Hari kedua, terbaring tidak berdaya di Rumah Sakit Kota. Luna mulai dapat tersenyum tanpa beban. Sore ini, bahkan ia merasa sangat nyaman dan tidak sedikit pun memikirkan tentang mami serta pekerjaan kotornya. Cup. Satu kecupan mendarat di bibir Luna yang semakin memerah. Gadis itu pun tergugah hatinya, untuk memperhatikan laki-laki kesayangannya. "Terima kasih," kata Luna sesaat setelah Felix menjauhkan wajahnya. Seusai melakukan pemeriksaan melalui city scan di ruangan khusus. Luna kembali ke dalam kamar perawatan dan langsung menatap Felix yang dirasa begitu lembut. 'Dia tidak seperti ketika pertama kali aku melihatnya. Awalnya, begitu gahar. Namun lama-kelamaan, melunak dengan sendirinya.' Luna berkata tanpa suara, seraya memperhatikan Felix yang sama sekali tidak meninggalkan dir