Platform siaran langsung tempat Jenny Wilston muncul, awalnya dikembangkan oleh beberapa mahasiswa tahun ketiga Universitas Batang, tapi tidak memiliki uang untuk mempromosikannya, jadi hanya permainan antar alumni Universitas Batang.
Tapi hari ini hari spesial, konon tim pemula itu mendapatkan investasi, jadi demi mengumpulkan popularitas, berencana melangsungkan kegiatan PK dalam Universitas Batang.
Acara dimulai pukul 8 dan selama satu jam. Siapa yang bisa mendapatkan paling banyak hadiah dalam waktu satu jam, maka akan menjadi pemenang hari ini.
Hadiah untuk juara sebesar seratus juta.
Acara sudah diumumkan melalui setiap grup alumni Universitas Batang sejak seminggu lalu, jadi dari siang sudah banyak orang hendak mencobanya.
Jenny juga datang untuk ini.
Meskipun dia berasal dari keluarga yang lumayan bagus, tapi baru berusia dua puluhan tahun dan tidak bisa melawan godaan hadiah seratus juta ini.
Selain itu, Jenny memang cantik dan tubuhnya juga bagus. Popularitasnya di Universitas Batang memang tinggi, adalah target banyak anak orang kaya.
Jadi dia merasa, asalkan acara dimulai dan dirinya berusaha keras menjadi centil, maka pasti akan banyak orang yang memberikannya hadiah.
Dengan begitu, sekalipun dirinya tidak bisa mendapatkan juara utama, hadiah susulan juga tidak kurang, sekalian menaikkan popularitasnya.
Welly tentu saja mengerti dengan maksud Jenny, dia juga memiliki pemikiran sendiri.
Bukankah kamu ingin mendapatkan juara? Menurutmu, ada aku, apakah mungkin?
Pukul delapan, begitu siaran langsung dimulai, ruangan siaran langsung Jenny sangat ramai. Baru belasan menit, hadiahnya sudah melampaui empat juta.
Tiba-tiba, di siaran langsung Jenny terlintas sebuah komen, dikirimkan oleh seorang bernama Tuan muda Batang. Meskipun hanya menyapa santai.
Tapi kemudian, Tuan muda Batang ini langsung memberikan tiga kapal pesiar.
Enam juta, hampir seluruh ruang siaran langsung mendidih.
"s**t, siapa ini? Kaya sekali? Sekali keluar langsung enam juta?"
"Tuan muda Batang, nama yang keren, keluar juga dengan keren. Siapa yang tahu ini siapa?"
"Tuan muda Batang? Sepertinya Tuan muda Denis Jarwo kan? s**t, memang anak orang kaya top, langsung menghabiskan beberapa juta."
Jenny juga bengong, dia melihat komentar dan langsung tersenyum lebar saat melihat ada yang mengatakan kalau Tuan muda Batang ini adalah Denis Jarwo.
"Tuan muda Batang, apakah kamu benar-benar adalah Tuan muda Denis Jarwo?" Jenny sengaja berkata centil, "Terima kasih sekali."
Dalam hati Jenny saat ini senang sekali, karena dia sangat jelas. Jika Tuan muda Batang ini benar-benar adalah Denis Jarwo maka dirinya benar-benar untung.
Karena keluarga Denis Jarwo sangat berkedudukan di Batang. Apalagi, keluarga Jarwo masih mengelola salah satu hotel bintang lima terbesar kota Batang -- Hotel Haston.
Itu bernilai di atas ratusan miliar. Keluarganya sendiri hanya dua-empat puluhan miliar. Jika bisa mendapatkan Denis anak orang kaya ini, maka kehidupannya selanjutnya sudah tidak perlu pusing lagi. Keluarganya juga akan ikut bangkit.
"Iya, aku adalah Denis Jarwo!" jawab Tuan muda Batang.
Tapi hanya kata ini saja sudah kembali membuat ruang siaran langsung mendidih.
Karena keluarga Denis juga termasuk yang terdepan di Batang dan orangnya juga tinggi ganteng. Biasanya dia muncul, selalu disambut dengan sorakan orang-orang.
"Kamu sangat cantik hari ini!" Tuan muda Batang kembali mengirimkan komentar.
Jenny berpura-pura sedikit malu dan berkata, "Tuan muda Denis juga sangat ganteng, terima kasih untuk hadiahmu. Aku menari untukmu ya?"
Tuan muda Batang berkata oke, kemudian memberikan tiga kapal pesiar, ruang siaran langsung kembali mendidih lagi.
Bagaimanapun juga baru sebentar saja, Tuan muda Batang sudah memberikan seratus juta, orang kaya memang berbeda.
Detak jantung Jenny semakin cepat melihatnya, dia berterima kasih dan segera memuji, "Tuan muda Denis barulah namanya pria, kuat beratus-ratus kali lipat dari para orang miskin dan sampah itu."
Yang Jenny katakan tentu saja adalah Welly dan lainnya. Berkata sampai sini, dia tidak tahan menceritakan kembali.
"Tuan muda Denis, Anda masih belum tahu, 'kan? Hari ini aku pergi makan bertemu dengan beberapa orang miskin yang sangat pandai berlagak. Hng, beberapa orang ini tidak hanya berlagak, masih sengaja menggodaku dan teman baikku. Saat itu kalau bukan ada orang itu yang menolong, kami masih tidak tahu bagaimana! Beberapa orang itu juga di Universitas Batang, saat itu masih hendak menjalin hubungan dengan kami tanpa malu, sungguh menjijikkan!"
Jenny tersenyum dan melanjutkan, "Seperti kataku, terkadang orang harus punya uang, karena terkadang uang tidak hanya mewakilkan identitas dan kedudukan, juga kultivasti diri. Beberapa orang itu sungguh sampah, bagaimana bisa dibandingkan dengan Tuan muda Denis!"
Jenny memutarbalikkan kejadian itu dan dalam hatinya tidak merasa bersalah sedikitpun. Menurutnya, Welly dan lainnya itu sekalipun mati juga tidak ada hubungan sedikitpun dengannya.
Mendengar ini, Candra Zainal dan Donny Jaka di kamar asrama Welly marah sekali. Tidak sabar untuk memakinya jalang dan gadis tengik.
Tapi hanya Welly yang terlihat tenang. Dia bukannya tidak marah, hanya saja dia tahu, marah juga tidak berguna, karena Jenny sama sekali tidak bisa mendengarnya.
Dirinya ingin membalasnya maka harus memberikan serangan untuknya.
Di ruang siaran langsung, Tuan muda Batang membalas setelah mendengar kata-kata Jenny, "Hehe, apakah bisa jangan sandingkan aku dengan sampah? Jika kamu berkata begitu lagi, aku tidak akan berikan hadiah untukmu. Tadinya aku masih berpikir untuk membantumu menjadi pemenang hari ini!"
Melihat ini, wajah Jenny langsung pucat, "Tidak, tidak, Tuan muda Denis, aku salah, bagaimana mungkin menyandingkan kamu dengan sampah? Sampah-sampah itu sama sekali tidak layak diungkit ... Hehe, tetap berharap Tuan muda Denis mendukungku. Jika aku menjadi pemenang, aku traktir kamu makan, bagaimana?"
Begitu Jenny selesai bicara, tiba-tiba melompat keluar sebuah komentar yang sangat mencolok.
"Apakah kamu benar-benar ingin menjadi pemenang? Sebenarnya, aku juga bisa membantumu!"
Ini adalah nomor asing, namanya Dengar Angin.
Komentarnya Dengar Angin langsung menarik perhatian Jenny. Siapa yang takut kebanyakan uang dan menggigit tangan?
Jenny dengan cepat tersenyum manis, "Abang Dengar Angin, apakah kamu benar-benar bisa membantuku? Itu bagus sekali, kalau begitu cepat berikan hadiah untukku."
Dengar Angin kemudian mengirimkan dua kata, "Oke."
Pada saat ini, Jenny bahkan sedikit menantikan agar Dengar Angin memberikan lebih banyak hadiah untuknya.
Bagaimanapun juga datang dan langsung katakan dapat membantunya mendapatkan juara pertama, pasti bukan orang biasa.
Jenny bahkan berpikir, Dengar Angin ini sedikit iri dengan Tuan muda Denis yang memberikannya terlalu banyak hadiah jadi ingin bertanding dengannya demi dirinya.
Tapi Jenny baru berpikir sampai di sini, di layar mendadak melompat keluar sebuah syal.
Baru saja melihat akun Dengar Angin yang memberikan! Satu helai syal hanya sepuluh ribu.
Jenny kaget dan wajahnya menjadi dingin berkata, "Dengar Angin, ini tidak lucu, kamu mempermainkanku?"
Antusiasnya bagaikan api, malah dipadamkan oleh orang dengan air dingin. Jenny sangat marah.
"Hehe, merasa sedikit? Begini saja, kamu katakan tiga kali kamu adalah orang miskin, aku jamin kamu akan menjadi pemenang hari ini, bagaimana?"
Melihat komentar Dengar Angin, wajah Jenny langsung merah dan berteriak marah, "Sialan, siapa kamu? Sengaja ya? Kamu yang miskin, kamu kira aku bodoh dan akan tertipu?"
Jenny ada perasaan dipermainkan. Dia sekarang sudah paham, Dengar Angin ini memang sengaja mempermainkannya.
Wajahnya berubah dan melanjutkan memaki, "Bodoh, aku lihat kamu yang miskin. Hng, kamu siapa? Tuan muda Denis barulah beneran berduit. Orang miskin seperti kamu, berduit baru aneh, cepat keluar dari ruang siaran langsungku!"'
Jenny memaki sejenak barulah merasa lega. Dalam hati berpikir, kalau aku tahu siapa Dengar Angin ini, aku jamin akan berikan pelajaran untuknya. Berani mempermainkanku?
Sebenarnya dalam hati Jenny sudah berspekulasi kalau ini tindakan Welly dan lainnya, hanya saja tidak ada bukti.
Tapi disaat itulah, Dengar Angin itu kembali mengirimkan komentar.
"Maaf, aku barusan tidak seharusnya mengatakan kamu miskin!"
Selanjutnya kembali mengirimkan, "Kamu adalah sampah, sampah tidak mungkin bisa menjadi pemenang!"
Melihat ini, Jenny merasa akan meledak. hendak memaki, layarnya mendadak berkedip dan sebuah notifikasi sistem muncul kemudian mengguncang seluruh ruang siaran langsung.
"Dengar Angin memberikan Yuni sebuah roket!"
Sebuah roket, itu dua puluh juta!
Tapi segera, dorongan sistem benar-benar meledakkan layar.
"Dengar Angin, memberikan Yuni sebuah roket!
Dengar Angin, memberikan Yuni sebuah roket!
Dengar Angin, memberikan Yuni sebuah roket!
...."