"Ketika kamu berubah karena Allah dan meninggalkan semua perlakuan burukmu termasuk cintamu kepada seseorang. Allah pasti akan ganti dengan yang lebih baik nantinya."
****
Talia POV
Keesokan harinya Talia sudah sampai di sekolah, ia menyalakan ponselnya untuk mendengarkan lagu memecah keheningan di saat teman- temannya lebih memilih untuk tidur di mejanya masing-masing. Ia pun memasangkan earphone di telinganya sambil membaca n****+ yang dibawanya. Saat sedang asyik dengan dunianya, beberapa saat kemudian Bella baru saja datang.
"Assalamualaikum, Talia," ucap Bella tersenyum riang. Talia mengalihkan novelnya dari wajahnya melihat Bella yang baru saja datang.
"Waalaikumsalam, tumben jam segini baru dateng, Bel. Biasanya kamu duluan yang dateng," kata Talia heran.
"Iya jadi tadi bareng adek aku, jadi anterin dia duluan deh ke sekolah," jawab Bella yang membuat Talia mengangguk dan melanjutkan membaca novelnya.
"Oiya, Tal, nanti istirahat aku bakal kenalin kamu ke Aliya yang kemarin aku ceritain itu loh," kata Bella sambil duduk di sebelahnya.
Talia yang masih melihat ke arah novelnya pun menjawab, "oh iya-iya, aku juga udah nggak sabar banget mau kenalan sama dia, kayaknya dia baik banget orangnya."
"Iya, Tal emang baik, aku juga nggak ngerti kenapa kita bisa kenal, bahkan deket kayak udah lama kita kenal padahal, baru juga kenal dia kemarin," jawab Bella bergeser melihat ke arah Talia.
"Iya mungkin Allah sengaja hadirkan dia buat kamu supaya kamu sadar dan berhenti ngejar sesuatu yang nggak pantes kamu perjuangin," ucap Talia sambil meletakkan novelnya dan melepaskannya earphonenya.
"Bukan untuk aku juga pastinya, untuk kita, kamu, aku dan Rey," ucap Bella.
"Iyaps kamu benar." Mereka pun berdua tertawa bersamaan.
.
.
.
Bel istirahat berbunyi Talia dan Bella segera keluar kelas dan ke kantin untuk mengisi perut mereka yang keroncongan sama dengan murid lain yang juga ke kantin untuk mengisi perut mereka, setelah lama jam pelajaran yang membuat mereka kehabisan energi untuk berfikir.
"Nah, Bel, kamu cari tempat duduk aja biar aku yang pesen makanan okey," ucap Talia kepada Bella.
"Iya aku duduk di pojok ya, pesenan kayak biasa aja." Talia mengganguk dan pergi untuk memesan makanan sedangkan Bella mencari tempat duduknya.
Setelah memesan makanan Talia kembali dengan membawa makanannya dan makanan pesanan Bella ke tempat duduk sambil memasang muka cemberutnya.
"Nih, Bel, kesel tau nggak antriannya panjang, mana nggak ada yang mau sabar lagi," kata Talia mengadu.
"Sabar dek, saat kamu bersabar Allah selalu bersamamu, apa kamu nggak mau Allah selalu bersama kamu?" kata Aliya yang melihat Talia datang langsung merengut.
"Eh iya kak" Talia salah tingkah sendiri karena Tadi dia belum menyadari ada seseorang disitu dan bella hanya cengengesan melihatnya.
" nah tal, kenalin ini aliya yang aku ceritain waktu itu. Dan al ini Talia sahabat aku, ada lagi sebenernya Rey tapi dia lagi ga masuk karena ada acara di Bogor" jelas bella dan mereka pun bersalaman sebagai perkenalan.
" hay Talia, aku anak baru kelas 11, Salam Ukhuwah" Kata aliya
" hay juga kak, aku kelas 10 sama kayak bella, satu kelas juga, btw
Salam ukhuwah itu apa ? Tanya Talia
" Salam ukhuwah ( سلام اخوة ) = Salam persaudaraan " jawab aliya
" oh gitu, keren bisa bahasa Arab" jawab Talia kagum
" ga kok dikit doang" jawab aliya
"Mau dong diajarin" Kata aliya
"Boleh, kapan kapan aku ajarin nanti" jawab aliya
"Oke sip" jawab talia
"Oh iya, Bel, Tal hari minggu besok ada kajian tentang "hijrah cinta" kalian mau ikut ga ?, lumayan bakal banyak pelajaran yang kita ambil dari kajian itu" Tanya aliya
"Ehmm.. Inshaallah deh al nanti kalo bela bisa bela hubungin, oh iya Minta nomor kamu dong" Kata Bela
"Iya aku juga kak,siapa tau kalo aku bisa aku mau ikut" jawab talia
Mereka pun bertukar ponsel untuk menyimpan nomor masing masing.
"Udah mau bel nih aku masuk duluan ya" pamit aliya
"Okey, kita masuk juga deh" jawab Talia
Aliya pun pamit menuju kelasnya dan Bela serta Talia pun berjalan menuju kelasnya.
"Subhanallah bel kayak nya aliya alim banget ya,semoga dengan kehadiran dia lo bisa memperbaiki diri dan ga berharap Sama manusia es lagi, Gw bakal terus Bantu lo Bel,,, itu kan gunannya sahabat. Mulai sekarang kita bakal hijrah menjadi lebih baik lagi." Kata Talia
"Iya gw juga bersyukur banget Tal, walaupun mungkin ini ada hikmahnya kak azka ga respon gw,coba kalo dia ramah terus respon gw padahal dia ga cinta gw itukan namanya maksa,,, dan kalo pun ga maksa terus nanti pacaran ujung ujungnya zina,, astagfirullah... Allah itu bijak ya tau yang terbaik untuk setiap umatnya hanya saja kadang kita yang terlalu menyalahkan dia atas kesusahan yang kita dapat,,, padahal selalu ada hikmah dari cobaan yang dia berikan" jelas Bella
"Iya lo bener gw salut Sama lo udah yuk masuk, kita mulai belajar nuntut ilmu hehehe,," jawab Talia
"Iya dipuji Karena cantik memang menyenagkan tapi dipuji Karena prestasi jauh lebih membanggakan iyakan" Kata Bella
"Iyaps"
Mereka pun lanjut mengikuti pelajaran dengan serius.
.
.
.
Talia POV
Setelah berkenalan dengan aliya Tadi entah kenapa membuatku menjadi bingung,,, satu sisi aku takut bella melupakan ku Karena temen baru nya yang bisa dikatakan lebih baik dari ku. Aliya yang baru mengenal bella Saja bisa membuat bella sadar akan cinta nya yang salah selama ini, sedangkan aku dan Rey beribu Kata untuk memperingati nya selalu Saja gagal. Bagaimana jika aku dibuang begitu aja oleh bella karena teman baru nya..
Talia menghembuskan nafas nya Berar sambil mengucapkan istigfar.
"Astagfirullah aku telah berseudzon kepada sahabat ku sendiri,, maafkan aku YaAllah"
"Talia kamu kenapa?" Kata Bella yang mendengar sedikit ucapan talia.
"Eh gpp kok bel"
"Kamu bohong talia" jawab bella langsung menghadapkan muka talia untuk melihatnya.
"Engga papa bel" Kata talia sambil membuang mukanya.
"Talia aku tau ada yang kamu sembunyiin dari aku, kamu boong pun aku tau tal" Kata bella, namun talia hanya mampu menangis, jujur ia sangat takut kehilangan sahabatnya Bella selama ini talia anak tunggal bisa mengenal bella dia merasa mempunyai kakak walaupun mereka sering bertengkar.
Bella segera memeluk Talia dan menenangkannya, bella tidak memaksa talia untuk menceritakannya sekarang bella yakin nanti pasti talia akan menceritakannya.