Setelah insiden konyol salah tangkap yang sangat merugikan itu, Danu tinggal di rumah merawat Naviza. Dari seorang kakak, dia berubah menjadi dokter, perawat sekaligus guru yang mengajari adiknya semua pelajaran seni bela diri yang tertinggal karena absen dari sekolah. Lewat izin khusus yang diberikan Eztyo—atau Danu yang memaksa—dia tidak kembali ke tempat tugasnya sampai Naviza sembuh. “Bagaimana bahumu?” tanya Danu dengan suara lembut tapi tegas. Dia datang dengan dua gelas s**u dan sepiring buah potong berwarna kuning. Mereka duduk di anak tangga teras belakang rumah. Teras yang menghadap ke halaman rumput luas dengan beberapa tiang boneka kayu latihan. Naviza duduk menyandar pada tiang langit-langit. Tatapan matanya kosong dengan raut muka tak bersemangat.