Bab 6 Liburan Ke Rumah Kakek

500 Kata
Pagi ini aku di antar Ibu ke rumah Kakek, biasa aku panggil "Kakek Wa" Sedangkan Nenek biasa aku panggil "Nenek Si" panggilan itu adalah panggilah ketika aku masih belum lancar bicara, entah mengapa panggilan itu terbiasa sampai sekarang. Sampai rumah Kakek aku langsung turun lalu masuk tanpa mengucap salam terlebih dahulu, "Assalamualaikum" ucap Ibu ketika masuk rumah. Dan aku reflek menutup mulut karena lupa mengucap salam. "Waalaikumsalam" jawab Nenek. kami pun berpelukan melepas kangen. Aku hanya bisa ke sini ketika liburan sekolah. "Kakek mana Nek?" tanyaku kepada Nenek. "Kakek ada di belakang sedang membuat kandang ayam?" jawab Nenek. Aku pun berlalu ke belakang menyusul Kakek. Terlihat Ibu sedang mengobrol bersama Nenek, entah apa yang mereka bicarakan. "Kakeeek" seruku berlari memeluk Kakek yang tengah membuat kandang ayam. Kakek pun terkejut akan kedatanganku, rupanya Kakek tak mendengar waktu aku, Ibu dan Nenek berbicara tadi. "Kapan kamu datang?" tanya Kakek sambil berdiri dan meninggalkan bahan kandang ayam yang akan di buatnya untuk di jual. Kami pun menyusul Ibu dan Nenek yang sedang mengobrol. "Kami pamit dulu Pak, Bu" Ibu berpamitan pada Kakek dan Nenek. "Jangan nakal, bantu pekerjaan Kakek dan Nenek! nanti Ibu jemput jika sudah mau masuk sekolah." ucap Ibu berpesan kepadaku. "Baik Bu," jawabku. "Hati-hati di jalan" ucap Kakek dan Nenek. Kami pun masuk ke dalam. Tak terasa waktu sudah sore, kami pun bersiap untuk ke masjid. Di masjid aku bertemu Nayla, Nayla sepupuan dengan Nana. Nayla adalah sahabatku. "Sudah dengar belum kalau Nana pindah ke luar pulau?" tanya Nayla memulai pembicaraan. "Belum" jawabku terkaget. "Iya, Om ku ada pekerjaan di luar pulau. Jadi Nana sudah pasti ikut pindah." "Oooh" jawabku. "Pantas saja aku gak lihat Nana waktu daftar SMP, kirain dia masuk SMP lain" ujarku. Tak berapa lama adzan isya' berkumandang. Kami pun bersiap shalat isya' berjamaah. Aku shalat dekat Nayla, sedangkan Nenekku ada di barisan depanku. Selesai shalat kami pulang ke rumah masing-masing. Sudah sampai rumah, kami pun makan malam bersama. Ada sambal, ikan asin, sayur daun singkong serta nasi sudah terhidang di meja makan. Kami pun makan bersama dengan lahap. Selesai makan aku di ajak Nenek bicara di kamarku. "Kemari An, Nenek ingin bicara!" "Iya Nek" jawabku. Aku pun menyusul Nenek di kamarku. "Ada yang mau Nenek katakan kepadamu" kata Nenek. "Katakan saja aku akan mendengarkan" ucapku dengan serius mendengarkan Nenek. Sambil menghela nafas Nenek berkata. "Sebenarnya Ibumu sudah menikah dan sekarang sudah punya anak perempuan dengan suami barunya, Bapak tiri kamu." "Apa" sudah pasti aku kaget. "Iya benar, jadi nanti kamu akan tinggal di rumah Bapak tirimu jika sudah masuk SMP." "Kenapa Ibu tak pernah bilang?" tanyaku. "Sebenarnya kamu pernah Nenek ajak kesana waktu kamu masih kecil." ucap Nenek lagi. "Kenapa aku tak di ajak Ibu ke rumah Bapak tiriku saja." tanyaku masih penasaran. "Sudahlah tak perlu di bahas lagi, nanti kamu akan tau sendiri jika kamu sudah besar." Aku pun mengangguk. Dulu waktu aku kecil, aku lahir di sini. Aku di rawat Nenek, karena Ibuku bekerja. Sebenarnya bukan bekerja, tapi mungkin Ibu menikah dengan Bapak tiriku.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN