14 "Terimakasih sudah mengantar Nenek ke kafe pavorit nya," ucap Danial tersenyum di pintu kamar Akasia yang masih sedikit terbuka. Kamar Nenek dan Akasia bersebelahan, setelah memastikan Nenek istirahat dengan baik dan nyaman, Akasia pun memilih kembali ke kamarnya untuk istirahat. Tak menduga jika Danial mendatanginya dan mengucap terimakasih. "Sudah menjadi tugasku, Mas. Bukankah saya adalah pengasuh Nenek? Mas tidak usah berterima kasih," jawab Akasia dengan polosnya. "Lagipula, aku menyayangi Nenek. Aku senang bisa melewati banyak waktu bersamanya." Danial mendesah. Akasia selalu membuatnya salah tingkah akhir-akhir ini. Bahkan membuat pria seperti dirinya tidak berdaya dan tidak berkutik. Wanita dengan tatapan sendu itu bukan hanya telah mempesona, tapi juga membangun sebuah te