13 "A-akasia?" Angkasa mencari arah suara. "Kamu Akasia?"desis Akasia penuh dalam hati. Berharap wanita itu memandangnya. Sayang Akasia tidak mendengar suaranya apalagi menatap ke arah dirinya. Wanita itu tampak tengah fokus mengadukkan coklat panas untuk wanita tua yang duduk di sampingnya. Angkasa hanya bisa mematung. Menatap wanita yang tengah duduk di atas rerumputan halaman kafenya dengan d**a gemuruh. Ingin dia mendekat, tapi kakinya terasa berat. Terbayang besarnya kesalahan yang telah dia lakukan untuk wanita itu. Kesalahan yang dia ulang setelah Allah memberinya kesempatan untuk bersikap bijaksana dengan mengirimkan wanita itu dalam hidupnya. "Akasia, kamu pernah ke sini sebelum malam ini?" Suara Nenek terdengar jelas meski beradu dengan alunan life music di panggung yang