"Tuan muda Welly, bisakah di selesaikan?" Monica Yeremi menunjuk kedua pria itu dan bertanya.
Welly sedikit ragu-ragu, ketika Monica mengira dia akan menyetujuinya, Welly tiba-tiba berkata, "Sudahlah, biarkan mereka pergi."
Kata-kata ini membuat Monica dan semua orang di tempat kaget.
Orang-orang ini tentu saja pernah bertemu banyak Tuan muda keluarga Sardinan. Siapa yang sudah ditindas, bukan tidak sabar untuk melenyapkan seluruh keluarga musuh.
Tapi Welly dipukuli malah masih mengatakan melepaskan mereka?
Sebenarnya Welly juga benci dengan mereka, tapi dia jelas, asalkan dirinya mengatakannya maka dua nyawa akan menghilang begitu saja.
Itu tampaknya tidak ada hubungan yang terlalu besar dengannya dan orang-orang ini memang pantas mendapatkannya. Siapa suruh mereka sudah menyinggungnya?
Tapi masalah semacam ini, pada akhirnya harus memikul beban mental.
Welly tidak mau memikul beban ini seumur hidupnya.
Welly sudah berkata begitu, Monica juga tidak bisa mengatakan apapun.
Dia melambaikan tangan, menyuruh kedua pria kekar itu untuk menyeret pergi dua orang yang tragis itu.
Kemudian Monica menunjuk orang-orang di belakangnya dan berkata, "Tuan muda Welly, semua ini adalah orang kepercayaan Tuan Sardinan di Batang. Melalui kesempatan ini, mereka ingin bertemu dengan Anda. Selain itu, pada hari Rabu, mereka khusus menyiapkan sebuah perjamuan untuk Anda di hotel Haston. Entah Anda ada waktu atau tidak?"
Welly melihat orang-orang itu, sepertinya adalah orang berada. Jika memang mereka tahu dengan identitasnya, maka jelas adalah orang kepercayaan Ayahnya.
Jika dirinya tidak pergi maka jelas akan membuat orang-orang ini kecewa.
Welly mengangguk, Monica segera tersenyum, "Baik, Rabu sore, saya pergi menjemput Anda!"
Welly segera menggelengkan kepala, "Tidak, aku pergi sendiri saja."
Welly tidak ingin menarik perhatian lagi. Sekarang semua orang masih mengatakan dirinya dipelihara oleh orang kaya. Jika Monica ke sana lagi, bukankah semakin tidak bisa dijelaskan?
Monica sedikit ragu, melihat Welly bersikukuh untuk pergi sendiri, dia barulah mengeluarkan sebuah undangan emas dan menyerahkan pada Welly dengan hormat.
"Kalau begitu nantinya Tuan muda Welly bawa undangan ini ke sana. Tunggu Anda sudah tiba, saya akan menjemput Anda."
Welly mengangguk dan melihat undangan yang indah itu. Dia mendapati kalau undangan ini semuanya berlapis emas.
Welly tidak tahan mendesah, undangan kecil ini saja mewah sampai sejauh ini.
Welly menyimpan undangan dan melihat Monica bertanya, "Apakah masih ada urusan? Kalau tidak ada, aku pulang dulu."
Yang Welly pikirkan saat ini adalah mengantarkan uang untuk Martina Sujaya.
Monica melihat Welly begitu buru-buru, lantas mengangguk dan membawa Welly turun.
Begitu masuk ke dalam mobil, Monica mengeluarkan sebuah kartu atm dan sebuah ponsel baru pada Welly.
"Tuan muda Welly, ini kartu dan ponsel Anda."
Welly mengambil kartu atm, tapi saat melihat ponsel malah kaget. Meskipun ini adalah ponsel iphone, namun tidak pernah melihat tipe ini.
Yang paling penting adalah, posisi logo ponsel ini sudah tidak ada apel yang digigit dan digantikan dengan lambang grup naga keluarga Sardinan
Namun tidak bisa dibantah, tampilan luar ponsel ini lebih cantik dari merek yang sama di pasaran. Tekstur ponsel juga lebih halus dan lembut.
Monica tersenyum, "Ini adalah model kostum pribadi hasil kerja sama antara keluarga Sardinan dan sebuah perusahaan merek, bukan produk yang populer di pasaran. Kinerja serta kerahasiaannya jauh lebih kuat dari ponsel pasaran."
Welly sedikit terkejut, "Ini sangat mahal ya?"
"Lumayan, jika diubah ke harga domestik, hanya ratusan juta."
Tiga pandangan Welly kembali diperbarui. Kaya memang bagus, punya uang bisa melakukan semuanya.
Di masa lalu, Welly pernah mendengar, perusahaan ponsel ini pernah meninggalkan sebuah proyek triliunan karena perusahaan yang bekerja sama mengusulkan agar di widget tidak menambahkan logo apel digigit.
Lagi pula, logo adalah wajah merek, wajah saja tidak mau, martabat apa yang harus dibicarakan?
Model kustom keluarga Sardinan, bahkan dapat mengubah logo menjadi lambang grup keluarga Sardinan, dapat dilihat kuatnya keluarga Sardinan.
Sepuluh menit kemudian, ketika Monica menghentikan mobil di pintu klinik Martina lagi, pintu rol klinik sudah diturunkan.
Welly mengerutkan kening dan dalam hati berkata dirinya kali ini ingkar janji pada Martina lagi.
Sudahlah, besok pagi cari kesempatan kembalikan pada dia saja.
Welly menyuruh Monica mengantarnya pulang ke sekolah. Ketika dia muncul di kamar asrama, Candra Zainal dan Donny Jaka segera mengelilinginya.
"Welly, kamu pergi ke mana? Kami mengikutimu keluar, tapi mencari sebentar tidak melihat bayanganmu!" Candra jelas sedikit cemas, dia takut Welly karena malu jadi melakukan hal bodoh.
"Iya Bang Welly," Donny juga khawatir dan berkata, "Aku dan Bang Candra tidak menemukanmu jadi kembali ke sekolah. Tapi mendapati kamu juga tidak ada di kamar asrama. Kamu ke mana, kami sangat mengkhawatirkanmu."
Welly tersenyum dan mengatakan dirinya tidak apa-apa. Lalu bertanya kenapa klinik Martina sudah tutup. Candra berkata, Ayahnya Martina menelepon menyuruhnya pulang, sepertinya sangat mendesak.
Welly menyahut dan tidak menganggap serius. Dia pergi mandi kemudian naik ke ranjang bersiap tidur.
Ketika Welly akan memejamkan mata, tiba-tiba Donny berseru, "s**t, kalian cepat lihat!"
Suara Donny sangat keras dan langsung mengaduk pergi rasa kantuk Welly yang baru naik. Dia bangun dengan malas dan bertanya, "Kenapa? Langit runtuh ya?"
Donny menggelengkan kepala dan berkata sedikit marah, "Kamu masuk siaran langsung sekolah! Jenny Wilston itu sedang siaran langsung!"
Welly menggelengkan kepala dan tertawa. Dari kejadian di toko hotpot, dia sudah sangat benci dengan Jenny ini, jadi tidak ada pikiran menonton siaran langsungnya.
Hanya saja Welly baru berbaring sudah mendengar Candra berkata keras, "Nenekmu, rubah genit ini masih memarahi kita di siaran langsungnya!"
Kemudian Welly dibangunkan paksa dan mendekat ke ponsel Donny.
Dalam siaran langsung, Jenny berdandan dengan trendi dan seksi. Di atas mengenakan kemeja ketat putih, tiga buah kancing kerah dilepas. Kulit yang putih setelah melewati filter kecantikan semakin bersiap keluar.
Saat ini, Jenny sedang berceloteh dan kata-katanya penuh sindiran.
"Hehe, aku tumbuh begitu besar masih belum pernah melihat orang yang begitu pencundang. Tiga laki-laki, malah dipukuli satu orang sampai berlutut mohon ampun!" Jenny tersenyum sinis, "Aku tidak pernah bertemu orang yang lemah seperti itu, dengan perilaku seperti itu juga menyukai kami? Menurut kalian orang-orang ini konyol tidak?"
Meskipun Welly tidak mendengar dari awal juga tahu yang dikatakannya adalah dirinya.
Hanya saja Welly tidak menyangka, si Jenny ini menyindirnya masih berani menjadikan dirinya sebagai lelucon di siaran langsung, sungguh keterlaluan.
"Sialan, jalang tengik ini, aku kirimkan komentar maki dia!" Candra mengambil ponselnya dengan kesal dan hendak log-in ke ruang siaran langsung untuk memaki orang.
Namun dihentikan oleh Welly. Welly menggelengkan kepala dan menyalahkan, "Kamu bodoh ya? Ruang siaran langsung ini di internal sekolah kita. Kamu memaki begitu, orang langsung tahu itu kamu. Kamu lihat di dalam ruang siaran langsung wanita ini, yang mana bukan anak orang kaya, bukankah nanti orangnya mengerjaimu?"
Welly baru selesai bicara, langsung melihat komentar yang sangat menonjol muncul di dalam ruang siaran langsung, "Wanita cantik Jenny, jangan marah. Jika kamu beneran benci dengan beberapa orang miskin itu, nanti aku cari orang bereskan mereka!"
Begitu komentar dikirimkan, orang itu langsung memberikan sebuah kapal pesiar.
Begitu kapal pesiar muncul, Jenny langsung tersenyum lebar dan berterima kasih. Meskipun di rumah Jenny juga ada sedikit kekayaan, tapi siapa yang akan menolak makanan seperti ini.
Terlebih lagi, kapal pesiar ini dua juta!
Orang itu pasti orang kaya. Memang benar orang-orang ini akan melakukan apa saja demi menyenangkan gadis.
Sekarang Candra juga mengerti maksud Welly. Jika dirinya benar-benar memaki orang, meskipun senang juga akan dibereskan orang.
"Kalau begitu kamu akan menahannya? Sialan, kesal sekali!" Candra memelototi Jenny di layar dengan kesal, perasaan itu seperti tidak sabar untuk menggigit mati orangnya.
Welly tersenyum, dia tentu saja tidak akan menahannya, hanya saja dia tidak bersuara.
Welly naik ke tempat tidur dan mengunduh aplikasi siaran langsung di ponsel barunya, kemudian mendaftarkan sebuah akun diam-diam dan mengisi dua ratus juta.