Pengakuan

1111 Kata

“Ma, sebenarnya Papa …”             Endang menatap lekat suaminya dengan bibir terbungkam. Namun, saat melihat wajah penyesalan muncul disana, Endang menguntai senyuman tipisnya. “Kalau ada yang Papa sembunyikan, Papa bisa bilang semuanya. Jangan ada yang disembunyikan, kalau memang Papa berniat memperbaiki rumah tangga kita,” ujar Endang dengan suara lembutnya. Glek!             Panji semakin susah menegukkan salivanya sendiri. Dia memberanikan diri membalas tatapan istrinya.             Wanita ini sangat tulus. Bahkan tidak sedikit pun tercetak raut kegelisahan saat dia belum mengatakan apapun.             Panji ragu ingin mengatakannya. Apakah keputusannya ini sudah benar, pikirnya. Jika saja istrinya tidak ingin melihatnya lagi, mungkin tidak masalah.             Tapi, dia tidak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN