Ciuman pertama

1111 Kata
Sepanjang bersama Arga, Arumi terlihat murung dan sedikit tidak konsentrasi, bahkan ia sempat di tegur oleh Arga yang tidak mendengar saat dirinya di panggil oleh pria itu. Bahkan saat keduanya sedang makan malam,Arum hanya mengaduk-aduk makanan itu tanpa memasukannya ke dalam mulut, hal itu menarik perhatian Arga yang sejak tadi merasa aneh. "Arum, kamu sakit?" tanya Arga yang sedikit khawatir. "Tidak pak.' jawabnya lirih. "Lalu, kenapa sikapmu ini aneh sekali? Saya harap kamu bisa profesional Arum, jangan campur adukan masalah pekerjaan dan urusan pribadimu."balas Arga lagi. Di bawah meja Arumi hanya bisa memegangi ujung kemejanya, mendengar perkataan dari atasannya itu, sesungguhnya ia ingin sekali bertanya perihal tato yang ada di d**a pria itu, tapi ia sungkan dan takut jika itu akan menyinggungnya. Tapi di lain sisi, tato bergambar jangkar itu sungguh familiar, meskipun sedikit samar tapi Arumi ingat dengan bentuk tato tersebut. "Sekali lagi saya mohon maaf,Pak.Saya memang sedang..." "Sudahlah, beruntung pekerjaan kita sudah beres, dan si Jody sialan tidak berhasil membeli tiket pesawat untuk kita pulang." Arumi mengangkat wajahnya pada sang atasan, yang semakin hari terlihat semakin tampan dimatanya itu. "Lalu kita gimana pak?" tanya arumi dengan nada khawatir. Arga tentu saja terkekeh, melihat wajah panik sekretarisnya itu. "Kenapa harus cemas, bukankah kita sekarang sedang di hotel,kita menginap disini!" "Menginap?" tanya Arum lagi. Arga menatap wanita itu sedikit tajam hinga membuat Armi kemabli menunduk. "Maaf," "Buru-buru ia meneguk air mineral yan ada di atas mejanya, kemudian mengelap mulutnya dengan sapu tangan. * Arumi berjalan pelan di belakang tubuh Arga, mereka saat ini tengah berada di lorong hotel berbintang,dan sedang menuju kamar mereka masing-masing. "Ini kamarmu, bersebelahan dengan kamarku,Arumi.Isirahatlah,mumpung kita sedang di jogja, besok pagi aku akan mengajakmu untuk jalan-jalan sebentar, sebelum sore nya kita pulang."ucap Arga. "Baik pak." jawab Arumi Setelah itu, mereka masuk kedalam kamar masing-masing yang letaknya saling bersebalahan itu. Arga langsung melepas jas dan menyimpan dengan sembarang ke atas kasur.Sebenarnya sekarang ada kesempatan bagi dirinya untuk bicara empat mata dengan Arumi. Ia tidak ingin di sebut sebagai pecundang, dengan membiarkan masalah ini berlarut-larut, "Besok aku akan mengungkapkan yang sebenarnya pada Arumi.Dan akau bertanggung jawab sepenuhnya pada perempuan itu. * Arumi berdiri di depan pintu kamar Arga, menunggu pria itu membukanya.Hingga tiba-tiba ia mendadak membeku di tempat saat melihat Arga yang berpakaian biasa, tanpa atribut jas kerja atau dasinya. Pria itu terlihat sangat tampan dengan balutan kaos polo berwarna biru langit di padu dengan celana jeans yang di lipat di bagian bawahnya, sungguh penampilan yang baru pertama kali Arum lihat. "Selamat pagi, pak." Sapanya. "Pagi."jawab Arga dengan santai. "Hari ini kamu libur kerja,Arum.Tapi sebagai gantinya saya ingin kamu temani saya ke suatu tempat."kata Arga lagi. "Baik pak." "ya sudah sebelum pergi kita sarapan dulu, kamu sudah hubungi pihak hotel untuk menyediakan mobil untuk kita kan?" "Sudah pak, semua sudah siap di lobby." "Bagus." Arga berjalan lebih dulu sambil menyembunyikan rasa gugupnya, ya ia sudah bertekad untuk mengakui perbuatanya pada perempuan itu, dan berharap Arum memaafkannya. Sarapan pagi kali ini terlihat lebih santai dari tadi malam, Arumi juga sudah mulai menikmati makanan yang terhidang di meja itu,atau mungkin perutnya sudah merasa lapar, karena semalam ia tidak makan dengan benar? entahlah. "Arga, kamu disini?" Baik Arga maupun Arumi langsung menolak kearah sumber suara, dimana seorang wanita cantik dengan rambut panjang bergelombang sedang berdiri di dekat meja makan mereka. "Diana?" tanya Arga kaget. Wanita itu tersenyum manis, ARumi yang melihatnya pun sampai menatap kagum.Sungguh wanita yang cantik sempurna. "Ya ini aku, Diana.Senang rasanya bisa berjumpa denganmu disini, say..Eh maksudku Arga."jawab Diana lagi. Sedangkan Arga hanya terkekeh pelan sambil membuang mukanya. "Tapi aku tidak, kau mengganggu quality time ku."Balasnya. Senyum indah yang tadi terpasang di wajah cantik Diana, perlahan mulai pudar seiring jawaban yang terlontar dari mulut pria yang pernah jadi kekasihnya itu. Lalu tatapannya beralih pada seorang gadis yang duduk di depan Arga. "Apa karena wanita ini, Arga?" tanya Diana langsung. "Ini bukan urusanmu, Diana." jawab Arga dengan singkat dan dingin. "Kenapa kamu ketus sekali padaku, Ga.Aku hanya bertanya kenapa kamu malah ma.." "Kau tidak berhak berhak bertanya apapun padaku, Di."Ucap Arga sambil berdiri, membuat dua wanita di hadapannya sangat terkejut.Terutama Arumi, wanita itu benar-enar baru mengetahui ARga jika sedang marah. "Ga, kamu?" tanya Diana. "Aku tidak suka kamu bersama wanita lain, kamu hanya milikku, Ga."Lanjutnya. Arga tertawa mendengar pernyataan wanita itu, sungguh jika saja dulu Diana tidak menghiantainya, mungkin dia adalah orang yang paling bahagia di cintai oleh wanita itu, tapi naytanya Dia benar-benar menghancurkannya. "Tapi aku tidak lagi mencintaimu, Di.Aku sudah mencintai orang lain." Arga menarik lengan Arumi, hingga perempuan itu terbangun dan menubruk tubuh Arga. "Kenalkan, ini kekasihku,namanya Arumi." ucap ARga lagi, sambil melingkarkan tanganya di pinggang Arumi. Diana menelisik Wanita yang sedang di peluk oleh aRga dengan pandangan tak biasa, ia hanya bisa menggeleng dan tiba-tiba saja mulutnya tertawa dengan sangat keras. "Ha..ha...ha... ini sama sekali tidak lucu, Arga.Kamu gak mungkin suka dengan wanita seperti itu? tidak selevel denganmu." Balas Diana lagi. Kemarahan terlihat di wajah Arumi, ia sama sekali tidak pernah di rendahkan oleh siapapun , kecuali RYo mantan kekasihnya, dan kini tiba -tiba saja wanita yang tidak ia kenal merendahkannya. "Kau salah, Di. Arumi adalah wanita cantik, sederhana dan dia pandai menjaga kehormatanya.Lalu kamu? apa yang kamu bisa selain mengobral tubuhmu pada banyak laki-laki?" balas Arga. "Arga! kau?" Diana menjadi naik pitam hingga napasnya naik turun mendengar kata kata yang terlontar dari mulut Arga. "Kenapa? kau tidak terima dengan apa yang aku katakan?" "Aku tidak menyangka kau akan mengatkan kata-kata itu hanya demi perempuan rendah ini?" tunjuk DIana pada Arum. Kali ini Arum yang naik pitam, maka dengan segera dia mendorong tubuh Diana hingga wanita itu terhuyung ke belakang dan menabrak meja. "Hei dengar wanita s****l, aku memang tidak menarik seperti dirimu, tapi aku bangga karena aku dimiliki pria tampan dan sempurna seperti kekasihku ini." "Kau???' ucap Diana terkejut dengan keberanian Arum. "Kenapa? kau pikir aku tidak berani. Aku memang tidak bisa berpenampilan seperti dirimu, tapi aku bangga karena aku dimiliki laki-laki ini.Kau mengerti!!"Kata Arum, sambil menari lengan Arga agar lebih dekat dengannya. "Aku tidak percaya kalian sepasang kekasih, Arga tidak akan pernah menggantikan aku dengan wanita manapun!!" Teriak Diana tak terima. "Jadi kau tidak percaya, kami sepasang kekasih dan akan menikah? " Sela Arga ia maju ke depan dan melindungi tubuh Arum di belakangnya. "Tidak." Jawab Diana dengan mantap. "Ok, aku akan buktikan padamu kalau aku mencintai wanita ini. " Arga berbalik badan menghadap Arumi, kemudian memegang kedua pundak perempuan itu. "Aku sangat mencintaimu, Arumi. Untuk kemarin, sekarang, esok dan selamanya. " Kemudian pria itu menarik tengkuk Arumi dam menempelkan bibirnya disana. Membuat Arumi langsung membulatkan matanya karena terkejut. Ia tidak bisa menolak atau menghindar karena Arga yang menahan tengkuknya agar tak bisa bergerak.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN