Kunjungan

1578 Kata
Setelah 1 jam menempuh perjalanan, kereta putri keluarga Cao akhirnya sampai di istana Weiyang. Ini adalah kedatangan Cao Xiao yang kedua kalinya di istana Weiyang, sementara Cao Hua yang biasanya terlibat dalam kegiatan militer sudah terbiasa dengan istana megah ini. Kereta yang mereka tumpangi segera berhenti begitu mereka memasuki area dalam istana. Xue Yang secara pribadi memimpin Cao Xiao dan Cao Hua menuju istana Fenghuang. Dari luar istana Weiyang nampak sibuk, beberapa pelayan dan juga perawat tampak sibuk.Xue Yang melihat penjaga sedang berjaga di pintu masuk dan segera melapor, “Aku adalah komandan Xue. Aku membawa kedua saudari permaisuri Xianmu. Mereka berdua adalah nona Cao Xiao dan nona Cao Hua.” Penjaga itu mengangguk dan membuat suara persetujuan. Sesaat setelah itu, Xue Yang dan kedua gadis itu masuk ke istana Fenghuang. Di dalam kamar permaisuri itu tampak terlihat wanita tua yang berpakaian mewah, itu adalah janda permaisuri agung. Xue Yang, Cao Xiao, dan Cao Hua yang melihat kehadiran nenek kaisar Xian ini segera membungkuk dan memberi hormat. “Komandan Xue memberi hormat pada yang mulia janda permaisuri agung.” Ujar Xue Yang. “Salam kepada janda permaisuri agung. Cao Xiao dan Cao Hua menyapa.” Ujar Cao Xiao. Wanita itu memandang kedua gadis yang kini tengah membungkuk kepadanya itu, matanya tersenyum. Janda permaisuri tidak banyak mengucapkan sesuatu, dia hanya mengangguk dan berbicara, “Kalian semua bangunlah. Ini baik sekali, permaisuri yang tengah koma pasti bisa merasakan kehadiran kalian.” Jari jemari janda permaisuri agung itu tidak berhenti dari membolak-balikkan tasbih Buddha. Matanya sesekali melihat wajah permaisuri Xianmu yang tengah tertidur lelap. Ini sudah lewat dari dua hari, tapi permaisuri Xianmu masih belum bangun juga. “Panggil Chu Fei Yang! Anak itu harus memeriksa permaisuri sekali lagi.” Ujar janda permaisuri. Para pelayan mengangguk dan segera bergegas, “Baik yang mulia.” Bahkan sebelum pelayan itu melangkahkan kakinya, suara sama yang terdengar sangat lemah keluar dari mulut permaisuri Xianmu, “Nenek…” Janda permaisuri terkejut, begitu pula semua orang yang berada di ruangan itu. Janda permaisuri agung bangkit dari kursinya dan segera mendekat ke arah permaisuri Xianmu, “Permaisuri, apakah tadi permaisuri memanggil nenek?” Kedua mata janda permaisuri agung itu kembali meneteskan air mata. Wajah keriputnya kini di banjiri tangis bahagia, “Syukurlah, langit sangat menyayangi permaisuri Xianmu.” “Kalian, bergegaslah paggil tabib. Panggil Chu Fei Yang kemari.” Perintah janda permaisuri. Kedua saudari permaisuri Xianmu yang saat itu juga tengah berada di ruangan itu tidak bisa membantu, tapi tangis kebahagiaan tengah meliputi mereka berdua. Xue Yang yang tangguh juga tidak banyak berekspresi, hanya saja senyuman tulusnya sudah membuktikan kebahagiaannya. “Nenek kekaisaran, kakak, dan juga Cao Hua jangan menangis lagi.” Ujar permaisuri Xianmu dengan suara yang masih lemah. Janda permaisuri agung terus menatap wajah cucu menantunya itu dengan tatapan menyedihkan. Air matanya semakin tak terbendung dan kembali membasahi pipi tuanya, “Ini salah orangtua ini. Permaisuri mengorbankan nyawa hanya untuk nenek tua ini.” Mendengar ucapan nenek kekaisaran yang penuh dengan rasa bersalah dan penyesalan itu membuat hati permaisuri Xianmu menjadi sakit, “Nenek, ini adalah wujud bakti cucu ini pada nenek kekaisaran. Jangan menyalahkan diri nenek lagi, cucu ini senang saat mengetahui nenek baik-baik saja. Lihatlah, cucu ini sangat kuat sekarang. Aku berjanji tidak akan meninggalkan nenek dan kaisar. Cucu ini tidak membiarkan kalian berada dalam bahaya.” Mendengar ucapan tulus permaisuri Xianmu ini, janda permaisuri agung merasa sangat bersyukur. Tangan keriputnya memegang erat tangan permaisuri Xianmu yang mulai menghangat, “Permaisuri Xianmu adalah berkah yang dikirim langit untuk kita semua.” Selang beberapa lama, Chu Fei Yang datang. Ia tampak santai dan segera memberi hormat pada janda permaisuri agung. Tatapannya segera beralih ke dua saudari permaisuri Xianmu, tapi itu hanya sebentar sebelum akhirnya janda permaisuri agung mengomelinya, “Fei Fei! Apakah kau tidak bisa tidak melihat dua keindahan itu. Kau adalah tabib permaisuri Xianmu, cepat lakukan tugasmu.” Mendengar nenek tua itu mulai mengomelinya, Chu Fei Yang mulai memasang ekspresi jengkel di wajah tampannya. Ia berbicara dengan meledek, “Ya, ya , tentu saja hamba harus memeriksa yang mulia permaisuri Xianmu.” Melihat seseorang tengah menjadi bahan lelucon, Cao Hua tidak bisa menyembunyikan tawanya. Cao Xiao yang menyadari hal ini segera menegurnya, “Jangan berulah!” Tapi Chu Fei Yang telah melihat kelakuan adik permaisuri Xianmu itu. Ia kemudian berkomentar, “Aiya adik kecil, apakah ini menyenangkan untuk melihat seseorang di omeli?” Cao Hua masih cekikikan, sementara itu Cao Xiao segera membungkuk atas nama adiknya, “Mohon tuan muda Chu untuk memaafkan adikku ini. Dia belum dewasa, silahkan tuan muda menghukum saya karena tidak bisa mendidik adik saya dengan baik.” Semua kata-kata yang di ucapkan oleh Cao Xiao itu seolah-olah hilang dan tak terdengar di telinga Chu Fei Yang. Matanya terus menatap keindahan yang kini tengah membungkuk kepadanya itu. Tapi lamunan itu segera berakhir begitu janda permaisuri agung mengomelinya kembali, “Bocah nakal! Cepat periksa permaisuri.” Chu Fei Yang melotot secara dan secara acuh tak acuh berbicara pada nenek kekaisaran. “Baiklah, hamba mengerti.” Ekspresi bodoh Chu Fei Yang segera berubah menjadi ekspresi serius begitu ia mulai melakukan pemeriksaan denyut nadi pada permaisuri Xianmu. Wajah tampan Chu Fei Yang penuh dengan pemikiran. Setelah beberapa saat, akhirnya ia menyelesaikan pemeriksaannya, “Hmm, permaisuri Xianmu dalam keadaan baik. Akhirnya yang mulia bisa memulai proses pemulihan, tidak ada yang salah dengan tubuhnya. Hamba jamin permaisuri Xianmu akan segera pulih.” Mendengar hal ini semua orang yang berada di ruangan itu menghela napas lega dan penuh rasa syukur. Begitu pula permaisuri Xianmu, “Terima kasih karena tuan muda Chu telah menyelamatkanku.” Chu Fei Yang tersenyum dengan bangga, “Ini adalah tugas hamba untuk melayani keluarga kekaisaran.” Permaisuri Xianmu melihat sekelilingnya, ia tampak mencari seseorang. Seseorang yang biasanya akan tersenyum padanya, seseorang yang biasanya akan selalu menemaninya. Ia kemudian berbicara, “Di mana Mian Mian?” Mendengar pertanyaan permaisuri Xianmu itu, kepala palayan segera berbicara, “Gadis kecil itu tengah berlutut di halaman belakang. Luka di lengannya bahkan belum kering, tapi dia terus-terusan menyakiti dirinya. Ia merasa bersalah karena tidak bisa melindungi permaisuri.” Hati permaisuri Xianmu terpukul ketika mendengar hal ini. Mian Mian sudah berusaha melindunginya, lengannya bahkan terluka karena berusaha menghalangi kajahatan bandit itu. Dan sekarang gadis yang telah menemaninya sejak kecil itu tengah menghukum dirinya sendiri. Bagaimana mungkin hati permaisuri Xianmu tidak sedih? “Panggil Mian Mian, bawa gadis itu kehadapanku!” Permaisuri Xianmu memerintahkan. Kepala pelayan permaisuri Xianmu segera melaksankan perintah majikannya itu. Selang beberapa menit kepala pelayan datang dengan membawa Mian Mian yang tampak lesuh dan pucat. Permaisuri Xianmu melihat kedatangan mereka dan berbicara, “Mian Mian bantu aku untuk duduk.” Mendengar perintah permaisuri Xianmu itu, Mian Mian tidak lantas segera bergerak. Hal itu membuat janda permaisuri agung murka dan berteriak, “Gadis konyol! Cepat lakukan apa yang di perintahkan oleh permaisuri Xianmu.” Kedua kaki Mian Mian bergetar ketika ia melangkah maju. Langkahnya sedikit sembrono, kakinya yang ia gunakan untuk berlutut selama berhari-hari itu tidak seimbang sekarang. Hal itu membuat Mian Mian jatuh ketika ia berada di depan tempat tidur permaisuri Xianmu. Permaisuri Xianmu akhirnya menggunakan segenap kekuatannya untuk bangun dan duduk. Semua orang yang melihat hal ini segera berseru, “Yang mulia, anda harus kembali beristirahat!” Permaisuri Xianmu hanya mengabaikan teriakan orang-orang itu dan tetap duduk. Ia kemudian melirik ke bawah kakinya dan melihat Mian Mian yang tengah menangis tersedu-sedu. Permaisuri Xianmu masih bersikap tenang, “Kenapa kau menangis? Apa aku menakutimu? Kau bahkan tidak menunjukkan rasa bahagiamu ketika aku sadar dan lebih memilih untuk berlutut di halaman belakang. Apakah berlutut di halaman belakang bisa memberikan jodoh untukmu?” Kalimat terakhir yang di ucapkan oleh permaisuri Xianmu itu bernada ledekan. Ia akhirnya melemaskan ekspresinya. Mian Mian hanya terisak hingga selang beberapa saat ia berbicara, “b***k ini sungguh tidak berguna. b***k ini tidak bisa melindungi yang mulia permaisuri. Bahkan dengan seribu kematian, b***k ini tetap akan berdosa. Mohon permaisuri mencabut nyawa hamba.” Mendengar semua beban yang telah Mian Mian sembunyikan ini membuat hati permaisuri Xianmu bersedih. Ia benar-benar merasakan besarnya perhatian dan kekhawatiran Mian Mian terhadapnya. Air mata mengalir dari pipi permaisuri Xianmu, ia menjatuhkan dirinya dan duduk di samping Mian Mian. Semua orang memperhatikan adegan mengharukan ini dan tidak bisa berkomentar lebih jauh ketika mereka merasakan hubungan antara tuan dan majikan yang begitu dalam. “Mian Mian, kau sudah melayaniku sejak aku kecil. Kau bahkan gadis kecil yang dengan senang hati mau menemaniku, kau tidak pernah meninggalkanku walau aku selalu bersikap konyol padamu. Dan perihal kejadian tempo hari, siapa yang mengatakan kalau tidak melindungiku? Luka mu ini bahkan belum mengering dan kau mengatakan kalau kau tidak berguna? Aku bersyukur memilikimu di sisiku. Kau bukan hanya sekedar b***k untukku, tapi kau sudah aku anggap sebagai saudariku sendiri. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu, termasuk dirimu sendiri.” Mian Mian hanya bisa berurai air mata ketika melihat ketulusan majikannya ini. Hatinya penuh dengan rasa syukur yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Bibirnya bergetar saat ia mulai berbicara, “Yang mulia begitu baik pada Mian Mian. Izinkan b***k ini membalas kebaikan permaisuri. Nyawa Mian Mian milik permaisuri sekarang.” Permaisuri Xianmu tidak bisa menahan dirinya untuk tidak memeluk Mian Mian. Dengan segala kerendahan hati permaisuri Xianmu memeluk erat Mian Mian sembari berbisik, “Gadis bodoh, jangan pernah menyakiti dirimu lagi. Aku akan menghukummu kalau sampai hal itu terjadi.” “Kaisar Xian tiba!” pengumuman yang mengejutkan itu tiba-tiba terdengar dan membuat seisi ruangan segera bangkit untuk menyambut kaisar Xian.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN