan sudah bertamu dengan lebatnya di sertai badai petir sampai pukul 05:00 AM.Dan karena hal itu, beberapa kawasan Jakarta Selatan di laporkan memiliki gangguan listrik termasuk di area SCBD.Dan benar saja,lift tiba-tiba terhenti tepat setelah suara Petir menggelar di luar gedung di sertai hujan yang turut membumi.Hal itupun mengakibatkan beberapa tubuh karyawan menjadi kurang seimbang sehingga yang ada di barisan tengah termasuk Raiden harus membalikan badan dengan menopang telapak tangannya pada dinding belakang dimana Rahel tengah bersandar.Kini posisi pria itu sedang berhadapan lurus dengan Sekretarisnya yang bahkan tidak menyadari keberadaan dia sama sekali saking sibuk memaku pandangan di atas layar handphone.Karena lampu otomatis langsung hidup ketika lift terhenti jadi Rahel masih aman.Lalu entah mengapa rasa penasaran seorang Raiden Salimpun perlahan demi perlahan terpacu.Dengan hati-hati matanya mulai mengarah ke atas layar dan yang ia dapati adalah gadis aneh itu sedang menonton Anime Naruto.Dengan alis sedikit terangkat,dia merasa kesal bercampur geli.Seandainya saja Rahel melakukan hal di luar dugaan lagi setelah beberapa bulan kedepan maka Raiden sudah bersiap untuk memanggilnya Alien Pluto.
Liftpun akhirnya sampai setelah 5 menit aliran listrik di perbaiki dengan cepat.Setelah pintu terbuka,Jade dan Rey lebih dahulu keluar lalu di susul satu persatu karyawan.Mendapati Rahel yang masih terpaku dengan Naruto,sontak hal tersebut membuat Raiden geram.
"Kamu mau tidur disini ?!"
Suara ketusnya berhasil membuat Rahel mendongakan kepala.Hanya mampu melebarkan tatapan tanpa bersuara,Rahelpun berusaha meredam gejolak malu dengan sikap cool yang aesthethic.
"Ya enggaklah Bapak CEO terhormat.Kalau saya tidur disini Bapak gak bakal bisa kerja dengan tenang"
"Kamu gak ada niat bilang sesuatu? Kamu berutang ucapan terimakasih ke saya"
"Oh iya! Makasih Pak.Semoga Tuhan membalas segala kebaikan Bapak dengan berlipat ganda,di beri jodoh yang baik yang tidak judes,berkelas,gak posesive,gak cemburuan juga,gak sombong,gak matre,taat beribadah,cantik kayak Aphrodite,berbudi pekerti luhur,lemah lembut dan memiliki keturunan sekeren Cristiano Ronaldo,Chrish evan,Leonardo di caprio,tambah kaya raya dan semoga attitudenya makin berkembang ke arah yang baik !"
"Kamu mau berterimakasih apa nyindir?"
Raiden mendekatkan wajahnya dengan senyuman sinis.Sengaja untuk menciutkan nyali si sekretaris namun sayang,dia tidak tahu saja kalau perempuan di hadapannya adalah preman Gatot Subroto Area.Rahel yang notabene seorang Jomblo sejak lahir sudah tentu merasa risih dan berpikir yang tidak-tidak.Dengan spontan untuk membela diri,kepalan tangannya menjurus ke perut sixpack Raiden tanpa beban dan rasa takut.
"What are you do..ing?"
Raiden meringis sambil menyentuh perutnya.
"Eh sorry Pak saya refleks!"
"Sinting ! Mau kamu saya pecat?"
"Ya udah pecat aja ! Silahkan.Bego! sok-sokan lu hel.di pecat beneran baru tau rasa ! Duh khilaf"
"Hidungmu itu !!.."
"Maksudnya Pak ?"
Telunjuk Raiden mengarah ke wajah Rahel.
"Ada upil nyangkut"
"Whattt ?!!"
Walau kurang yakin namun tetap saja Rahel mengecek berulang-ulang sesaat setelah Si CEO berlalu pergi.
"Huhhft! Kesambet apa tuh orang"
Jade dan Rey yang diam-diam sedang menunggu di ujung lobipun kini berseruh setelah Rahel melangkah keluar.Ekspresi wajahnya tertekuk jelas karena sedang menggerutu kesal.Namun seketika semua itu sirnah setelah melihat wajah dua pria tampan di hadapannya.Biar bagaimanapun dia manusia dan kaum Hawa yang di ciptakan dari Tulang Rusuk Adam,jadi ketika melihat dua kaum Adam mode berlian sedang berkilauan ria jelas berhasil meredam gejolak Badmood.Bagi Rahel,tampang mahal Jade dan Rey adalah moodboster mujarab.Tanpa menunggu lama,ia memacu langkah penuh semangat menghampiri keduanya.
"Ke kantin bareng yuk"
Rey terlebih dahulu menawarkan.
"Let's go!!"
"Tadi pagi gue ke Apartemen mau nawarin tumpangan but lo udah pergi.Naik apa ?"
"Taxi dong"
Rahel melempar jawaban sambil mengedipkan sebelah matanya.Entah kenapa perempuan Jones ini sangat aktif ketika berada di dekat Jade.Dia sempat merasa aneh sebab sangat dengan mudah akrab,nyaman dan nyambung ketika bersama Si Putra Sulung Tuan Pram itu.Bayangkan ini baru 4 bulan mereka bertemu namun seolah-olah Rahel merasa mereka sudah kenal dekat selama bertahun-tahun.Jujur saja,ini adalah hal baru yang ia rasakan selama 23 tahun hidup.Rahel bukan seseorang yang pemilih jika berteman namun dia sangat sulit menemukan yang cocok dan bikin nyaman.Seolah-olah mereka pernah bertemu dan dekat di masa lalu.Tak ada selain hanya Oky dan Andin.Lalu sekarang Jade masuk dalam lingkaran itu.Sudah sepatutnya kakak Raiden bersyukur jika mengetahui hal ini di suatu hari nanti.
Selang beberapa saat,merekapun tiba di kantin dan mulai memesan menu masing-masing bertepatan dengan Rahel yang telah menyelesaikan satu episode Naruto.Iapun memasukan Hpnya ke dalam tas dan mulai mengobrol.Ketika mereka sedang sibuk berbincang.Mata Rahel tak sengaja menangkap tubuh Rere yang duduk sendirian.Gadis yang berumur lebih muda dari Rahel tersebut juga terlihat sedang menunggu pesanan.Karena jam masih menunjukan 07:29 dimana masih ada 31 menit lagi untuk mulai bekerja,Rahel meminta ijin ke Jade dan Rey untuk memperbolehkan Rere bergabung.Keduanya mengiyakan tanpa berlama-lama.Gesit ia menghampiri Rere,memaksanya untuk bergabung.Walau gadis itu menolak,namun karena Rahel yang terus-menerus memaksapun membuatnya tak tega.Kini,seluruh mata yang berada di ruangan kantin menatap lekat ke arah ke empat orang itu.Raiden dan Agatha juga sedang menyaksikan dari jarak yang tidak terlalu dekat namun raut wajah si model jelita tiba-tiba berubah.
"Oke guys ! Kenalin ini Rere"
Rahel dengan semangat memperkenalkan gadis yang beberapa bulan lalu ia tolong di toilet.
"Hi! Gak usah canggung"
Rey menimpali dengan senyuman
"Welcome"
Jade mengembangkan senyum manis dan menyodorkan telapak tangannya.Pria ini benar-benar tahu cara meluluhkan hati wanita dengan mudah,kecuali Mbak Jones.
Gadis berambut sebahu itu terlihat gerogi bukan main.Pasalnya dia tidak pernah menyangka akan menyentuh tangan mahal Sang Tuan Muda 7KING yang begitu sangat di idam-idamkan oleh banyaknya wanita di dalam Perusahaan maupun di luaran sana.
"Ma.. Makasih Pak"
Beberapa kamera HP mulai mengabadikan moment langkah dan membuat iri sampai ke rantai DNA itu secara sembunyi-sembunyi.Irene dari arah mejanya benar-benar merasa ada kerikil sekilo bersarang di dada.Tatapan sinis yang seolah-olah ingin membelah 7 samuderapun terlihat jelas menyelimuti wajahnya.
"Heyy ! santai aja Re! Mereka hanya manusia biasa bukan Naruto ataupun Itadori Yuji sayang jadi kamu gak perlu gerogi kayak gitu"
"Wait whatt ?? Jadi kita berdua kalah dari Naruto sama Si itadori itu ceritanya?"
Jade sangat heboh karena tidak terima fakta tersebut begitupun Rey.
Rahel tertawa geli dan berhasil memicu senyum simpul di bibir perempuan berkacamata di sampingnya.
"Eh bentar-bentar! Jed ! Lo yang teraktir ya"
"Whatt? Ini namanya pemerasan.Udah di bilang kalah ganteng sama Naruto dan sekarang di suruh teraktir yah !"
"Oke ganteng?"
Rahel sengaja merayu Jade dan itu benar-benar membuat Rey tidak mampu untuk tidak tertawa lepas.
"Cieeeeeeee yang oke ganteng"
Kini giliran Jade yang salah tingkah.Dia lebih berpengalaman dalam hal asmara namun lihatlah dia sekarang.
Sedangkan Raiden yang baru pertama kali melihat Rahel tertawa lepas seperti itu merasa ada yang mengganjal hatinya.Dengan sorot matanya yang dingin seperti biasa,Ia kembali ke Agatha yang tengah memberitahu makanan sudah di hidangkan di atas meja.Merekapun mulai menyantap sarapan bersamaan dengan Jade dan ketiga orang Lainnya yang menempati meja paling pojok di dekat jendela kaca yang viewnya menghadap ke arah jalanan.Hujan sedang mengguyur gedung-gedung pencakar langit di kawasan SCBD.Sesekali ia membuat beberapa orang terlena dengan kantuk dan sebagian lain dengan memory masa lalu yang di gelayutkan di dalam kepala.
~
"Permisi Pak ! sebentar jam 10 Bapak ada jadwal untuk berkunjung ke Pabrik lalu selepas itu akan menghadiri pertemuan dengan dua orang utusan dari Perusahaan Mode dari Milan"
Rahel menguraikan jadwal Sang CEO dengan saksama di hadapannya.Lelaki yang sedang mengetik sesuatu di komputer itupun hanya membalas dengan anggukan tanpa menoleh.
"Kamu ada jadwal nanti sore?"
"Gak ada pak.cuma saya mau pulang ke rumah bentar"
"Jam 8 malam kamu masih ada tugas temani saya ketemu klien dari Jepang.Nanti kalau jadi saya hubungi kamu dan share lokasi"
"Baik Pak"
Suasanapun kembali hening.Hari ini Rahel merasa tidak terlalu tertekan sebab Pak CEO tidak segalak hari-hari kemarin.Rupanya tebakannya benar bahwa kalau dia tidak terlambat tidak akan di marahi.Hari ini perempuan itu berusaha lebih keras untuk fokus dan mengatur sumbu moodnya sebaik mungkin.Walau sudah 4 bulan bekerja namun ia masih perlu menyesuaikan diri.
"What is this ?"
Seonggok kertas tanpa perangko terlipat rapih di sudut mejanya.
"Surat ? Kok gue baru nyadar ada kertas ini disini?"
Jemarinya mulai membuka perlahan dan membaca dengan saksama.Keningnya mulai mengerut,air muka berubah gusar.Pikirannya kini menerawang jauh.Degup jantung dengan volume yang meningkat tak kunjung juga surut.Nafasnya masih bisa di kontrol dengan baik dalam sepersekian detik.
"Rahel.I know kamu punya masalah Bippolar 4 tahun lalu.walau dokter bilang sudah normal kembali.Siapa yang bisa menjamin itu? Mana tahu bakal kambuh sewaktu-waktu.Bagaimana kalau Boss kamu itu tahu ? I think you know kalau sebuah Perusahaan sekelas 7KING gak akan mengerjakan orang sinting kayak kamu.So if he know,mimpi kamu bekerja di Perusahaan mode akan hilang dalam sekejap.Jadi jauhi Jade dan Raiden.Tetaplah pada posisi kamu.Gak usah berlebihan sok kenal sok dekat.Intinya JANGAN MENGAKRABKAN DIRI DENGAN MEREKA BERDUA.JAGA JARAK SEBAIK MUNGKIN.I still watching you baby.Jadilah anak yang patuh!"
1 menit berlalu,2 menitpun sudah,namun wajah perempuan itu masih di liputi cemas.Putri semata wayang Tuan Ben Farhan terlihat sedang menyusuri segala jejak memory untuk sekedar mendapatkan visualisasi siapa orang di balik surat ancaman tersebut.Sudah pasti dia berada di dalam gedung ini atau punya koneksi dengan para petinggi Perusahaan.Dan intinya,dia juga mengetahui identitas asli seorang Rahel Benjamin.
"GOD ! AGAIN ? Kenapa gue selalu di kutuk dengan takdir jelek?"
Sibuk mencebik di dalam hati,iapun tak menyadari Si CEO yang sudah berdiri di hadapannya.
"Hey !"
"Baik Pak !"
"Ngelantur.Kamu kenapa malah bengong ?"
"Ah sorry Sir !"
Sembari meremas kertas ancaman tersebut,ia membalikan tubuh dan menatap lurus Pria di hadapannya.
"Raiden ? Gak mungkin !"
"KONSENTRASIIII !"
"Eh sorry Pak.He he"
"Kamu kenapa ? Tadi pagi keliatan bahagia banget lalu kenapa sekarang kayak orang linglung ? Gak suka kalau lagi sama saya?"
"Maksdunya .. Pak?"
"Sudahlah !"
"Gaje banget ! Emm by the way tadi pas saya ke toilet apa ada yang nyamperin Bapak?"
"Maksud kamu ke ruangan ini?"
"Iya"
"Kenapa emangnya ? Agatha,Pak Rudi,Buk Wilda dan beberapa petugas keamanan"
"Tumben yah"
"Kamu itu baru kerja disini 4 bulan jadi gak usah sok tahu.Mereka sering datang ke ruangan saya langsung tanpa pake utusan-utusan segala kalau lagi ada hal privat yang harus di sampaikan"
"Oooooooh gitu rupanya"
Rahel mengelus-elus dagunya sambil berpikir keras.Bahkan belum sebulan kerja namun entah kenapa Raiden seolah-olah sudah memahami dengan baik karakter Rahel.Bagi Raiden,gadis itu sangat menonjol dengan keanehan absurd yang sepertinya memang sudah di bawa sejak lahir atau karena pengaruh lingkungan yang sudah mendarah daging.Tetapi setelah mengetahui Rahel tinggal di apartemen elite di beberapa minggu yang lalu,dirinya merasa heran.Di pikirannya Rahel pasti dari keluarga mampu.Lalu untuk apa dia bersusah payah jadi sekretaris? entahlah,intinya jangan sampai Si Pak CEO mati penasaran.
~
"Kringg.... Kringggg"
"Halo ! Siapa ya?"
"Ayo tebak siapa?"
"Dapat nomor gue dari mana sih?"
"Ada deh"
"Oky or Andin?"
"One of them.Karena gue ganteng jadi sekali minta langsung di kasih"
"Hueekk !! Emm why you call me? Kalau hanya mau basa-basi gue tutup nih"
"Kejam sekali Buk ! Besok pulang kerja temenin aku ke rumah bentar,bisa?"
"Eh ngapain?"
"Nyokap mau ketemu cuma dia pasti bakal nanya ini itu gak kelar-kelar.Malamnya kita berdua Rey harus jumpa klien jadi kalau ada temen yang nemenin pasti nyokap gak bakal ulur-ulur waktu"
"Kan ada Rey ! Kenapa harus gue coba?"
"Pleaseee!"
"Emmm gimana yah...Mau gak yahhh... Tapi ada syaratnya"
"Just tell me"
"Weekend temenin gue ke bioskop.Soalnya mau nonton Anime movie tapi Oky sama Andin tiba-tiba ada jadwal beribadah masing-masing"
"Deal..Dengan senang hati Nona"
"Ya udah bye"
"Byeee"
4 bulan berlalu,pertemanan Jade dan Rahel kian akrab.Rahel merasa beruntung karena Jade ngajaknya besok malam sedangkan terhitung satu jam lagi dari sekarang dirinya harus bersiap-siap untuk menghadiri pertemuan dengan klien asing bersama Raiden.
"HUAAH !! Mager banget YA ALLAH harus ketemu klien hujan-hujan gini..MAUNYAAAA TIDURRRR"
Dengan mata yang sudah mulai di hinggapi kantuk,gadis itu berusaha keras untuk bangkit dan membawa tubuhnya ke kamar mandi.Hanya sat set sat set tidak sampai 30 menit ia mengakhiri mandi dan mulai ritual skincare.Sebenarnya gadis ini sangat malas berdandan,namun karena ini adalah pertemuan penting jadi mau tidak mau dia harus berdandan walau tidak banyak.Selang beberapa saat seusai bersiap dengan pakaian yang sudah ia pilih sejam yang lalu,matanya mulai melirik ke arah Jam dinding.
"Ndin gue mau ketemu klien sama si CEO bentar,mungkin bakal lama so gak usah nungguin ya babe.Kasih tau oky juga ada Jus alpukat di kulkas ya.Bye"
Setelah mengirimi Andin pesan sesaat,Rahel mulai keluar meninggalkan apartemen.Dan kini dia sudah berada di basemen dan mengemudi mobil Toyota Camry miliknya yang setipe dengan punya Pak Jade Salim keluar meninggalkan area parkir.Tadi setelah pulang kerja dirinya buru-buru kembali ke rumah untuk mengambil mobil tersebut.Sedangkan si BMW belum sempat ia bawa kembali sebab cuaca Jakarta yang tak ada habisnya di guyur hujan.
Biippp.... Bippphh..
Jade mengklakson ke arah Rahel yang tengah sibuk memutar mobilnya di pembelokan pertama samping apartemen.Kebetulah pria itu baru kembali dari rumah Rey.Mungkin mengurus bisnis atau sekedar menjenguk Tante Lisa ibunda sahabatnya sembari meminta beliau untuk tidak mengadukan hal itu ke Ibunya.Bisa-bisa Jade di sleding Buk Silvi karena putranya itu bahkan belum menjenguk dirinya tapi sudah lebih dulu menghampiri orang lain ?.
"Mau kemana?"
"Mejeng"
Kelakar Rahel dengan wajah seserius mungkin dan itu berhasil merubah ekspresi Jade sesaat setelahnya.
"Wow.Saya kira Ibuk Jomblo akut"
Jade keceplosan.
"Wait ?!! Andin sama Oky lagi ?"
"No no no !"
"Tunggu aja bentar gue balik tuh dua cunguk"
"No bukan dari mereka.Serius aku hanya nebak doang"
Jade dengan senyum manis menguar seperti biasa.Namun rasa penasaran masih membuncah rua.
"HAH ! nebak apanya coba.Cewek secantik gue mana ada yang gak naksir.Lo gak percaya nih gue punya pacar?"
"NO ! i mean masalahnya di kamu bukan di cowok-cowok itu"
"Hah ?!"
Memangnya yah,secerdas-cerdasnya seorang manusia pasti ada masa dimana otaknya mencerna informasi dengan sangat lambat alias lelet.Kaya Rahel sekarang yang hanya ha he ha he gak jelas sambil menatap lekat Jade dengan kening mengkerut.
"Udah ah gue jalan dulu.Bye Ganteng!"
Setelah beberapa menit berlalu,Jade masih terpaku di tempatnya.
"What's wrong with that girl ? Dia benar-benar bom waktu"
"Sayangnya hari ini kamu belum jadi santapan untuk gadis aneh itu"
Jade berbicara dengan sekantong Piza yang ia sempatkan beli di restoran yang masih satu kawasan dengan rumah Rey di Kuningan.
"Woiii Bro !!"
Oky baru sampai dan memarkir mobilnya tepat bersebelahan dengan milik Jade.
"Baru balik bro?"
"As you see dude"
Oky dengan tingkah sok akrab menepuk pundak Jade sembari melirik ke tangannya.
"Apaan tuh?"
"Piza.You want it?"
"Suka bola gak?"
"Yoi"
"Malam ini club favorit gue bertanding gimana kalau kita nonton bareng di apartemen Rahel ? Dia lagi keluar dan Andin masih balik sekitar 1 jam lagi.Biar sambil ngemil tu Piza"
"Deal.Let's go.But apa gak apa-apa saya masuk ke apartemen Rahel?"
Jade sedikit sungkan karena si pemilik sedang tidak di tempat.
"Bro ketika lo bareng gue itu sama aja lo lagi bareng sama Rahel dan Andin.Dan lo udah bukan lagi orang asing so Rahel gak keberatan.Intinya lo jaga dia bae-bae di kantor.Oke?"
"Oke"
Jade semangat menyahuti.Setelah beberapa menit berlalu,dirinyapun mandi dan mengganti pakaian lalu bergegas ke tempat Oky dimana pria itu juga sudah mandi dan duduk tenang menatap layar televisi.Malam ini adalah final Juventus melawan Ac Milan.
Nyaring bunyi bel membuat Oky beranjak.Jade kini sudah bergabung dengan membawakan beberapa cemilan lainnya.Namun mata pria itu lebih fokus memperhatikan seisi ruangan di bandingkan dengan menonton pertadingan di hadapannya.Ia menangkap dengan cepat bahwa Rahel penyuka warna putih dan tipe gadis dengan kepribadian sederhana dan elegan.Siapa dulu dong ? Mang Jade ini loh,salah satu pria pemilik intuisi tajam.Walau tidak setajam silet.
Sebuah lukisan terkenal Van Gogh yaitu Starry Night menjadi satu-satunya lukisan yang terpajang di ruang tamu tempat ia berada sekarang.Wanita itu pemilih namun pilihannya berkualitas.Namun yang memenuhi kepala Jade adalah apa alasan di balik terpilihnya Starry Night dari pada lukisan terkenal lainnya?.Orang-orang yang menyukai Starry Night karya Vincent Van Gogh sudah pasti memiliki jiwa seni.Dan suatu benda seni yang di pilih seseorang yang berjiwa seni pasti memiliki alasan yang kuat kenapa dia di pilih.Semua orang tahu bahwa makna tersirat dari lukisan terkenal sejagat raya yang tak lekang oleh zaman itu lebih menyiratkan kesedihan.Badai yang datang padahal malam sedang cerah di penuhi gemintang.Setelah mendapat penuturan dari Oky bahwa Rahel sangat menggilai seni,Jade mulai menangkap dan membulatkan feelingnya bahwa gadis tersebut tidak memilih lukisan itu hanya untuk sekedar di jadikan pajangan saja.Ini lebih mendekati teori bahwa Rahel kemungkinan mengekspresikan emosinya melalui lukisan itu.Dan kira-kira ekspresi apa itu ? Kesedihan yang di tutupi dengan kebahagiaan atau kebahagiaan yang di balut dengan kesedihan?.Malam yang cerah melambang ketenangan dan keindahan yang merujuk ke euforia,namun badai adalah lambang kesedihan mendalam.Starry Night di balut dengan badai di bawah kaki langit yang cerah.Rahel..Perempuan itu kemungkinan menyimpan misteri besar.Itulah yang menjadi kesimpulan Jade malam ini.
"Rahel kemana?"
"Ketemu klien dari Jepang bareng adik lu katanya"
"Katanya mau mejeng tadi"
"Terus lo percaya gitu? Tu anak Jones akut.Sekelas cowok-cowok kece dari jaman SMA,Kuliah dan sampai detik ini aja gak bisa tuh meluluhkan hati batu bedaonnya"
"Really? Wow"
"Kenapa lo nanya-nanya? Naksir?"
"Haha apakah terlihat seperti itu?"
"Gak sih! Gue cuma nebak aja.Lagiankan lo udah punya pacar"
"Pacar?"
"Iya yang cinta pertama lo itu.Anda pikir dunia ini sedang berada di abad sebelum Masehi jadi orang-orang gak pada tahu soal hal itu?"
"Masalahnya gue tertutup banget kalau soal Privasi"
"Gak ngaruh bro! Ini Indonesia.Ente tahu kan gimana Netizen Indo?"
"I dunno serius.Karena gue jarang main sosmed.Paling youtubean doang sekali-sekali"
"Pantas anda begitu tertinggal wahai kawan"
Jade menyemburkan tawanya seketika.Rahel beruntung memiliki teman seperti Oky karena pasti dia tidak kesepian.Pikirannya kini mulai menerawang bebas seiring bunyi detak jam dinding.Judit.Oky berhasil membuatnya kembali mengingat Si cinta pertamanya.
Beralih ke ruangan VIP sebuah hotel di kawasan Blok M dimana Rahel bersama Raiden yang sedang berbincang dengan klien dari Jepang terlihat beberapa kali tertawa kecil.Raiden Si singa jantan itu rupanya orang yang asyik ketika mengobrol.Sesekali Rahel menatap Jam di pergelangan tangannya.Ini sudah pukul 21:30 dan kantuk sudah mulai menyerang.Untuk menghalau hal tersebut,Rahel pamit ke toilet sebentar setelah terlebih dahulu menghabiskan hidangan di atas meja.
"Pak saya permisi ke toilet bentar.Gak lama"
"Baik"
Raiden menjawab singkat tanpa menoleh.Klien dari Jepang yang mereka temui hari ini adalah Tuan Ishiki Kitagawa,Wakil presiden dari Himawari Company.Sebuah perusahaan mode yang terletak di jantung Ibu Kota Jepang,tepatnya di Prefektur Shinjuku Tokyo.Singkat cerita,Perusahaan tersebut di dirikan sebelum 7KING lahir.Atas berkat kerja keras para karyawan 7KING,Perusahaan yang masih terbilang baru di dunia mode itu mampu menunjukan taringnya ke dunia Internasional.Kedatangan Tuan Kitagawa memang mengajak 7KING untuk bekerja sama dalam pembuatan desain untuk Musim Gugur yang akan datang.Sebuah Fakta umum yang sudah mendunia tentang 7KING adalah perusahaan itu memiliki para desainer yang sangat berbakat dan beberapa dari mereka sudah di akui dunia.Itu sebuah prestasi membanggakan pastinya.
Sekarang sudah 15 menit berlalu dan Raiden merasa aneh karena Sekretarisnya tak kunjung datang.Apa dia mencret atau tidur di kamar mandi? Raiden mulai di buat kesal.Perhatiannya tiba-tiba teralihkan dengan telepon yang tiba-tiba berbunyi.
"Rahel? Saya permisi untuk mengangkat telepon sebentar"
Raiden meminta ijin dengan sopan ke Tuan Kitagawa.Pria yang baru menginjak usia 37 tahun itupun mengangguk lembut.
"Halo!!Kenapa kamu malah nelpon? Cepat kesini! Ini sudah lewat dari 15 menit!"
"Raidennnnnn!!! Tolongin gueee"
"What are you talking about?! Jangan bercanda atau saya pecat kamu setelah pulang dari sini"
"Brukk !! Lepasin Brengsekk!!
Suara benda jatuh terdengar bersamaan dengan suara Rahel yang tengah berteriak membuat Raiden berlari keluar menuju toilet wanita dengan cepatnya sesaat setelah memberitahukan keadaan yang tengah terjadi kepada Tuan Kitagawa.
"Brengsekk!"
Si CEO benar-benar kalang kabut.Sesekali ia mengumpat kesal tanpa memperdulikan orang-orang sekitar.
Brakkk...!
Raiden menendang pintu toilet wanita tanpa berpikir panjang.
"Aaaaaghhhh"
Suara teriakan perempuan-perempuan mulai mengalun ria di telinganya.
"Maaf!Apakah kalian melihat perempuan ini masuk ke toilet ini?"
Raiden menunjukan foto Rahel yang terpampang di layar Hpnya dengan nafas ngos-ngossan.
"Iya! Tadi dia menggunakan toilet ini namun sekitar 5 menit yang lalu dia sudah keluar.Kemungkinan dia ke arah yang berlawanan denganmu karena seharusnya kalian akan berpapasan jika berjalan satu arah"
Seorang gadis remaja berkacamata di sudut toilet berusara menjelaskan.
"Terimakasih"
Penjelasan perempuan remaja itu masuk akal.Toilet umum di area ruang VIP memang tidak terlalu jauh dan jalur jalannya hanya ada 2.Jalur pertama di mulai dari ruangan yang di pesan Raiden yang berada di pojok kanan bawah dan Jalur kedua menuju ke kiri atas dimana ruang VIP urutan terakhir berada.Di sudut masing-masing ada 2 lift yang menjadi alat transportasi dari lantai dasar menuju ke lantai paling atas dimana tempat VIP berada.Jadi kesimpulan yang muncul di kepala Raiden sekarang adalah gadis itu di culik.Mungkin para penculik masih berada di kawasan hotel.
"Hallo Rey!!"
"Iya Bro! Udah selesai ketemu kliennya?"
"Rahel kemungkinan di culik!! Buruan telepon Pak Diman! Minta beliau bawa beberapa rekannya untuk datang ke hotel dalam waktu 5 menit.Gue di hotel Daisies Blok M.Suruh mereka blok semua area keluar Hotel"
Satu nafas ia menjelaskan dan satu nafas pula Rey mencernah semuanya.
"Whatt? Oke gue telepon sekarang"
Seusai menelepon Ketua kelompok Intel yang bekerja sebagai Bodyguard Rahasia milik Keluarga Salim,Rey tak lupa beralih ke Jade.Teleponnyapun akhirnya di angkat setelah mencoba beberapa kali.
"Jed !! RAHEL DI CULIK!!"
"Holly Shitt! Lo gak lagi becanda kan?"
"No gue serius! Barusan Raiden nelepon minta kasih tau Pak Diman dan rekannya ke Daisies sekarang juga"
"Ya udah gue kesana sekarang! Lo juga nyusul kesana sekarang!"
Pikiran Jade benar-benar kalang kabut.Sedangkan Oky? Pria itu mematung seketika dan tanpa sadar menjatuhkan gelas berisi Jus Alpukat ke lantai dan pecah berkeping-keping.
"Gue ikut!"
"Oke!Buruan Ky"
~
"Lepasin gue!!!"
Di sebuah ruangan gelap nan sempit,Rahel di kurung dengan sebuah kain yang menutup matanya.Gadis itu berteriak histeris sejak tadi namun tak ada yang menyahuti sama sekali.Tempat yang Rahel tidak tahu dimana ini mulai terasa pengap.Dia di sekap dan di tinggalkan begitu saja.Kemampuan karatenya benar-benar tidak berguna sama sekali sebab ia di bius dari belakang ketika sedang menghajar beberapa pria di depan lift beberapa menit yang lalu.Nafasnya mulai menderu cepat bersamaan dengan kesadaran yang kian menipis sebab sudah sekian menit berlalu dia tidak melihat setitik cahaya.Phobia gelapnya mulai kambuh.Ia mulai meringkukkan tubuhnya di sudut ruangan dan menyandarkan diri ke tembok.Handphone dan tasnya sudah hilang di jarah.
Kemungkinan Si penculik membuang handphonenya untuk memutuskan riwayat lokasi.
Di depan hotel Daisies,Raiden benar-benar terlihat frustasi.Ia melacak lokasi terakhir Rahel dan menemukan gadis itu berada di dalam hotel namun dimana? Pasti sudah di bawa keluar dari hotel oleh pelaku setelah mematikan lokasinya.Di tengah rasa khawatir, matanya menangkap mobil Rey dan Jad bersamaan memasuki pekarangan hotel.Tidak menunggu lama Rey,Jade dan Oky berlari menghampirinya.
"Kenapa bisa dia di culik?"
Selang beberapa saat Jade mencecar Raiden dengan pertanyaan pertama.Adiknya tidak segera menjawab dan itu berhasil memicu emosi Jade memuncak.
"Kenapa kamu gak becus jagain sekretaris kamu sendiri hah?! Jangan bilang kalau kamu marahin dia lagi sebelum penculikan itu"
"Lo ngomong apa sih? Gak usah nuduh orang sembarangan.Dia jadi tanggung jawab gue bukan lo atau siapapun! Ngapain kesini? Supaya nunjukin Kaka yang paling khawatir dan perhatian?"
Slappphh ...!
Sebuah tamparan berhasil mendarat di pipi Raiden.Oky dan Rey turut kaget.Kesal bukan main namun Raiden memilih membuang muka tanpa menanggapi.Di otaknya sekarang hanya terisi dimana Rahel.
"Kalian berdua bisa berhenti gak brengsekk! Sekarang bukan saatnya untuk ngurusin perasaan pribadi lo berdua! Cepat telpon Pak Diman sekarang!"
Rey yang sudah kehabisan kesabaranpun meneriaki kedua sahabatnya dengan penuh emosi.
"Okyyyyy !!!!!"
Andin berlari tergopoh-gopoh sambil menangis sesenggukan mendekat ke arah ketiga pria itu.Setelah sampai gadis itupun menghambur ke dekapan Sang Sahabat.
"Lo tau darimana wey?!"
"Itu Kak Rey yang ngasih tau tadi"
"KAK lo bilang? Lo manggil Rey dengan sebutan kaka? Romantis banget!"
Oky sengaja menggoda Andin.Tujuannya tidak lain,pria itu hanya berusaha mengalihkan suasana sebab ia tahu betul bagaimana seorang Andin.Gadis itu benar-benar terpukul di tambah lagi dia tipe cewek Cry Baby yang berbanding terbalik dari Rahel.Apa-apa dikit langsung nangis kalau sudah menyangkut Rahel dan Oky.Kadang pria keturunan Surabaya Manado itu di buat gemmas hingga menjitak-jitak jidat Andin agar bisa berhenti nangis.
"Kyyyyy!!! EL gimana sekarang aaaa"
"Tenang aja lagi di cariin.Lo tau kan Rahel itu tenaga bison dan lagi,lo jangan lupa dia tuh preman Jaksel sejak SMA dulu"
"Iya tapi dia takut gelap Ky..Gimana kalau dia di sekap di ruangan gelap.Itu yang Andin takutin"
Raiden dan Jade tersentak mendengar itu.Ingatan keduanya kembali dengan cepat ke kejadian lift mogok di beberapa bulan lalu.Dada Raiden serasa sesak,air mukanya berubah pias.Jadepun apa lagi.
"Kenapa gue khawatir banget sama ni cewek?"
"What's wrong with me? Gue suka sama dia? Secepat ini?"
Kedua saudara itu mencebik bersamaan dalam hati.
Kringgg....Kringggggg...
Lamunan mereka terbuyarkan dengan dering telepon Raiden.Melihat nama Pak Diman yang tertera di layar,Raiden mengusap wajahnya sebentar.
"Hallo Pak Gimana hasilnya?!"
"Mbak Rahel kemungkinan di sekap di salah satu tempat di dalam gedung ini Tuan"
"Kamu serius?"
"Iya Tuan,kami sudah berusaha semampu kami.Dan petunjuk terakhir mengarah pada lantai 50.Jejaknya menghilang tepat di area Itu.Pak Dani bersama sebagian kru berjaga di seluruh titik di luar Hotel sedangkan saya bersama beberapa kru lainnya sedang mengecek tiap unit"
"Baik kami akan ikut membantu"
Raiden mematikan telepon dan bergegas dengan cepat menuju lift sembari di ikuti yang lainnya.
"Rey sama Andin nyari di lantai 30,sedangkan Oky di lantai 40 di temani dua orang kru Pak Diman.Jade bareng gue ke lantai 50"
Raiden memutuskan cepat sesaat setelah lift bergerak.
"Jangan lengah karena kemungkinan mereka punya komplotan besar"
"No! Selamatin El kita YA TUHAN!! Pleaseee"
Oky tak sanggup membendung air matanya yang kini sudah deras mengalir sedangkan Andin masih mematung dengan tatapan kosong.Dan lagi,suara telepon berdering namun kali ini milik Jade.Nama Pak Dani wakil kapten dari Regu Rahasia menelepon.
"Gimana? Kita lagi di lantai 30 sekarang Pak de"
"Terus naik ke atas sampe lantai terakhir! Mbak Rahel di temukan lagi berdiri di atas rooftop Hotel dengan mata yang sedang di tutup sama kain.Penculiknya mau dorong Mbak Rahel dari atas sana! Mohon hati-hati Tuan.Pak Diman sama kru lain sedang diam-diam ke lokasi"
Mendegar hal itu,air mata sendu mengaliri pipi Jade bersamaan dengan Andin.Si Tuan muda Salim memejamkan matanya dengan berat.Sedangkan Tuan Muda bungsu menendang-nendang kesal pintu lift sampai beberapa kali.
"BRENGSEEKK!!"
Raiden berteriak tak kalah frustasi.Semoga mereka tidak terlambat dan tidak gegabah ketika sampai nanti