Felix menelan air liurnya yang terasa berat. Pikirannya bercabang dan mulai takut akan impian yang baru saja ia tanam. Jangan sampai, semuanya menghasilkan pakaian berkabung dan mencekik napasnya yang baru saja lega. Luna meninggalkan dirinya begitu saja tanpa alasan atau diculik karena satu tujuan? Felix belum mampu untuk memastikannya. Sebab, jangankan berpikir, bernapas pun ia kesulitan. "Perawat, ia aku harus menanyakannya." Felix bergerak dengan langkah cepat ke arah ruang jaga. Tanpa sengaja, Felix menabrak salah satu perawat yang sering mengunjungi Luna demi memeriksa lukanya. Saat itu, ia langsung paham tujuan kedatangan Felix. "Ops, maaf. Suster, Luna?" ucap Felix tampak bingung. "Pasien di kamar VIP?" "Iya, Sus. Kemana ya? Bukannya dia sulit untuk bergerak, apalagi berjalan