Bab 2

933 Kata
Gadi’s Group adalah salah satu perusahaan bisnis ternama di Indonesia yang bergerak di berbagai bidang bisnis, salah satunya bisnis yang berkembang di perusahaan tersebut adalah Gadi’s Hotel yang merupakan salah satu hotel bintang enam yang cukup terkenal dan memiliki pelayanan yang berkualitas tinggi. Tidak hanya memiliki kamar yang mewah untuk menginap, mereka juga menyediakan berbagai fasilitas lain seperti tempat gym yang sangat luas dengan peralatan yang lengkap, restoran mewah dengan koki ternama dari luar negeri, kolam renang yang begitu luas tersedia lima lantai, lapangan golf yang cukup luas untuk menghibur para tamu yang datang serta berbagai fasilitas mewah lainnya yang dapat memanjakan para pengunjung yang datang ke hotel tersebut. Hotel tersebut sering menjadi tempat menginap para pejabat atau tamu dari luar negeri, orang-orang penting di dunia, bahkan artis-artis ternama yang begitu mendunia dan terkenal. Kesuksesan hotel tersebut tentu saja tidak lepas dari peran Zevanya yang menjabat sebagai CEO. Keadaan hotel hari ini nampak begitu ramai. Semua pegawai terlihat begitu sibuk merapikan hotel karena akan ada tamu penting yang hendak datang berkunjung ke hotel tersebut. Di tengah kesibukan para pegawai hotel tersebut, terlihat sebuah mobil yang berhenti di depan lobby hotel. Melihat mobil yang begitu dikenali datang, membuat semua karyawan yang tengah sibuk bekerja langsung menghentikan aktivitas mereka dan bergerak cepat untuk berbaris menyambut orang yang akan turun dari mobil tersebut. Begitu mobi berhenti, seorang wanita muda terlihat keluar dari pintu depan mobil samping kemudi sambil memegang sebuah ipad di tangannya. Ia kemudian segera berdiri di samping pintu mobil bagian belakang dan menunggu sopir yang mengemudikan mobil untuk membuka pintu bagi seseorang yang duduk di kursi penumpang bagian belakang mobil tersebut. Seorang wanita cantik nampak turun dari mobil mewah tersebut dan membuat semua pegawai langsung berdiri tegak menyambutnya. Dari ujung rambut hingga ujung kakinya dipenuhi dengan berbagai barang dari merek ternama yang memberikan kesan glamour pada penampilannya. Wajah wanita itu nampak tegas dengan sorot mata yang begitu tajam dan sama sekali tidak menunjukkan kesan ramah pada orang-orang disekitarnya. Auranya bahkan membuat siapapun yang berdiri di dekatnya akan merasa terintimidasi oleh tatapan tajam dari matanya. Wanita itu berjalan dengan langkah tegap masuk ke dalam hotel. Semua pegawai menunduk hormat padanya sambil berdoa dalam hati mereka masing-masing bahwa tidak akan ada kejadian yang akan membuat atasan mereka itu murka. “Selamat pagi ibu Zevanya,” ucap semua pegawai menyapa CEO mereka itu dengan serentak. Wanita yang dipanggil Zevanya itu hanya berjalan lurus dengan tatapan fokus ke depan seakan tidak menghiraukan sapaan para karyawannya itu. Namun, ditengah langkahnya ia tiba-tiba berhenti di depan salah satu karyawan, secara tiba-tiba ia membalikkan badannya ke arah karyawan tersebut dan menatap penampilan karyawan itu dengan seksama dari ujung rambut sampai ujung kakinya. Tatapan Zevanya tentu saja membuat karyawan yang ditatap itu menunduk takut dengan jantung yang berdegup kencang saat ini. “Karlina,” panggil Zevanya dengan suara keras hampir seperti membentak. Suaranya tentu saja membuat semua orang yang berada di tempat tersebut terlonjak kaget serta mulai merasa khawatir. “Iya Bu,” jawab wanita muda yang sedari tadi berdiri di samping Zevanya, bahkan berada di mobil yang sama dengannya. Ia merupakan sekretaris serta tangan kanan Zevanya yang mengatur segala hal tentang pekerjaan dan jadwal Ceo dari Gadi’s Hotel tersebut. “Saya nggak mau lagi lihat orang ini besok. Pecat dia dan beri uang pesangon,” perintah Zevanya dengan nada tegas sambil menunjuk ke arah karyawan yang dilihatnya itu. Perkataan Zevanya tentu saja mengagetkan semua orang yang ada di sana. Mereka tidak menyangka, hanya karena karyawan tersebut tidak menyetrika rok seragam yang dikenakannya saat ini membuatnya langsung dipecat saat itu juga tanpa peringatan apapun sebelumnya. Namun, sebenarnya hal yang dilakukan atasan mereka itu tidak begitu membuat mengejutkan, karena mereka memang tahu bahwa Zevanya adalah orang yang perfeksionis dan tegas dalam mengambil keputusan. “Baik Bu, akan segera saya perintahkan bagian HRD untuk mengurusnya,” jawab wanita bernama Karlina tersebut. Jawaban sekretarisnya itu membuat Zevanya nampak tersenyum puas. Ia kemudian melanjutkan langkahnya berjalan menuju ke arah lift. Sampai di depan lift, wanita bernama Karlina segera menekan tombol lift tersebut dan menunggu hingga pintu di hadapan mereka terbuka. Setelah CEO dari Gadi’s Hotel tersebut masuk ke dalam lift dan menghilang barulah para karyawan mulai bubar dari barisan mereka. Ada yang mulai melanjutkan pekerjaan mereka dan ada beberapa karyawan yang menghampiri karyawan yang baru dipecat untuk sekedar menghiburnya. Di tengah hiruk pikuk yang terjadi di area lobby hotel, nampak dari arah sudut area lobby hotel yang jaraknya beberapa belas meter dari pintu masuk terdapat dua orang pria yang mengenakan setelan jas hitam masih menata lekat ke arah lift tempat Zevanya menghilang dengan masuk ke dalam sana. “Jadi itu putri sulung dari Tuan Endiwarma Gadi. Menjadi putri seorang pengusaha kaya ternyata memang bisa menghilangkan moral seseorang,” gumam salah satu pria yang nampak santai berdiri dengan melipat kedua tangannya di depan dad* dan bersandar di salah satu tembok. “Wanita itu bahkan bisa lebih sadis dari itu jika kondisi moodnya sedang tidak baik. Hampir semua orang yang bekerja di hotel ini pernah mendapatkan bentakan keras darinya,” ujar salah satu pria. Penjelasan dari temannya itu malah membuat pria yang nampak santai tadi tersenyum kecil. “Apapun sifatnya, tidak ada yang perlu ditakutkan,” jawabnya tanpa rasa takut. Teman pria tersebut segera menepuk pelan bahu pria itu. “Daniel, kamu ini baru saja mulai bekerja dengan Tuan Endiwarma Gadi, jadi kamu belum mengenal baik tempramen putri dari Bos kita itu. Jangan langsung yakin bisa menaklukkan gadis iblis itu bro,” ujar temannya memberikan nasehat. Pria yang dipanggil Daniel tersebut tetap saja tidak merasa khawatir. “Kita lihat saja nanti. Apa aku bisa menaklukkannya atau tidak.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN