3. Menjadi Kupu-kupu Jelita

1093 Kata
Peluh membanjiri tubuh wanita itu. Namun, tak ada niatan baginya untuk berhenti membakar kalori. Meski tangan dan kakinya sudah pegal tapi, wanita yang tak lain adalah Renata, tetap melanjutkan olahraganya. Saat ini Renata tengah menjalani rutinitas yang telah dilakoninya selama ini. Tiba-tiba sebuah botol terlempar ke arah Renata dan dengan sigap ditangkapnya dengan satu tangan. “Sudah waktunya istirahat.” Saga berjalan menghampiri Renata setelah memberinya sebotol air mineral. Pria itu berdiri di belakang treadmill yang Renata gunakan. Renata tak menyahut ucapan Saga. Tanpa berhenti berjalan di tempat, ia meminum air mineral di tangan. Saga memperhatikan Renata dalam diam. Tak terasa sudah hampir 3 tahun lamanya sejak ia menemukan wanita itu. Sekarang, Renata jauh berbeda dari pertama ia menemuinya. Tubuh Renata tak lagi gemuk setelah menjalani program diet bahkan, kini tubuh Renata bak gitar spanyol. Wajah Renata juga bersih sekarang setelah rutin melakukan perawatan. Selama hampir 3 tahun ini Renata benar-benar mengubah dirinya menjadi seseorang yang berbeda. “Sudah siapkan semuanya?” Saga tersentak saat Renata bicara padanya. Dirinya tenggelam dalam pikiran menatap tubuh indah Renata dari belakang hingga tak sadar Renata telah mengakhiri sesi olahraganya. “Sesuai keinginanmu,” jawab Saga. Seringai Renata tiba-tiba merekah dan Saga melihatnya dengan jelas. “Kau yakin sekarang?” tanya Saga. Ia tahu Renata begitu tak sabar membalas dendam pada mantan suami dan sahabatnya tapi, ia merasa Renata belum siap. Meski penampilan Renata telah berubah hingga nyaris tak dikenali, Renata belum bisa menjaga tingkat emosionalnya. “Lalu, kapan lagi? Aku sudah lama bersabar dan sekarang sudah saatnya,” jawab Renata. Dirinya berniat membalas dendam pada Teguh dan Sari dengan menyiapkan sebuah rencana. Selama hampir 3 tahun ini dirinya berusaha sangat keras hingga akhirnya bisa mendapatkan kembali tubuh idealnya. Dirinya juga lebih cantik dengan perawatan yang dijalaninya setiap bulan. Berbekal warisan yang kakeknya berikan, Renata bisa melakukan apa saja. Namun, dirinya tetap berada di jalan yang benar dengan tidak mengubah tubuhnya menjadi lebih indah dengan cara instan. Meski ia bisa melakukan operasi plastik di setiap jengkal tubuhnya, merombak wajahnya menjadi seperti artis korea, dirinya memilih mengubah tubuhnya dengan cara berolahraga dan menerapkan pola hidup sehat. Meski terasa menyiksa, lebih pedih siksa yang akan didapatnya kelak jika mengubah pemberian Sang Pencipta. Saga tak membalas ucapan Renata. Dirinya hanya diam sambil menatap kepergian Renata dari ruang olahraga yang berada di lantai 1 rumah besarnya. Renata terus melangkah menuju kamarnya. Setibanya di kamar, ia segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Tak lama, ia telah berendam dalam jacuzzi berisi air hangat. Renata mengangkat tangannya, menatap tangannya yang kini terlihat begitu kecil, sangat berbeda dengan tangannya setelah dirinya melahirkan. Kulitnya pun sekarang seputih s**u. Tiba-tiba sudut bibir Renata terangkat membayangkan apa yang akan terjadi lusa. Ia pun semakin percaya diri dapat membalas Teguh dan Sari, membuat keduanya mungkin lebih memilih mati saat dirinya muncul kembali. Di sisi lain, Saga memasuki kamarnya kemudian berjalan menuju kamar mandi. Melepas seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya, Saga mengguyur tubuhnya dengan air dingin dari shower. Saga menunduk membiarkan air dingin mengguyur kepala. Kedua tangannya menekan dinding dan tiba-tiba mengepal saat teringat Renata. Siapa yang mengira bahwa ia akan jatuh cinta pada cucu kakek angkatnya. Selama hampir 3 tahun dirinya lah yang menemani Renata, membantu Renata mewujudkan keinginannya menjadi kupu-kupu yang cantik jelita. Dari sana lah benih-benih cinta tumbuh di hatinya. Perasaan yang diawali rasa kagum, seringnya berinteraksi, membuatnya merasa nyaman dan tanpa sadar perasaan nyaman itu terajut menjadi rasa cinta. Ia mengagumi Renata yang memiliki keinginan begitu kuat, mengagumi Renata yang bisa bangkit dari keterpurukan setelah semua yang terjadi padanya. Dan ia kagum pada Renata karena tak memanfaatkan warisan dari kakeknya sesuka hatinya. Menurutnya Renata adalah wanita kuat, wanita tangguh, dan wanita berhati mulia yang kini hendak membalas dendam karena ditorehkan luka yang teramat sebelumnya. Saga menengadah membiarkan air dingin mengguyur wajah dan mengalir ke setiap jengkal tubuhnya kala bayangan Renata yang bermandikan peluh saat berolahraga terbersit dalam kepala. Tak ingin pikiran itu membuatnya menggila, ia berusaha menghapusnya. Sayangnya, semakin ia berusaha mengenyahkan bayangan Renata dari benak, semakin ia terus memikirkannya dan membuat sesuatu di bawah sana sesak. “Ssh, sial,” geram saga disertai desisan samar. Hari telah berganti dan hari ini lah Renata akan mulai menunjukkan diri. Ia menatap pantulan wajahnya di depan cermin setelah selesai memoles wajahnya yang bersih tanpa noda dengan make up tipis. Perlahan tangan kanan Renata terangkat menutupi sebagian wajah. Seringai bengis pun tercipta, tampak sekilas saat ia bergumam, “Selamat datang di dunia barumu yang menyedihkan.” *** Beberapa orang tampak berdiri di depan lobi sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan salah satu brand lokal ternama yang berada di pusat ibu kota. Para staf itu tengah menunggu kehadiran tamu penting yakni pemilik saham terbesar yang hari ini berkunjung sekaligus untuk memperkenalkan diri. Bukan hanya memiliki saham terbesar di perusahaan tersebut, sosok yang identitasnya masih misterius itu juga berperan penting dalam membantu bangkitnya perusahaan yang beberapa waktu sempat terpuruk. Majority stockholder tersebut berhasil menggaet seorang artis internasional menjadi brand ambassador membuat hasil penjualan meningkat drastis hingga 1000%. Meski belum banyak yang mengetahui pasti siapa sosoknya, tapi keberhasilannya yang membawa keuntungan besar bagi perusahaan membuatnya terkenal dan menjadi bahan pembicaraan di kalangan para staf dan karyawan. “Bahkan aku belum pernah melihatnya secara langsung,” ucap seorang petinggi perusahaan pada staf yang berdiri di sebelahnya. Selama ini dirinya hanya berkomunikasi melalui telepon juga bertemu dengan asisten pribadi sosok pemegang saham terbesar itu sebagai wakilnya. Sosoknya terkesan amat misterius. Di antara beberapa orang yang berdiri itu, berdiri seorang pria yang terlihat merapikan dasi dan berdiri tegap seolah menyadari tamunya akan segera hadir. Dan benar saja, tak lama sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan lobi. Semua orang tampak bersiap menyambut tamu kehormatan. Seorang pria turun dari mobil dari pintu depan sebelah kemudi kemudian menggeser pintu kedua mempersilakan sang majikan turun bak seorang putri. Sebuah kaki jenjang pun terlihat, diikuti satu kaki lainnya yang sama sekali tak memiliki noda. Kedua kaki yang tampak seputih s**u terbalut heels warna merah itu memijak lantai dan terlihatlah sosok si pemilik kaki saat telah berdiri dengan sempurna. Semua pasang mata tertuju padanya, pada Renata yang turun dari mobil dan menebar senyuman. Bahkan salah seorang diantaranya begitu terpana melihat kecantikanya. Tak terkecuali pria yang sebelumnya merapikan dasi, pria itu tak berhenti menatap Renata terpesona akan kecantikan dan keindahan tubuhnya. Deg! Jantung Teguh berdebar kala melihat Renata mengarah pandangan ke arahnya. Namun, tiba-tiba saja perasaan aneh merasuki dadanya kala merasa pernah bertemu wanita itu yang begitu cantik jelita. Ia berusaha mencari memori dalam otak dan seketika matanya melebar. Wanita itu sangat mirip dengan mantan istrinya, Renata. “Re- Renata?”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN