Sudah larut malam saat kaisar Xian sampai di istana Fenghuang. Tapi lampu dari dalam kediaman permaisuri itu belum padam, itu artinya permaisuri Xianmu masih terjaga. Kaisar Xian mendekat, kasim yang berjaga berniat untuk mengumumkan kedatangannya, tapi kaisar Xian menghalanginya. Kaisar Xian akhirnya memasuki istana bersama Si Zhui. Di dalam istana ada Chu Fei Yang dan beberapa perawat istana. Melihat masih banyak orang di istana Fenghuang selarut ini, kaisar Xian tidak bisa tidak bertanya, “Ada apa ini? Kenapa kalian masih berada di kamar permaisuri?”
Chu Fei Yang sekali lagi melupakan tata keramanya, ia bahkan belum memberi hormat pada kaisar Xian saat ia mulai mengomel, “Kaisar, permaisuri menolak untuk meminum obat.”
Permaisuri Xianmu melotot pada Chu Fei Yang, sementara Chu Fei Yang menelan ludah karena merasa ketakutan. Kaisar Xian menghela napas dan melirik permaisuri Xianmu. Tapi permasuri Xianmu segera berdalih dan membela dirinya, “Yang mulia, aku bukan bermaksud untuk tidak meminum obat. Hanya saja aku akan meminumnya nanti saat obatnya sudah dingin.”
Kaisar Xian membuat suara dan menyuruh semua orang untuk pergi dari kamar permaisuri Xianmu, “Keluar, aku akan merawat permaisuri sendiri.”
Semua orang akhirnya keluar dan hanya menyisakan kaisar Xian dan permaisuri Xianmu berdua di ruangan itu. Kaisar Xian memegang mangkuk kecil yang berisi obat permaisuri Xianmu di tangannya. Alis hitam permaisuri Xianmu merajut saat ia melihat tatapan kaisar Xian yang licik, ia yakin bahwa ia tidak akan bisa lari sekarang.
Tapi sekali lagi kaisar Xian tidak mengucapkan sepatah kata pun sebelum akhirnya ia meminum obat permaisuri Xianmu. Dengan cekatan kaisar Xian membantu permaisuri Xianmu menelan obatnya. Lidah lembut kaisar Xian menerobos masuk ke mulut permaisuri Xianmu dan membiarkan semua cairan pahit itu mengalir ke tenggorokannya. Permaisuri Xianmu langsung batuk beberapa kali karena kaget.
“Ini adalah hukuman untuk permaisuri yang nakal.” Kaisar Xian menyeka mulutnya dengan sapu tangan sutra saat mengatakan ini.
Sementara itu permaisuri Xianmu yang shock terlihat memerah. Ia tidak mengatakan apa-apa dan hanya mengambil manisan yang ada di meja. Tapi kaisar Xian menangkap manisan itu dengan mulutnya saat permaisuri Xianmu barus saja akan menggigit manisan itu. Kaisar Xian tersenyum, “Ini manis.”
“Kaisar, anda benar-benar mengambil keuntungan.” Ujar permaisuri Xianmu.
Kaisar Xian hanya tertawa melihat reaksi permaisurinya itu. Permaisuri Xianmu juga bertanya kenapa kaisar Xian datang selarut ini, dan kaisar Xian menjawab, “Aku sangat sibuk hari ini. Tapi aku harus melakukan tugasku atau si bocah tengik Chu Fei Yang itu akan mengomel padaku karena aku tidak mengoleskan salep ini pada lukamu.”
Permaisuri Xianmu gemetar, “Apa maksud kaisar? Apa kaisar Xian akan menyuruhku untuk membuka bajuku?”
Kaisar Xian tersenyum licik, “Bukankah tadi aku sudah membuka baju permaisuri?”
Permaisuri Xianmu menatap wajah kaisar Xian dengan rasa jengkel, “Itu kan dalam keadaan darurat. Biarkan Mian Mian melakukannya.”
Kaisar Xian tidak menyerah dan memojokkan permaisuri Xianmu. Tangan kaisar Xian menopang dagunya saat ia berbicara dengan suara manja, “Jangan malu. Ini bukan apa-apa bagiku, sewaktu permaisuri Xianmu sakit dan harus menjalani pembedahan. Aku lah orang yang menanggalkan semua baju permaisuri, aku bahkan sudah melihat semuanya. Jadi bersikaplah sewajarnya dan biarkan suamimu ini menerapkan salep di punggungmu.”
Permaisuri Xianmu, "....."
Permaisuri Xianmu hanya diam dan tidak berbicara. Tapi wajahnya memerah karena malu, ia tidak bisa menyangkal lagi. Dan akhirnya ia menyerah, permaisuri Xianmu memutar badannya dan membiarkan kaisar Xian menanggalkan atasannya. Kaisar Xian menatap punggung putih itu, punggung yang seharusnya mulus tanpa bekas luka. Tapi kini ada luka yang baru saja kering dan mungkin saja akan meninggalkan bekas yang tidak akan hilang untuk seumur hidup. Suasana sangat hening, baik kaisar Xian maupun permaisuri Xianmu tidak mengatakan apa-apa. Permaisuri Xianmu hanya merasakan jari seseorang tengah mengoleskan sesuatu yang lengket di tubuhnya. Sesekali ia bergerak karena rasa perih, kaisar Xian juga merasakan pergerakan ini dan bertanya, “Apakah sakit?”
Permaisuri Xianmu mengeluarkan suara, “Sedikit.”
Dengan lembut kaisar Xian mulai menerapkan salep itu dan kemudian meniup luka itu agar permaisuri Xianmu tidak merasakan rasa perih. Permaisuri Xianmu merasakan napas kaisar Xian di punggungnya, namun ia hanya diam. Tapi kaisar Xian sudah terbawa suasana, selama pernikahannya dengan permaisuri Xianmu, mereka sama sekali belum melakukan ritual pernikahan yang sesungguhnya. Di tambah dengan rasa rindu yang kian menggebu, kaisar Xian benar-benar tidak bisa mengendalikan dirinya. Melihat tubuh permaisuri Xianmu yang indah itu, hasrat muncul di hatinya. Kaisar Xian mendekatkan wajahnya dan mencium leher bagian belakang permaisuri Xianmu.
“Kaisar, anda..” permaisuri Xianmu terkejut dengan hal itu.
“Bolehkah aku? Aku benar-benar merindukan permaisuri.” Bisik kaisar Xian.
Di dalam hukum kekaisaran, permaisuri tidak boleh menolak segala jenis sentuhan dari kaisar. Tapi permaisuri Xianmu sama sekali tidak memikirkan hal itu, perasaannya sama dengan perasaan kaisar Xian. Jadi dia tidak punya alasan apapun untuk menolak. Karena kaisar Xian tidak mendengar jawaban apapun dari permaisuri, dia hanya menganggap itu sebagai persetujuan. Perlahan kaisar Xian mendekatkan wajahnya ke wajah permaisuri, begitu kedua bibir itu akan bertemu, suara dari luar pintu terdengar, “Yang mulia, tuan muda Chu memiliki sesuatu untuk di katakan.”
Kaisar Xian menatap ke arah pintu dengan perasaan jengkel. Sementara permaisuri Xianmu cekikikan ketika melihat ekspresi kaisar Xian. Kaisar Xian kembali merapikan baju permaisuri Xianmu dan berbicara dengan nada tidak senang, “Biarkan bocah tengik itu masuk.”
Chu Fei Yang si perusak suasana masuk dengan wajah tanpa dosa. Senyumannya secerah bulan di tengah kegelapan, tapi senyuman itu seketika memudar begitu tatapan membunuh kaisar Xian menusuk matanya. Dia hanya tersenyum canggung, “Ahehehhe, ini..”
Kaisar Xian berdiri dan menarik Chu Fei Yang, lengan kaisar Xian membelenggu leher Chu fei Yang, “Cepat katakan.!”
Chu Fei Yang kesusahan bernapas, tapi dia masih bisa tertawa meledek, “Aiya, yang mulia kaisar dan permaisuri sepertinya sudah tidak bisa menahannya lagi. Tapi hamba akan memberi tau sesuatu. Kalian tidak boleh menghabiskan malam bersama sampai permaisuri Xianmu benar-benar sembuh. Tubuh permaisuri Xianmu begitu lemah, hamba takut itu akan mempengaruhi kesehatannya.”
Tawa canggung mengakhiri pidato Chu Fei Yang itu, kaisar Xian akhirnya melepaskan cengkeramannya dari leher Chu Fei Yang. Chu Fei Yang segera di usir begitu ia selesai berbicara. Sementara itu kaisar Xian berusaha untuk menyembunyikan rasa kecewanya agar permaisuri tidak bisa membacanya. Kaisar Xian mendekat ke arah permaisuri dan memperbaiki pakaian permaisuri yang sedikit terbuka, “Beristirahatlah, aku tidak akan mengganggu permaisuri.”
Permaisuri Xianmu menyadari kekecewaan yang tampak dari ucapan kaisar Xian itu. Dia berusaha menebusnya dengan kecupan manis di bibir kaisar Xian. Hal itu membuat kaisar Xian memerah, “Permaisuri kau…”
Permaisuri Xianmu malu-malu saat berkata, “Itu adalah hadiah untuk kaisar. Aku akan memberi kaisar hal lain jika aku sudah sembuh.”
Kaisar Xian keluar dari istana Fenghuang dengan wajah gembira. Di depan pintu, Si Zhui sedang menunggunya, tak lupa pula Chu Fei Yang tengah tertawa meledek saat melihat kaisar Xian keluar. Kaisar Xian menatap adik sepupunya itu dengan wajah bahagia, “Aiya, Fei Fei, kau masih di sini?”
Chu Fei Yang tidak mengharapkan ekspresi seperti ini akan muncul dari wajah kaisar. Dia padahal sudah mempersiapkan dirinya untuk menerima hukuman dari kaisar Xian karena telah berani merusak malam indahnya bersama permaisuri.
“Kaisar, apakah anda tidak akan menghukumku?” tanya Chu Fei Yang.
“Ah, tentu saja tidak. Fei Fei kita ini sudah sangat berjasa pada permaisuri. Jadi aku akan memberikannya hadiah.” Ujar kaisar Xian.
Wajah Chu Fei Yang penuh kebahagiaan saat ia berkata, “Kaisar memang baik, ngomong-ngomong hadiah apa yang akan kaisar berikan?”
Kaisar Xian menatap Si Zhui dan mereka tersenyum. Kaisar Xian menepuk bahu Chu Fei Yang, “Kau harus melakukan pengobatan gratis di salah satu panti asuhan di Chang’an besok.”
Chu Fei Yang ingin menampar dahinya, alisnya berkerut, “Yang mulia, ini bukanlah hadiah tapi ini adalah hukuman. Aku bahkan sudah menyalin kitab Buddha sebanyak 100 kali, apa itu tidak cukup?”
Kaisar Xian, “Bukankah kau menyukai dunia medis? Pergilah besok pagi, sebelum matahari terbit, Si Zhui akan menjemputmu. Ah, jangan lupa untuk membawa kita Buddha itu untuk di sumbangkan ke kuil.”
Kaisar Xian berlalu meninggalkan Chu Fei Yang yang masih di liputi rasa jengkel. Ia menendang batu dengan sepatu bootsnya sembari berkata, “Apa aku berhutang padanya di kehidupan sebelumnya?”