Hari Sekolah

2133 Kata

    Dia berjalan cepat menyusuri koridor panjang menuju loby utama sekolah. Di samping kirinya terbentang lapangan rumput luas sekali dengan pohon beringin yang belum terlalu tua. Akar gantungnya tak begitu banyak, masih pendek dan batangnya belum terlalu tebal. Beringin itu tumbuh di pinggir, ada beberapa buah, tapi tak sampai lima. Bagian bawah beringin selalu jadi tempat favorit nongkrong karena bagian lain lapangan sangat terik. Tak ada teduhan apapun. Naviza mempercepat langkahnya meski napasnya kembali terengah luar biasa. Dia tak berhenti kecuali ingin diusir dari kelas karena terlambat.             “Ikut kelas hari ini?” seru Talana tiba-tiba muncul di samping Naviza.             “Jangan mengajakku bicara. Aku telat!” sergah Naviza.             “Bahumu?” tanya Talana lagi.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN