Avelyn membuang napasnya dengan kasar. Ia berharap dapat mengistirahatkan diri tapi nyatanya itu semua hanya keinginan semu. Lagi dan lagi semua rencana awal harus pupus dengan kodrat alam yang tak diharapkan. Wanita itu melangkah maju dan ia melemparkan tasnya dengan sembarang ke arah kasur. Lalu ia merebahkan badannya dengan terlentang disana. Theodor masih tidak bergeming dengan kehadiran Avelyn, ia masih tetap fokus memandang ke arah luar jendela. “Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Avelyn to the point. “Ini apartemen aku, jadi bebas!” balasnya dengan tegas. “Ishh nyebelin banget nih orang,” batin suara Avelyn. “Bukan gitu … maksud aku ya, ada urusan apa kamu tiba-tiba kesini. Kalau bukan karena alasan kepentingan-kan?” Berusaha sabar menghadapi sosok yang tengah berada satu