Hati yang Membeku

1412 Kata

..**..             Naswa masih berdiam diri disana dan belum melepas mukenah yang tengah ia pakai. Namun, kedua matanya masih terus terpejam menikmati rasa sakit yang masih melekat erat di hatinya.             Dia tahu semua sudah ditakdirkan oleh Sang Kuasa. Tapi sebagai manusia biasa, bukankah ia berhak untuk kecewa, pikir Naswa.             Naswa merasa jika ia berhak untuk meluapkan emosinya. Apapun itu yang sudah ia tembun lama di benaknya.             Dia tahu jika Tuhan Maha Adil. Dia tahu jika dia tidak salah mengatakan curahan hatinya, meski sudah dilewat batas.             Sekarang, Naswa mulai mengikhlaskan apa yang telah terjadi. Sekali lagi, Naswa teguh meyakinkan dirinya bahwa memaafkan adalah pilihan terakhir.             Saat dia tengah berdamai dengan dirinya sendiri

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN