Semua orang yang berada di dalam istana Fenghuang serentak berdiri ketika kaisar Xian memasuki ruangan permaisuri, “Hormat pada yang mulia kaisar Xian.”
Kaisar Xian tidak banyak mempedulikan hal itu, ia hanya mengangguk sedikit sebelum akhirnya berjalan lurus dengan langkah kaki tergesa-gesa menuju ke permaisuri Xianmu. Saat ini permaisuri Xianmu masih duduk di lantai bersama Mian Mian, melihat kaisar Xian datang ia segera berdiri. Kekuatannya untuk berdiri masih lemah, Mian Mian segera meminjamkan lengannya untuk menjadi penopang bagi permaisuri Xianmu.
“Permaisuri memberi hormat pada yang mulia kaisar.” Ujar permaisuri Xianmu dengan senyuman di wajahnya yang masih pucat.
Tapi kaisar Xian tidak mengatakan apa-apa, dia hanya diam dan menatap permaisuri dengan tatapan penuh kerinduan. Mian Mian yang menyadari hal ini segera menyingkir dan membiarkan tangan permaisuri di pegang oleh kaisar Xian. Para tamu yang sekarang menyaksikan pemandangan ini langsung bergegas keluar dari istana Fenghuang. Mereka dengan jeli melihat kaisar Xian yang hanya ingin berduaan dengan permaisurinya. Mendengar suara pintu berderit dan akhirnya tertutup, kaisar Xian akhirnya memeluk permaisuri Xianmu dengan begitu erat. Permaisuri Xianmu hanya diam, karena kesulitan bernapas, ia akhirnya bebricara, “Yang mulia membuatku tidak bisa bernapas.”
Kaisar Xian acuh tak acuh, “Ini adalah hukuman untuk permaisuri karena telah membuatku khawatir.”
Setelah menyelesaikan kalimatnya itu, pelukan kaisar Xian pun tak kunjung melunak. Tapi luka jahitan di bahu permaisuri itu terlalu sensitive hingga akhirnya darah merembes keluar dari baju permaisuri Xianmu. Kaisar Xian mencium aroma darah dari tubuh permaisurinya dan ia segera menyadari kesalahannya, “Permaisuri lukamu, maafkan aku.”
Permaisuri Xianmu tetap tenang, “Aku tidak apa-apa. Yang mulia tidak perlu panik.”
Tapi kaisar Xian tidak bisa tidak panik, ia segera membuat keributan dan menyuruh pelayan memanggil Chu Fei Yang, “Seseorang, panggil tuan muda Chu sekarang!”
Sementara itu Chu Fei Yang yang baru saja keluar dari istana Fenghuang itu kini tengah berjalan bersama janda permaisuri dan kedua saudari permaisuri Xianmu, Cao Xiao dan Cao Hua. Mereka baru saja sampai di paviliun kecil di luar istana janda permaisuri. Chu Fei Yang nampaknya bahagia karena ada dua kecantikan yang kini bersamanya, tentu saja ia tidak akan melewatkan kesempatan ini.
“Ini adalah teh bunga osmanthus yang sangat di sukai oleh kaisar Xian. Silahkan nona Cao Xiao dan nona Cao Hua mencobanya.” Ujar janda permaisuri Agung.
Chu Fei Yang juga sudah memegang cangkir kecilnya, mulutnya hampir menyesap teh bunga osmanthus itu, tapi akhirnya gagal setelah Si Zhui datang memanggilnya.
“Tuan muda Chu, kaisar Xian memanggilmu.” Ujar Si Zhui dengan suara tenang.
Chu Fei Yang melotot pada Si Zhui yang di anggap telah merusak kebahagiaannya itu. Tapi ia hanyala Chu Fei Yang yang tidak akan pernah bisa lolos dari kaisar Xian, maka dengan langkah berat ia meninggalkan istana janda permaisuri.
Sepanjang perjalanan menuju istana Fenghuang, Si Zhui hanya bisa mendengarkan omelan dan celotehan dari Chu Fei Yang. Mulut Chu Fei Yang terus berkicau layaknya burung. Hingga akhirnya celotehan itu berhenti begitu mereka berdua sampai di depan pintu istana Fenghuang.
“Tuan muda Chu di sini yang mulia.” Ujar Si Zhui.
“Yah, hamba tiba yang mulia.” Chu Fei Yang secara acuh tak acuh membungkuk.
“Jangan banyak bicara, cepat periksa permaisuri. Lukanya berdarah lagi.” Ujar kaisar Xian yang panik.
Wajah menyebalkan Chu Fei Yang juga berubah drastis dan menjadi lebih panik dari kaisar Xian. Ia segera mendekat ke arah permaisuri dan melihat noda darah di pakaian permaisuri.
“Kenapa hal ini bisa terjadi?” tanya Chu Fei Yang.
Kaisar Xian masih berusaha menjaga harga dirinya, “Ehem, ah ini karena aku memeluknya terlalu erat.”
Mendengar hal ini Chu Fei Yang tidak bisa menahan lirikan matanya pada kaisar Xian. Melihat karya maha besarnya hancur, Chu Fei Yang hanya bisa menelan amarahnya ke perut. Ia kemudian menarik napas hingga kemudian berbicara, “Yang mulia, tolong kendalikan diri anda.”
Melihat kedua saudara ini mulai menyalakan api pertikaian, permaisuri Xianmu akhirnya menjadi penengah di antara keduanya, “Tuan muda Chu, aku tidak apa-apa. Ini sama sekali tidak sakit.”
Chu Fei Yang tidak banyak berbicara lagi, ia kemudian menyuruh permaisuri Xianmu membuka pakaiannya agar ia bisa dengan mudah mengobati lukanya itu. Tentu saja kaisar Xian merasa tidak nyaman denga hal ini. Kaisar Xian berusaha semaksimal mungkin melindungi permaisuri Xianmu dari rubah kecil, Chu Fei Yang.
“Luka ini tidak terbuka sama sekali, hanya saja tekanan yang kuat membuatnya sedikit mengeluarkan darah.” Ketika mengatakan hal ini Chu Fei Yang menatap ke arah kaisar Xian.
Kaisar Xian tidak bisa membantu, tapi ia segera berbicara dengan senyuman tulus, “Terima kasih Fei Fei.”
Chu Fei Yang menambahkan, “Salep yang aku berikan itu harus permaisuri oleskan setiap malam. Dengan salep itu luka permaisuri akan cepat mengering dan akan mengurangi bekasnya.”
Permaisuri mengangguk sebelum akhirnya berkata, “Terima kasih tuan muda Chu. Aku akan selalu mengingatnya.”
Setelah itu Chu Fei Yang segera bertolak keluar istana Fenghuang dengan terburu-buru. Ia sepertinya tidak bisa menyerah pada dua keindahan yang di tinggalnya di istana janda permaisuri tadi.
Melihat kondisi permaisuri Xianmu yang masih lemah itu, kaisar Xian memutuskan untuk membiarkannya beristirahat. Sang kaisar pergi dari istana Fenghuang segera setelah Mian Mian datang untuk menemani permaisuri Xianmu.
“Yang mulia kaisar, apakah anda akan pergi ke departemen kehakiman sekarang?” Si Zhui bertanya.
Kaisar Xian, “Ayo kita kesana. Aku sendiri yang akan menguliti para bandit terkutuk itu.”
Wajah penuh amarah kaisar Xian itu tiba di departemen kehakiman. Ia melihat menteri kehakiman tengah mengintrogasi para bandit-bandit yang masih bertahan. Mata kaisar Xian penuh dengan kebencian saat ia memasuki lapangan penyiksaan.
“Kaisar Xian tiba!!” teriak kasim yang mengumumkan kedatangan kaisar.
Semua penjaga dan petugas segera membungkuk begitu melihat kaisar Xian. Hawa dingin menerpa semua orang yang berada di lokasi, mereka bisa menyaksikan tatapan penuh kebencian dari kaisar Xian.
“Jadi ini bandit-bandit yang berani melukai permaisuriku dan nenek kekaisaran?” ucapan kaisar Xian tidak keras dan tidak juga lembut, tapi berhasil membuat orang yang mendengarnya ketakutan.
Hawa pembunuh muncul dari wajah tampan sang kaisar, ia tersenyum dengan dingin sebelum akhirnya mendekat ke arah para bandit yang berhasil di tangkap, “Ah, aku pernah melihatmu.”
Bandit yang kini tak berdaya itu hanya bisa menatap wajah kaisar Xian dengan tatapan menjijikkan, “Kaisar Anjing sepertimu sangat tidak berguna!!”
Semua orang yang mendengar ucapan bandit ini sangat terkejut, sekilas terlihat amarah dari para pejabat kehakiman, “Kau bandit terkutuk! Beraninya kau menghina kaisar!”
Bandit itu masih tersenyum dan bersikap arogan, “Bunuh saja kau! Aku tidak takut pada kaisar Anjing sepertinya!!”
Mendengar hal ini Si Zhui diliputi rasa amarah yang begitu besar. Pedangnya nyaris menebas leher bandit itu. Tapi kaisar Xian menghalanginya dengan gerakan santai. Kaisar Xian hanya berjalan santai dan kemudian tertawa dingin, “Ahahah, benarkah? Aku memang berniat untuk membunuhmu. Bahkan seribu kematian tidak akan bisa menebus dosamu pada keluarga kekaisaran. Aku ingat saat itu kau berulah di pasar dan permaisuri datang untuk menghalangi kejahatanmu itu. Tapi siapa yang menyangka, setelah sekian lama kau masih tidak bertobat dan semakin menjadi-jadi. Tentu saja aku harus melenyapkanmu dan mengirimmu ke raja neraka.”
Bandit itu berbicara, “Pei!! Bunuh aku, lakukan apa yang kau mau kaisar Anjing!”
Kaisar Xian menatap wajah kotor bandit itu dan tersenyum, “Aku penasaran apa kau masih akan bersikap arogan seperti ini setelah tau bahwa aku tidak hanya akan membasmimu dari bumi ini?”
Mata bandit itu bergetar, tatapannya mulai teralihkan saat ia mendengar ucapan kaisar Xian ini. Kaisar Xian melanjutkan, “Aku tidak hanya akan membunuhmu, aku takut kau kesepian. Jadi bagaimana kalau keluargamu juga pergi menemanimu menghadap raja neraka?”
Bandit itu tidak mengira bahwa kaisar Xian adalah orang yang sangat menakutkan. Ia tidak menyangka bahwa keluarganya akan ikut bertanggung jawab atas kajahatannya. Matanya berubah penuh ketakutan, bandit itu berbicara, “Jangan bunuh keluargaku! Aku mohon!”
“Kalau begitu, katakan! Di mana markas para bandit yang telah meresahkan ibu kota! Kalau kau mau bernegosiasi denganku, maka aku akan membebaskan keluargamu.” Ujar kaisar Xian.
Kaisar Xian sudah merencakan hal ini begitu ia tau para bandit inilah yang mencelakai permaisuri. Kaisar Xian mulai menyelidi segala kasus yang di akibatkan oleh bandit jalanan ini. Hingga akhirnya kaisar Xian menemukan fakta bahwa para bandit ini hanyalah pion dari perkumpulan bandit besar di Chang’an.
Si Zhui sepenuhnya mengambil alih penyiksaan bandit yang awalnya dilakukan oleh para petugas departemen kehakiman. Pedangnya sesekali akan mengiris daging yang ada di tubuh para bandit itu. Ketika para bandit memilih untuk diam, maka sedikit demi sedikit daging di tubuh mereka akan terlepas.
“Katakan! Di mana markas besar kalian?” teriak kaisar Xian.
“Ampuni kami yang mulia! Kami akan mengatakan semuanya asal yang mulia mau mengampuni keluarga kami.” Salah seorang perwakilan bandit akhirnya memilih untuk membuka mulut setelah daging di kakinya terkelupas oleh pedang Si Zhui.
“Kau pengkhianat!!” teriak salah seorang bandit sembari meludah pada bandit yang memilih buka suara itu.
“Si Zhui.” Kaisar Xian memberi aba-aba pada Si Zhui dan Si Zhui yang menagkap aba-aba itu segera menghunuskan pedangnya ke arah leher bandit yang memilih untuk bungkam itu. Para bandit ketakutan setengah mati setelah melihat kepala rekan mereka menggelinding ke bawah tanah.
“Ampuni kami kaisar!! Ampuni kami.” Teriakan para bandit semakin menjadi-jadi.
“Ini adalah penawaranku yang terakhir kalinya. Dengar, aku akan membebaskan keluarga kalian dan aku juga tidak akan membunuh kalian. Dengan syarat kalian harus memberi tahuku di mana markas besar bandit di Chang’an!!” mata kaisar Xian menunjukkan ketegasan yang membuat setiap orang yang melihatnya menahan napas.
“Baik, baiklah. Kami berjanji akan memberi tahu anda.” Salah seorang bandit terisak.
“Katakan!!” Bentak kaisar.
“Markas besar kami berada di perbatasan ibu kota Chang’an. Di pinggiran ibu kota ada sebuah rumah b****l besar. Di sanalah markas kami, di rumah b****l itu ada sebuah jalan rahasia bawah tanah yang terhubung dengan gua. Mereka semua berada di sana.” Ujar salah satu bandit.
“Kau benar-benar bijak tuan bandit.” Ujar kaisar.
“Semuanya dengarkan perintahku!! Aku ingin kalian semua mengerahkan pasukan untuk menangkap para bandit yang meresahkan masyarakat ini. Tangkap mereka semua dan bunuh. Dan untuk bandit-bandit ini, sesuai janjiku, aku tidak akan membunuh mereka. Sebagai gantinya potong lengan kanan mereka lalu bebaskan mereka.” Perintah kaisar.
“Kami mematuhi titah kaisar.”
Wajah penuh syukur terpancar dari para bandit itu. Walau pun mereka harus kehilangan salah satu lengannya, tapi setidaknya mereka tidak kehilangan kehidupan dan keluarganya. Ini semua sudah lebih dari cukup, sebuah rasa kasihan yang mungkin tidak akan mereka dapatkan dari kaisar lain di dunia ini.
Kaisar Xian segera berlalu meninggalkan departemen kehakiman. Langit sore telah berganti menjadi malam saat kaisar dan Si Zhui keluar dari departemen yang paling menyeramkan itu. Si Zhui mempunyai segudang pertanyaan di wajahnya, tapi ia sama sekali tidak berani untuk bersuara. Melihat wajah lesuh kaisar Xian, Si Zhui memilih untuk diam dan mengubur rasa penasarannya. Tapi kaisar Xian sudah mengenal Si Zhui sejak lama, jadi ia tau pasti apa yang sedang di pikirkan oleh pengawal pribadinya ini.
“Katakan, kau memiliki sesuatu di benakmu kan? Jangan membuatku mati penasaran, bicaralah.” Ujar kaisar.
Si Zhui akhirnya berbicara, “Maafkan hamba, tapi hamba benar-benar penasaran kenapa kaisar bisa bermurah hati melepaskan orang yang telah melukai permaisuri Xianmu?”
Kaisar Xian menyesap teh osmanthus kesukaannya, pertanyaan dari Si Zhui itu mengalir ke telinganya. Senyuman kaisar Xian terlihat menawan saat ia mulai berbicara, “Apa aku benar-benar kelihatan murah hati? Ahahahha, lengan mereka akan di potong dan mereka akan di lepaskan setelahnya. Di suhu yang sangat dingin ini luka itu akan bertambah parah. Jika mereka beruntung, mereka akan pergi ke tabib untuk mengobati mereka. Tapi tabib di luar sana mengetahui jenis luka ini melebihi siapa pun. Luka bekas hukuman istana pastilah meninggalkan bekas, jadi para tabib akan berpikir dua kali untuk mengobati mereka.”
Kaisar Xian kembali diam dan membiarkan Si Zhui untuk meresapi makna dari kata-katanya. Si Zhui akhirnya mengerti, “Jadi maksud yang mulia…”
Kaisar Xian menepuk pundak Si Zhui dengan bangga, “Kau benar. Para tabib tidak akan mau mengambil resiko untuk mengobati para pengkhianat negara. Mereka akan kedinginan di jalanan dengan luka mengerikan itu. Siapa yang akan menyangka jika luka itu akan membusuk seiring dengan perkembangan waktu. Aku berani menjamin mereka akan mati di jalanan dalam beberapa hari.”
Si Zhui tidak bisa berkomentar lebih jauh, dia hanya bisa mengagumi kecerdasan kaisar Xian. Rasa sakit karena bekas luka dari lengan yang terpotong akan membuat para bandit itu memilih untuk mati. Dan sekarang Si Zhui mengerti kenapa kaisar Xian memilih untuk menjatuhi hukuman ringan pada para bandit itu. Ini sama halnya dengan mati secara perlahan namun menyakitkan, mereka akan tersiksa saat luka itu semakin membusuk.
Kaisar Xian menambahkan, “Mereka tidak boleh mati secepat itu. Setidaknya mereka harus merasakan daging mereka robek, sama seperti yang di rasakan oleh permaisuriku.”
“Ah iya, aku harus ke istana Fenghuang. Ayo kita kesana.” Kaisar Xian bangkit dari kursinya begitu ia selesai bicara.